Kamis, 08 Januari 2009

Bila Suami Tak Mau Berbagi

Betapa resah hati seorang istri, ketika melihat suaminya tiba-tiba bermuram hati, kehilangan semangat, dan uring-uringan. Ketika ditanya, "ada apa", tak ada penjelasan yang keluar dari lisannya. Sungguh membingungkan.

HADAPI DENGAN TENANG

Jika kebetulan Anda memiliki suami yang berkepribadian introvert atau tertutup, mungkin Anda akan sering mengalami hal seperti di atas. Resah, karena melihat suami gundah, dan Anda tak tahu penyebabnya. Untuk menghadapi suami dalam kondisi seperti itu, hal utama yang harus Anda miliki adalah ketenangan. Meskipun dalam hati Anda ikut resah dan bingung, namun tetaplah berusaha untuk bersikap tenang di hadapan suami. Hadapi dia dengan muka yang cerah, serta tutur kata yang santun dan lemah lembut. Hal itu akan membuatnya lebih nyaman. Bila ia melihat Anda tampak bersungut-sungut dan malah sewot, tentu hal itu akan menambah kegusarannya, dan berpengaruh buruk terhadap emosinya.


Kalau Anda sudah mengetahui dia bertipe introvert, maka jangan terburu-buru untuk menanyakan apa masalahnya. Dalam keadaan suntuk, dia lebih suka memendam sendiri masalah yang dihadapinya. Sebaiknya, Anda berusaha menghiburnya dengan berusaha menciptakan suasana riang dan nyaman di rumah. Misalnya dengan mengajak suami dan anak-anak minum teh hangat bersama-sama, sambil menikmati camilan kesukaan mereka. Dalam kesempatan tersebut, Anda bisa bercerita masalah-masalah ringan sehari-hari, misalnya tentang perkembangan si kecil atau kelucuan dan kepintarannya pada hari itu. Setidaknya, Anda bisa membuatnya rileks sejenak untuk melupakan masalahnya.

PANCING PEMBICARAAN

Bila kadar kegelisahan suami mulai menurun, Anda pun bisa mulai mengajaknya bicara dari hati ke hati. Tapi, akan lebih baik, jika Anda tidak menanyakan masalahnya secara langsung. Anda bisa memancing pembicaraan menuju ke arah yang Anda kehendaki, namun usahakan jangan sampai menyinggung perasaannya.
Carilah waktu yang tepat untuk hal itu. Misalnya, di saat istirahat, tawarkan padanya untuk Anda pijat badannya. Sambil memijat, coba tanyakan kesehatannya, misalnya, "Pusing ya Mas? Sepertinya Mas lagi nggak sehat hari ini."
Pertanyaan seperti di atas, bisa memancing suami menceritakan masalah yang dihadapinya. Misalnya suami akan menjawab, "Iya nih pusing. Lagi ada masalah di kantor." Nah, jika suami menjawab demikian, Anda bisa melanjutkan dengan pertanyaan, "Memangnya ada masalah apa di kantor?" Dalam kesempatan itu, mungkin suami akan mau menjelaskan masalahnya. Namun, jika ia belum mau menjelaskannya, maka sebaiknya Anda bersabar. Tak perlu memaksanya, jika ia memang masih ingin menyimpannya sendiri.

BERBAGI: BUKAN MEMBEBANI, TAPI MENGHARGAI

Dalam hidup berumah tangga, sangat perlu dibangun hubungan keakraban antara suami istri. Rumah tangga akan lebih harmonis, bila di antara suami istri bisa menempatkan diri sebagai kekasih sekaligus sahabat bagi pasangannya.
Nah, untuk membangun hubungan keakraban itu, sering-seringlah mengobrol dengan suami, mulai dari hal-hal yang ringan hingga masalah serius. Jika suami enggan memulai, maka istri harus berusaha memulai pembicaraan.
Sekali waktu, ajaklah suami berduaan untuk berbicara dari hati ke hati. Jelaskan padanya tentang pentingnya keterbukaan dalam rumah tangga. Yakinkan dia, bahwa Anda sangat mencintainya, dan ingin melihatnya bahagia. Yakinkan juga, bahwa Anda siap menjadi sahabatnya, untuk berbagi dalam suka dan duka. Anda pun siap menjadi pendengar yang baik untuk setiap keluh kesahnya.
Jelaskan juga pada suami, bahwa berbagi keresahan dengan pasangan bukanlah suatu hal yang membebani. Akan tetapi, seorang istri justru akan merasa lebih dihargai, bila suaminya mau berbagi tentang masalah yang dihadapinya. Keuntungan bila suami mau berbagi di antaranya: suami akan berkurang bebannya, istri merasa lebih dihargai, dan mungkin juga istri bisa menyarankan solusi atau nasihat yang baik untuk menyikapi masalah tersebut.

RASULULLAH shallallahu ‘alaihi wa sallam PUN BERBAGI

Wahai para suami, apa yang menghalangimu untuk berbagi dengan istrimu? Ingatlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, contoh terbaik untuk umat ini. Beliau pun suka berbagi dengan istrinya, bila menghadapi masalah.
Dahulu ketika mendapatkan wahyu pertama kali, beliau merasa sangat resah dan gundah, dan beliau pun menceritakan masalahnya pada istri tercinta (Khadijah radhiyallahu 'anha). Akhirnya sang istri pun berhasil menghibur dan menenangkannya.
Demikian pula ketika para sahabatnya kecewa dengan keputusannya dalam perjanjian Hudaibiyah, ia pun berbagi dengan istrinya, yang akhirnya menyarankan agar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar sambil menyembelih kurban dan mencukur rambutnya, hingga para sahabat pun mengikutinya.
Jika demikian, yakinlah hai para suami, memang tak ada salahnya jika engkau mau berbagi dengan belahan jiwamu....

Tidak ada komentar: