Selasa, 25 Maret 2008

Kedudukan Wanita dalam Islam

Assalamu'alaikum,,,,
Berkaitan masalah Gender yang saat ini sedang bombastis diperbincangkan,,saya mau tanya,,
Sebenarnya bagaimana kedudukan wanita / akhwat dalam ISLAM itu?
Syukron Katsiro b4 atas jawabannya

ZOEL

Jawaban:

Assalamu alaikum wr.wb.


Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.


Persoalan gender memang merupakan salah sdatu persoalan yang diangkat oleh para musuh islam dan murid-muridnya untuk menyerang ajaran Islam. Disebutkan bahwa islam sangat merendahkan harkat wanita. Namun, kalau kita mau menelaah secara cermat dan adil kedudukan wanita dalam Islam justru sangat mulia.

Yang seharusnya menjadi landasan kita dalam membicarakan kedudukan wanita adalah: (1) Sikap tsiqoh dan husnuzzon kepada Allah SWT yang Maha Adil-Nya. (2) Tidak melihat kedudukan melihat kedudukan wanita dari opini yang dibuat orang; tetapi (3) berusaha memahami wanita sebagai seorang wanita, bukan sebagai laki-laki.


Dewasa ini banyak sekali orang yang ketika membaca ayat Al-Quran, sejak awal sudah apriori dan kurang percaya pada isinya. Sehingga apapun yang dibaca, pemahahaman yang didapat umumnya kurang objektif. Karena itu, banyak sekali tasykik yang dilancarkan oleh mereka yang membenci al-quran dimana mereka sangat hafal potongan-potongan ayat yang mudah dijadikan sumber masalah. Entah masalah ketidak-adilan terhadap wanita, tentang poligami, tentang jihad, tentang hukum Islam yang kejam, tentang diakuinya perbudakan dan seterusnya.

Kedua, opini yang sedang gencar disosialisasikan adalah bahwa Islam itu kuno, ortodox, konvesnional, ketinggalan zaman, tidak adil, menindas wanita, bermasalah dengan jender dan seterusnya. Secara tidak sadar, kampanye sekuler seperti ini telah masuk ke alam bawah sadar umat Islam. Karena itu dengan mudah terbawa oleh opini yang diciptakan.

Ketiga, wanita itu adalah makhluk yang memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki laki-laki. Dia adalah salah satu wujud ke-Maha Sempurnaan Allah dalam ciptaan-Nya. Jadi pahamilah wanita sesuai dengan keistimewaan yang dimilikinya. Ini yang selama ini belum tergali oleh ilmu-ilmu humanisme Barat.

Oleh Barat, wanita tidak pernah dikenali sebagai wanita. Sebaliknya wanita dipaksa untuk menjadi makhluq selain dirinya, yaitu dipaksa secara sistem untuk menjadi laki-laki, suka atau tidak suka. Karena pemaksaan yang salah kaprah ini, maka selamanya ‘perjuangan persamaan derajat’ atau apapun namanya tidak akan ada finishnya. Ibarat memaksa burung untuk hidup di dalam air. Padahal burung adalah salah satu makhluk Allah yang telah diciptakan khusus hidup di udara beterbangan kesana kesini menghidup udara segar. Memaksa burung agar memiliki sirip dan insang biar bisa hidup di bawah permukaan air adalah kekonyolan yang tak ada habisnya.

Memaksa wanita agar seperti laki-laki lebih konyol lagi. Perhatikan wujud pisik seorang wanita. Begitu banyak perbedaan organ tubuhnya, faalnya, alat reproduksinya, ukurannya dan seterusnya.

Perbedaan ini akan semakin kentara bila kita mendalami yang lebih jauh dari itu yaitu kejiwaan dan kepribadiannya. Sungguh aneh manusia yang mengaku modern ini yang tidak bisa melihat perbedaan yang sangat jauh antar wanita dan laki-laki dari segi kejiwaannya.

Maka wajar bila dalam memberi perintah syariah, Allah tidak menyamakan wanita 100% dengan laki-laki. Karena keduanya memang berbeda. Dan perbedaan itu bukan merendahkannya tetapi sebaliknya, wanita dalam pandangan Islam adalah makhluk Allah yang eksis sebagai wanita dengan segala keistimewaan yang dimiliki yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Begitu banyak kelebihan yang dimiliki wanita yang tidak dimiliki oleh laki-laki meski laki-laki berusaha mati-matian untuk memiliki kelebihan yang dimiliki wanita. Toh, dia tidak akan pernah memilikinya.

Karena itulah Islam sangat menghargai wanita sebagai wanita sebagaimana Islam menghargai laki-laki sebagai laki-laki. Sedangkan bila orang berkata bahwa Islam merendahkan wanita, kita balik bertanya,”siapa yang merendahkan? “.

Bukankah barat sendiri yang telah memaksakan kehendak dan ingin merubah wanita menjadi laki-laki dalam pekerjaan, tugas, fungsi, prilaku dan seterunya. Justru barat sendiri yang menjadikan wanita sebagai komoditi yang harganya tidak lebih dari materi. Bukan sosk jiwa yang sempurna.

Wallahu a‘lam bis-shawab.

Tidak ada komentar: