tag:blogger.com,1999:blog-5860270473165368302024-03-14T02:55:14.282+07:00DUNIA KELUARGAYAKINLAH KITA BISA .. KARENA ALLAH BERSAMA KITAcatur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.comBlogger73125tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-53112766296159610082009-11-03T11:00:00.002+07:002009-11-03T11:03:14.075+07:00Ayah Dengarkanlah......<span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNR-t-0ABBNUmhFBdrRHW-NkxSn_gdWG-zxQz-UWWms78IP0SI_Q9lke3YI7tmjqpRDnl0fj9t8bokFVWkQf93Hyi6C3sgbmUHoSJ2eqGI0P9-3NA1beGBX49aQsOgZVu4N1mafexjDvGP/s1600-h/DUP02696.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 202px; height: 198px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNR-t-0ABBNUmhFBdrRHW-NkxSn_gdWG-zxQz-UWWms78IP0SI_Q9lke3YI7tmjqpRDnl0fj9t8bokFVWkQf93Hyi6C3sgbmUHoSJ2eqGI0P9-3NA1beGBX49aQsOgZVu4N1mafexjDvGP/s400/DUP02696.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399722705098422834" border="0" /></a></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Di antara hal yang tidak diragukan lagi karena memang terjadi adalah bahwa setiap ayah mendambakan anak sebagai buah hati bisa sukses dan berhasil dalam pendidikan dan sekolahnya serta kehidupannya. Karenanya, ayah senantiasa berdo’a kepada Allah agar memberikan kemudahan dan keteguhan bagi anak tercinta. Ayah menjanjikan hadiah dan mengabulkan keinginan si buah hati jika lulus dalam ujian dan memberikan ancaman serta marah jika sampai gagal dalam ujian. Perasaan seperti ini memang merupakan fitrah manusia dan memang terjadi di antara kita.</span> <p><span style="font-size:100%;">Akan tetapi wahai Ayah yang penyayang, apakah perhatianmu kepada si buah hati berupa perhatian penuh terhadap sekolah, pendidikan, masa depan dan urusan dunianya itu -karena memang engkau sadar itu adalah kewajibanmu- sama seperti perhatianmu terhadap akhirat mereka? Apakah engkau benar-benar memikirkan dan mengkhawatirkan nasib mereka setelah mati seperti halnya perhatianmu akan kenyamanan dan kebahagiaan hidup mereka sewaktu di dunia? Inilah tanggung jawabmu wahai Ayah. Engkau curahkan semuanya untuk dunia yang fana sementara engkau abaikan akhirat yang kekal selamanya. Engkau sibuk memikirkan kehidupan mereka tapi engkau lupakan keadaan setelah matinya. Engkau bangun bagi mereka rumah dari tanah, batu dan bata di dunia tapi engkau haramkan mereka untuk mendapatkan rumah di akhirat yang indah bertatahkan intan permata.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Itulah keinginanmu! Itulah angan-anganmu! Semuanya tidak lebih dari agar anak-anakmu bisa jadi dokter, insinyur, pilot ataupun tentara. Ya Allah! Semuanya itu hanya cita-cita dunia…..! Engkau berusaha, bekerja membanting tulang dan bersungguh-sungguh hanya untuk dunianya… Mana usahamu untuk akhiratnya wahai Ayah……? Fenomena ini bukanlah sesuatu yang jarang terjadi, bahkan mayoritas manusia demikian adanya. Mereka begitu serius berusaha mempersiapkan segala sesuatunya untuk pendidikan fisik anak-anaknya. Tetapi mereka menelantarkan pendidikan hatinya yang padahal dengannyalah anak-anaknya bisa hidup dan bahagia atau sebaliknya binasa dan sengsara. Inilah kenyataan!</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Ayah! Mungkin engkau mengira bahwa ini hanyalah perkataan yang tiada beralasan. Tapi jika engkau ingin bukti maka simaklah wahai Ayah yang penyayang!</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Bayangkan atau anggap anakmu terlambat mengikuti ujian di sekolahnya. Apakah yang engkau rasakan wahai Ayah? Bukankah engkau akan berlomba dengan waktu mengantarkan anakmu agar bisa mengikuti ujian meskipun terlambat? Bahkan sebelumnya, bukankah engkau akan rela untuk tidur setengah mata agar bisa membangunkan si buah hati supaya tidak terlambat? Bukankah engkau akan melakukan segalanya agar anak tercinta yang menjadi kebanggaanmu bisa ikut ujian tepat waktu? Saya yakin jawabannya adalah Ya. Bukankah engkau melakukan semua itu wahai Ayah? Akuilah!!</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Sekarang, apakah perasaanmu itu sama atau akan muncul juga ketika anakmu terlambat shalat Shubuh? Apakah engkau akan berusaha agar anakmu shalat Shubuh tepat waktu? Saya hanya berprasangka baik bahwa engkau memang shalat Shubuh tepat waktu. Karena jika tidak, bagaimana mungkin engkau akan membangunkan anak-anakmu sementara engkau sendiri terlambat untuk itu?</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Kemudian, bukankah engkau setiap hari senantiasa bertanya kepada anakmu tentang sekolahnya? Apa yang dipelajari, apa yang dilakukan, jawaban apa yang diberikan ketika ujian dan berharap jawaban itu benar? Tetapi, apakah setiap hari engkau bertanya juga tentang urusan agamanya? Apakah engkau bertanya sudahkah dia shalat? Dengan siapa dia duduk dan bergaul? Tidakkah engkau bertanya apa yang dia lakukan ketika tidak di rumah, ta’at atau maksiat?</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Ayah, bukankah dadamu terasa sesak ketika tahu bahwa si buah hati salah dalam menjawab ujian? Bukankah engkau merasa terhimpit ketika tahu bahwa nilainya jauh di bawah sempurna bahkan rata-rata? Bukankah engkau merasa terpukul ketika tahu bahwa dia gagal dalam ujiannya? Akan tetapi, apakah dadamu juga terasa sesak, dadamu juga terasa terhimpit ketika tahu bahwa anakmu sangat minim dalam menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya terlebih sunah-sunahnya? Tidakkah ini cukup menjadi bukti bahwa engkau lebih dan hanya memperhatikan dunianya dan mengabaikan akhiratnya?</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Ayah, engkau mengira apabila anakmu tidak lulus ujian berarti kandas sudah cita-cita dan harapan yang ada. Engkau menyangka bahwa dalam hal itu tidak ada kesempata kedua terlebih ketiga. Ketahuilah wahai Ayah…, bahwa kegagalan yang hakiki…, kegagalan yang memang tidak ada lagi kesempatan kedua atau ketiga untuk memperbaiki, adalah masuknya mereka ke dalam neraka dengan api yang panas menyala-nyala. Tahukah engkau bahwa kegagalan yang hakiki adalah penyesalan dan kerugian yang disertai adzab yang pedih lagi menghinakan? Setelah ini akankah engkau masih beralasan bahwa kita sekarang hidup di dunia sehinga harus fokus memikirkannya? Kalau begitu kapankah engkau akan fokus memikirkan akhirat padahal di akhirat nanti tidak ada lagi amalan yang ada hanyalah pembalasan?</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Sungguh wahai Ayah jikalau demikian adanya -kita berlindung kepada Allah darinya- maka tidaklah bermanfaat kesuksesan yang diraih di dunia. Tidaklah bermanfaat ijazah, harta, istana yang megah, kedudukan dan kekuasaan kalau ternyata catatan amal perbuatan diberikan dari arah kirinya. Kemudian mereka akan berteriak:<br />“Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-sekali tidak memberikan manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaannku dariku.” (Al-Haqqah: 25-29)</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Ah…sungguh tidak bermanfaat kekuasaanku, ilmu duniaku, serta ijazahku. Semuanya telah hilang, semuanya lenyap…yang ada hanyalah kerugian dan kegagalan.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Tahukah engkau apakah kerugian itu? Tahukah engkau apakah kegagalan itu? Ya, di dunia kerugian dan kegagalan itu adalah jika anakmu tidak bisa menjadi dokter, atau insinyur atau pilot dan guru. Akan tetapi di akherat, yang ada hanyalah kebahagiaan atau kesengsaraan. Yang satu berarti surga yang lainnya berarti neraka. Akankah engkau rela membiarkan mereka mengalami kerugian dan kegagalan dalam arti kesengsaraan di dalam neraka?</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Saya tidak katakan tinggalkan anak-anakmu! Saya tidak katakan biarkan mereka jangan diajari masalah dunia! Tidak, demi Allah, saya tidak katakan demikian. Saya hanya katakan bahwa akherat lebih utama dan ditekankan untuk diperhatikan, lebih serius untuk diusahakan dan lebih bersunguh-sungguh untuk beramal meraih kebahagiaannya.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Wahai Ayah…! Siapakah di antaramu yang begitu bersemangat bersungguh-sungguh mendatangkan seorang pendidik untuk mengajarkan kepada anaknya Al-Qur’an dan menerangkan As-Sunnah? Sungguh sedikit sekali yang telah berbuat demikian. Alangkah baik kiranya kalau mereka tidak memfasilitasi anak-anaknya dengan sarana kerusakan. Akan tetapi kita lihat justru mereka dengan jeleknya pemikiran dan kurangnya perhitungan malah mendatangkan kejelekan bagi anak-anaknya dengan memfasilitasi dengan kendaraan-kendaraan, sopir pribadi, pembantu (pelayan) serta memenuhi rumahnya dengan barang-barang dan hal-hal yang diharamkan yang melalaikan dari dzikrullah dan ta’at kepada-Nya.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Siapakah di antara kalian wahai Ayah yang memberikan hadiah pada anaknya apabila hafal satu juz dari Al-Qur’anul Karim atau beberapa hadits dari hadits Nabi saw ? Sungguh sangat sedikit sekali yang demikian ini. Kita mohon kepada Allah agar memberkahi yang sedikit ini. Kita lihat sebagian manusia, mereka menjanjikan pada anaknya apabila lulus ujian akan diajak pesiar menyusuri pantai yang indah atau wisata ke mancanegara, apakah Eropa atau Amerika, serta mereka menjanjikan dibelikan mobil agar bebas mengukur jalan. Namun adakah di antara meraka yang menjanjikannya untuk diajak umrah atau haji dan mengunjungi masjid Nabi saw?</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Setelah semua itu, tahukah engkau wahai Ayah apakah buah dari hasil pendidikan seperti itu? Tahukah engkau apakah hasil dari pendidikan yang mengabaikan masalah akhirat tersebut? Hasilnya adalah Al-Qur’an berganti menjadi majalah, siwak berganti menjadi rokok dan lebih parah lagi mereka akan hidup tidak ubahnya binatang ternak. Tahukah engkau apa di antara yang membedakan kita dari binatang ternak? Kita diberikan fasilitas untuk mengerti bahwa dunia hanyalah sementara. Kita mengetahui bahwa ada kehidupan yang kekal selamanya. Maka selayaknyalah kita untuk berusaha menggapai kebahagiaan di<br />sana. Tetapi apabila tidak demikian maka tidaklah beda dengan binatang bahkan lebih sesat karena kita diberi fasilitas sedangkan mereka tidak. “Mereka seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 179)</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Di samping memperhatikan pekembangan fisik anak, kita juga harus memperhatikan pendidikan akal dan hati mereka. Kita harus memikirkan nasib mereka setelah matinya.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Langkah pertama untuk itu adalah kita perbaiki terlebih dahulu diri kita, karena dengan baiknya diri kita maka mereka akan ada di atas keteguhan dan kekokohan serta ada di dalam penjagaan Allah swt. Allah berfirman:”Ayah mereka berdua adalah orang yang shalih” (Al-Kahfi: 82)</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Kedua, kita jadikan bimbingan dan pengajaran Islam sebagai tujuan. Tidak ada halangan untuk belajar dan mempelajari ilmu-ilmu dunia akan tetapi tidak sebesar perhatiannya terhadap akhirat. Allah berfirman:”Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan nasib (bagian)mu dari (keni’matan) dunia.” (Al-Qashash: 77)</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Wahai Ayah! Maka takutlah engkau kepada Allah pada apa yang menjadi tanggunganmu karena engkau akan diminta pertanggujawabannya di hadapan Allah. Takutlah engkau kepada Allah bahwasanya Allah telah memberikan anak sebagai amanat kepadamu tapi engkau justru membukakan pintu-pintu kejelekan bagi mereka. Allah mengamanatimu tapi engkau malah menyibukkan mereka dengan film-film, sinetron-sinetron, perangkat-perangkat kekejian, majalah-majalah porno dan semisal dengan itu. Jika demikian adanya berarti engkau telah mengkhianati amanat yang dipikulkan kepadamu dan engkau telah menipu mereka yang menjadi tanggunganmu. Nabi saw bersabda:”Tidaklah seseorang diberi amanat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya (tanggungannya) kemudian dia mati dalam keadaan menipu mereka, melainkan Allah haramkan baginya surga.” (Bukhari Muslim)</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Ayah….! Jika engkau memang sayang pada buah hatimu, tidak ingin menipu mereka dan juga tidak ingin mengkhianati amanat yang dipikulkan di pundakmu, maka kemarilah! Kemarilah untuk sama-sama menyimak wasiat Luqman kepada anaknya. Wasiat seorang ayah yang yang sangat menyayangi anaknya dan menebusnya dengan sangat mahal dan berharga. Tahukan engkau apakah dia mewasiatinya dengan dunia? Apakah dia mewasiatinya dengan intan permata dan segala perhiasan kemewahan lainnya? Tidak, bahkan dia mewasiati anaknya dengan apa yang akan menjadikannya ada dalam kehidupan yang baik. Kehidupan yang akan menyelamatkannya dari adzab Allah yang pedih. Sungguh Allah telah mengabadikannya dalam Al-Qur’an. Pernahkah engkau mendapatinya? Tahukah engkau apakah wasiatnya itu?</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Adalah Luqman Al-Hakim dengan kasih sayang yang begitu besar kepada anaknya, dia berwasiat agar jangan berbuat syirik, yakni menyekutukan Allah swt. “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, waktu dia memberikan nasihat kepadanya: ‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah sebesar-besar kezhaliman.” (Luqman: 13)<br />Ya… adakah kezhaliman yang lebih besar dari syirik? Itulah apa yang dikhawatirkan Luqman pada anaknya sehingga mewasiati agar jangan sampai terjatuh ke dalamnya. Adakah engkau pernah menyampaikan ini pada anakmu?</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Kemudian, beliau dengan segenap kasih sayangnya menunjukkan pada anaknya apa yang akan menyelamatkan anaknya dari adzab Allah yaitu dengan menghadap kepada-Nya melalui shalat, memerintahkan yang ma’ruf serta mencegah dari yang munkar. Adakah engkau demikian wahai ayah? Saya berharap engkau sudah memenuhi semuanya sehingga hanya tinggal menyampaikannya kepada anakmu. Karena jika tenyata engkaupun belum demikian…maka ini adalah mushibah dari sebenar-benar mushibah, dan kita berlindung darinya.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Setelah itu, Luqman mewasiati anaknya agar berhias dengan akhlaq yang mulia yang akan mengangkat jiwanya dan akan tinggi derajatnya. Janganlah sombong dan menghina sesama. Sederhanalah dalam berjalan dan lunakkanlah suara dalam pembicaraan. “Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Luqman: 19)</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Inilah wahai Ayah, sejumlah wasiat dari ayah yang begitu sangat menyayangi dan mendambakan kebahagian bagi si buah hati. Pernahkah engkau menyampaikannya pada anakmu, sebagiannya atau bahkan seluruhnya..?!</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Ada fenomena yang sangat kita sesali dan kita keluhkan semuanya kepada Allah, yakni sebagian ayah berusaha mematahkan semangat anaknya dan menghalangi kesungguhannya ketika melihat bahwa Allah telah memberikan hidayah kepadanya untuk mendalami dan mengamalkan ilmu agama. Bahkan di antara mereka ada yang sampai menghasut dan menakut-nakuti serta menebar was-was. Mereka mengatakan bahwa belajar agama hanya akan mengikat kebebasan jiwa. Mereka juga mencela dan juga memperolok-oloknya, sehingga tidak tahu lagi apakah yang dicela itu adalah orangnya atau agama yang dibawanya. Ketika didapati anaknya memanjangkan janggut maka dikatakan seperti kambing. Ketika anaknya berusaha mengenakan pakaian di atas mata kaki maka dikatakan takut cacing dan lain sebagainya. Maka apakah ini perlakuannmu terhadap apa yang menjadi amanatmu? Apakah ini yang engkau nasihatkan kepada mereka?</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Takutlah engkau kepada Allah! Takutlah bahwasanya Allah sentiasa mengawasi bagaimana engkau mendidik mereka. Ajarilah mereka apa yang bermanfaat baginya dari urusan agama dan dunianya. “Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan sendau gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidaklah kamu memahaminya!”(Al-An’am:32)</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Ayah….! Engkau telah menyiapkan anakmu untuk menghadapi ujian dunia. Maka takutlah kepada Allah dan ketahuilah olehmu serta beritahukanlah kepada anak-anakmu bahwa barang dagangan Allah (surga) jauh lebih berharga dan lebih mahal dari perhiasan dunia. Dan ajarkanlah serta beritahukanlah mereka bahwa kesuksesan yang hakiki ada pada membatasi diri pada apa yang Allah ridlai. Beritahukanlah kepada mereka dan ketahui olehmu juga bahwa kebahagiaan yang hakiki ada pada taqwa dan ta’at kepada Allah.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Serta ketahuilah olehmu bahwa kaki seorang hamba tidak akan bergeser sejengkalpun dari posisinya pada hari kiamat dan akan diadukan kezhalimannya oleh orang yang pernah dizhaliminya. Anak akan senang bisa mendapatkan ayahnya untuk mengadukan kezhaliman yang pernah dilakukannya, demikian juga istrinya. Pada hari kiamat nanti anak-anak akan membantah dan menyalahkan ayah-ayah mereka dengan berkata: “Wahai Rabb kami, ambil lah hak kami pada ayah kami yang zhalim ini. Dia telah menyebabkan kami tidak melakukan apa yang Engkau ridlai. Dialah yang telah mendidik kami tidak ubahnya binatang ternak. Dialah yang mendatangkan berbagai hal yang membinasakan dan tidaklah ada satu kerusakan melainkan didatangkannya ke hadapan kami.” Maka apakah yang nanti akan engkau katakan untuk menjawab semuanya itu wahai Ayah yang penyayang, yang begitu “sayang”nya sehingga menjerumuskan anaknya pada kebinasaan? Bahkan pada akhirnya nanti sama-sama ada dalam kebinasaan.<br />“Yaitu pada hari dimana tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Asy-Syu’araa’: 88-89)</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Maka di manakah hartamu? Di manakah anak yang engkau banggakan itu? Mereka justru menyalahkanmu dan menyeretmu untuk ikut merasakan panas neraka karena engkaulah yang punya andil besar untuk itu.<br />Kita berlindung kepada Allah dari semua itu dan memohon agar Allah menunjukkan kita kepada kebaikan dan memberikan kekuatan dan kemudahan untuk menempuhnya serta dimatikan di atasnya, serta kita memohon kepada-Nya agar menyelamatkan kita, keluarga serta anak keturunan kita dari adzab-Nya yang pedih. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Terakhir wahai Ayah! Bertaqwalah engkau kepada Allah. Takutlah Engkau kepada-Nya pada apa yang engkau lakukan untuk anakmu. Perbaikilah pendidikan mereka! Jagalah mereka dari segala kerusakan dan kealpaan dalam segala kebaikan. Lakukanlah sejak sekarang selama mereka masih ada di hadapan kalian. Selama kalian masih bisa bersungguh-sungguh mengusahakan. Lakukanlah segera sebelum kalian hanya bisa melakukan celaan dan penyesalan yaitu pada hari dimana tidak akan bermanfaat lagi celaan dan penyesalan. Dan Allah lah tempat kita meminta perlidungan dan pertolongan.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allah lah pahala yang besar.” (At-Thagaabun: 15)</span></p> <p><span style="font-size:100%;">“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)</span></p> <p><span style="font-size:100%;"><em>*Ditulis oleh salah seorang ikhwan -semoga Allah membalasnya dengan surga Firdaus-</em><strong><em><span style=";font-family:Verdana;" >(Kontributor : </span></em></strong><strong><em><span style=";font-family:Verdana;" >Umar Munawwir, 2002-08-07, <span>Copyleft © 2001-2002 Perpustakaan Islam.Com) <span> </span></span></span></em></strong></span><span style="font-family:Times New Roman;font-size:100%;"><br /></span></p>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-17136886200605205522009-11-03T10:52:00.001+07:002009-11-03T10:59:17.838+07:00Hadiah Perkawinan Untuk Sahabatku<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0gfkYVvcspD1QC36UE6sZszCO1Q4O1SXwwBMkZwWWgNF5DrmbRxfEzy3UpuOpQA4tKvtd8C96ndPxnWEoPRp7yOFm8dVD6TbbcxLmrHkC40v_pnaeaIjZbRJ4DFuwg8jS-82RS_JWaQ0P/s1600-h/DUP02741.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 186px; height: 177px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0gfkYVvcspD1QC36UE6sZszCO1Q4O1SXwwBMkZwWWgNF5DrmbRxfEzy3UpuOpQA4tKvtd8C96ndPxnWEoPRp7yOFm8dVD6TbbcxLmrHkC40v_pnaeaIjZbRJ4DFuwg8jS-82RS_JWaQ0P/s400/DUP02741.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399721896943912018" border="0" /></a> <strong>Hadiah Perkawinan Untuk Sahabatku</strong><br /><div class="entry"><div class="snap_preview"><p>oleh : <em>al-Ustadz Abu Abdirrahman bin Thayib, Lc.</em></p> <p>Kepada Seseorang Yang Memimpikan …. ….</p> <p>Kepada Seseorang Yang Merindukan …. ….</p> <p>Inilah Untaian Kata-Kata Indah …. ….</p> <p>Sebagai Hadiah Saudaraku Yang Kan Menikah</p> <p>Nikah, sebuah kata indah nan mempesona. Dialah harapan setiap insan manusia terutama kawula muda. Dengan menikah hidupkan semakin indah dan berharga, dan terjalin cinta kasih diatas ikatan suci. Alangkah indahnya pernikahan, alangkah bahagianya mereka yang menikah, hingga pena ini rasanya tak sanggup untuk mengungkapkan dan mengukir keindahan itu diatas kertas. Tidak ada yang lebih bisa menggambarkan keindahan pernikahan ini selain Yang Maha Pencipta lagi Maha Kuasa<br /><span id="more-15"></span><br />yang telah berfirman :</p> <p align="right">وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ</p> <p>“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS.Ar-Ruum : 21).</p> <p>Nikah bukan hanya sekedar mewujudkan fitroh manusia yang selalu mendambakan pendamping dalam hidup ini, tapi lebih dari itu nikah adalah ibadah yang diperintahkan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya :</p> <p align="right">فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ</p> <p>“maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.” (QS.An-Nisaa’ : 3)</p> <p>dan dalam firman-Nya :</p> <p align="right">وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ</p> <p>“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS.An-Nuur : 32).</p> <p>Nikah juga merupakan perwujudan dari sabda Rasul Shallallahu ‘alaihi wa salam :</p> <p align="right">يَا مَعشَرَ الشَبَابِ مَن استَطاعَ مِنكُم البَاءَة فَليَتَزَوَّج فَإِنَّه أَغَضُّ لَلبَصَرِ وأَحصَنُ لِلفَرجِ وَمَن لَم يَستَطِع فَعَلَيهِ بِالصَومِ فَإِنَّه لَهُ وِجَاءٌ</p> <p>“Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian telah mampu untuk menikah maka menikahlah, karena dengan menikah (engkau) lebih dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa adalah perisai baginya” (HR.Bukhori dan Muslim).</p> <p>Menikah dapat bernilai ibadah jika diniatkan ikhlas karena Allah dan untuk menjaga diri dari fitnah syahwat, khususnya dizaman sekarang ini, dimana pornografi dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang memenuhi setiap sudut jalanan, menggoda dan membangkitkan nafsu syahwat anak adam. Terkadang ada sebagian yang sudah berjilbab (memakai kerudung) tapi masih memakai pakaian dan celana jeans yang ketat yang menggoda para pemuda, maka takutlah wahai kaum muslimah dari sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam :</p> <p align="right">صِنفَانِ مِن أَهلِ النَارِ لَم أَرَهُمَا , قَومٌ مَعَهُم سِيَاطٌ كَأَذنَابِ البَقَر يَضرِبُون بِهَا النَاسَ , وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ , مُمِيلاتُ مائِلاتُ , رُؤُوسُهُنَّ كَأَسنِمَةِ البُختِ المَائِلَة , لا يَدخُلنَ الجَنّة , وَلا يَجِدنَ رِيحَها , وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِن مَسِيرَةِ كَذَا و َكَذَا</p> <p>“Dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihat keduanya, 1. Sekelompok orang yang memegang cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya 2. Perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak lenggok menjerumuskan (manusia kejurang kenistaan-pent), rambutnya seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal bau surga tercium pada jarak demikian dan demikian” (HR.Muslim).</p> <p>Imam Nawawi rahimahullahu menjelaskan arti ‘berpakaian tapi telanjang’ dengan ucapan beliau : (Mereka menutup sebagian badannya dan membuka sebagian yang lainnya dalam rangka memamerkan (keindahan) tubuhnya. Bisa juga maknanya adalah dia memakai pakaian yang tipis dan menerawang hingga terlihat warna kulit tubuhnya) (Syarah Shohih Muslim 14/336).</p> <p>Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda :</p> <p align="right">َاتَّقُوا الدُنيَا واتَّقُوا النِسَاءَ فَإِنَّ فِتنَةَ بَنِي إِسرَائيل كانت في النساء</p> <p>“Berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan berhati-hatilah kalian terhadap wanita, karena fitnah pertama kali yang menimpa Bani israil adalah wanita“ (HR.Muslim)</p> <p>Dan bagi mereka yang ingin menikah, hendaknya memilih calon istri yang sholehah, yang mengerti ilmu agama dan taat menjalankan ibadah, agar dia dapat hidup berbahagia didunia dan diakherat bersamanya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :</p> <p align="right">تُنكَحُ المَرأَةُ لأَربَعٍ لِمَالِهَا وَحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَدِينِهَا فَاظفَر بِذَات الدِينِ تَرِبَت يَدَاكَ</p> <p>“Perempuan itu dinikahi karena 4 hal : karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka carilah yang agamanya baik maka engkau akan beruntung “ (HR.Bukhori dan Muslim).</p> <p>Beliau juga bersabda :</p> <p align="right">الدُنيَا كُلُّهَا مَتَاعٌ وَخَيرُ مَتَاعِ الدُنيَا المَرأَةُ الصَالِحَةُ</p> <p>“Dunia ini semuanya adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholehah“ (HR.Muslim).</p> <p>Terlebih lagi istri adalah pendidik anak-anak kita, kalau dia baik agamanya maka –insya Allah- akan baik generasi islam ini, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair :</p> <p align="right">الأُمُّ مَدرَسَة إِذَا أَعدَدتَهَا أَعدَدتَ شَعبًا طَيبَ الأَعرَاق</p> <p>Ibu adalah sekolah, jika engkau menyiapkannya<br />Berarti engkau telah menyiapkan generasi yang baik dan tangguh</p> <p>Dan islam memberikan kesempatan bagi siapa saja yang ingin menikahi seorang perempuan untuk melihatnya terlebih dahulu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Apabila seseorang sudah ada keinginan untuk melamar seorang perempuan maka dibolehkan baginya untuk melihatnya“ (Ash-Shohihah 98).</p> <p>Tapi islam melarang kaum muslimin dari jalan-jalan syaitan dan dari jembatan menuju perzinaan yang diistilahkan dengan pacaran sebelum pernikahan. Allah ta’ala berfirman :</p> <p align="right">وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا</p> <p>“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS.Al-Isro’ : 32).</p> <p>Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Tidaklah seorang lelaki bersepi-sepian (berduaan) dengan seorang perempuan melainkan setan yang ketiganya“ (HSR.Tirmidzi).</p> <p>Kemudian bagi mereka yang telah mengikrarkan akad nikah untuk membangun sebuah rumah tangga, hendaknya mengokohkan bangunan rumah tangganya tersebut dengan hal-hal berikut ini :</p> <p><strong>1- Iman dan taqwa kepada Allah ta’ala</strong></p> <p>Allahlah dzat yang mengikatkan tali cinta kasih antara dua sejoli. Allah ta’ala berfirman :</p> <p align="right">وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ</p> <p>“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.Al-Anfal : 62).</p> <p>Hati terkadang cinta dan terkadang benci, karena memang hati manusia ada diantara dua jemari Allah ta’ala, Dialah yang membolak-balik kan hati ini. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :</p> <p align="right">إِنَّّ قُلُوبَ بَنِي آدَم كُلُّهَا بَينَ أُصبُعَينِ مِن أَصَابِعِ الرَحمَنِ كَقَلبٍ وَاحِدٍ يَصرِفُهُ حَيثُ شَاءَ</p> <p>“Sesungguhnya hati anak Adam semuanya ada diantara dua jemari dari jemari-jemari Allah seperti satu hati, Dialah yang mengaturnya sesuai dengan kehendak-Nya” (HR.Muslim)</p> <p>Oleh karena itu, hendaknya suami-istri mempererat hubungannya dengan Allah ta’ala dengan memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Terlebih lagi, bahtera rumah tangga tidak semulus yang dikira, badai dan gelombang, duri dan kerikil-kerikil tajam kan selalu menghadang. Selama manusia hidup didunia ini tak ada yang kekal abadi, semuanya kan silih berganti bak malam dan siang hari. Kebahagiaan dan kesengsaran, kesenangan dan kesedihan, suka dan duka, menangis dan tertawa bak dua sejoli yang tak kan terpisah selama manusia hidup di dunia ini. Allah ta’ala berfirman :</p> <p align="right">وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ</p> <p>” Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia“ (QS.Ali Imron :140).</p> <p>Seorang penyair berkata :</p> <p align="center">لِكُلِّ شَىءٍ إذَا مَاتَمَّ نُقصَانُ فَلا يُغَرَّ بِطِيبِ العَيشِ إِنسَانُ<br />هِيَ الأُمُورُ كَمَا شَاهَدَتهَا دُوَلٌ مَن سَرَّهُ زَمَنٌ سَاءَتهُ أَزمَانُ<br />وَهَذِهِ الدَارُ لا تَبقَى عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَدُومُ عَلَى حَالٍ لَها شَانُ</p> <p>Segala sesuatu apabila telah sampai kepada puncaknya dia akan turun<br />Oleh karena itu, janganlah manusia ini tertipu dengan keindahan dunia<br />Hal ini sebagaimana yang telah disaksikan oleh setiap bangsa<br />Barangsiapa yang hari ini senang, hari-hari berikutnya dia akan susah<br />Dunia ini tidak pernah kekal abadi bagi semua orang<br />Dan tidak akan tetap manusia ini pada satu keadaan</p> <p>Maka dari itu, bagaimanapun tingginya martabat seseorang pasti dia membutuhkan pertolongan Dzat Yang Maha Kuasa lagi Maha Mulia untuk menghilangkan musibah atau duka yang dialaminya. Dialah (Allah) satu-satunya yang dapat mendatangkan manfaat dan madhorot, yang dapat mengabulkan permohonan hamba-Nya jika dia memohon kepada-Nya, dan yang dapat menghilangkan kesulitan dan kesempitan hidup hamba-hamba-Nya. Allah ta’ala berfirman :</p> <p align="right">أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ</p> <p>“Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo`a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).” (QS.An-Naml : 62).</p> <p>Tidak ada satu makhluk pun yang bisa menghilangkan kesusahan atau madhorot yang menimpa manusia, baik dia itu seorang wali, sunan, tuan guru maupun seorang Nabi atau malaikat. Allah ta’ala berfirman :</p> <p align="right">قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ</p> <p>“Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfa`atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman” (QS.Al-A’roof : 188)</p> <p>Maka bertaqwalah -wahai manusia- kepada Allah pasti Dia akan selalu menolongmu. Allah ta’ala berfirman :</p> <p align="right">ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا(2)وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ</p> <p>“Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS.Ath-Tholaq : 2-3)</p> <p>Diantara bentuk ketakwaan suami istri dalam mempererat serta mengokohkan rumah tangga adalah dengan saling nasehat menasehati untuk menjalankan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam. Lihat dan renungkanlah betapa indah dan harmonisnya rumah tangga yang dibangun diatas Al-Qur’an dan sunnah serta metode para sahabat –rodhiyallahu anhum- yang telah digambarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam dalam haditsnya : “Allah merahmati seorang suami yang bangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu dia juga membangunkan istrinya hingga shalat. Jika istrinya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya. Dan Allah merahmati seorang istri yang bangun dimalam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu dia membangunkan suaminya hingga shalat. Jika suaminya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya“ (HR.Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah dan derajatnya hasan shohih).</p> <p>Sesungguhnya ikatan dan hubungan suami istri bukan hanya hubungan nafsu syahwat yang berakhir didunia ini. Tapi lebih dari itu, hubungan suami istri adalah hubungan ruh yang masih akan berlanjut sampai disurga kelak (jika memang keduanya beriman dan bertakwa kepada Allah). Allah ta’ala berfirman :</p> <p align="right">جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ</p> <p>“(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya” (QS.Ar-Ro’du : 23)</p> <p><strong>2- Muamalah yang baik antara suami istri</strong></p> <p>Sesungguhnya diantara hal-hal yang bisa menjaga kerukunan dan keharmonisan rumah tangga adalah muamalah yang baik antara suami istri. Dan hal tersebut tidak bisa terwujud melainkan dengan keduanya mengetahui hak dan kewajiban masing-masing. Dan yang perlu diketahui oleh suami dan istri bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini, setiap mereka punya kelebihan dan kekurangan. Adapun mencari pasangan yang sempurna maka ini hanya khayalan yang mustahil untuk digapai dan didapatkan.</p> <p><em>A- Tugas suami dalam menjaga keutuhan rumah tangga</em></p> <p>Seorang suami yang memiliki akal pikiran cemerlang dan baik akan selalu menerima kekurangan istrinya dengan lapang dada. Suami adalah pemimpin rumah tangga, dia hendaknya memiliki kesabaran yang lebih dibandingkan seorang istri. Dan hendaknya seorang suami mengetahui bahwa wanita itu lemah akal dan agamanya. Jika seorang istri selalu diminta untuk sempurna dalam segala hal, tidaklah mungkin dia bisa memenuhinya.</p> <p>Berlebihan dalam mendidik dan meminta kepada istri akan mengakibatkan kerentakan dalam rumah tangga. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Nasehatilah kaum wanita (para istri) dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan sebengkok-bengkoknya tulang rusuk adalah yang diatas. Jika engkau ingin meluruskannya maka bisa jadi engkau akan mematahkannya dan jika engkau biarkan mereka, mereka akan senantiasa dalam keadaan bengkok. Nasehatilah kaum wanita dengan baik“ (HR.Bukhori dan Muslim) Kebengkokan (banyaknya kelemahan dan kekurangan) seorang istri termasuk tabiat mereka, maka mereka harus diperlakukan dengan penuh kesabaran.</p> <p>Seorang suami tidak selayaknya untuk terus mengungkit-ungkit perasaan kesal dan sedih dalam rumah tangganya (istrinya). Tapi hendaknya dia memalingkan wajahnya dari aib-aib yang ada dalam diri istrinya dan mengingat kelebihan-kelebihan yang ada padanya. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :</p> <p align="right">لاَ يَفرَك مُؤمِنٌ مُؤمِنَةً إِن كَرِه مِنهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنهَا آخَرَ</p> <p>“Janganlah seorang mukmin (suami) membenci mukminah (istri). Jika dia membenci sebagian perangainya hendaklah dia ridho (ingat) kebaikan-kebaikannya yang lain” (HR.Muslim)</p> <p>Hendaknya seorang suami menasehati sang istri dengan penuh kelemah lembutan, dan tidak diperbolehkan untuk membiarkan istri dengan kelemahannya tersebut masuk kejurang kemaksiatan. Allah Ta’ala berfirman :</p> <p align="right">وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا</p> <p>“Dan bergaullah dengan mereka secara baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS.An-Nisa’ : 19)</p> <p>Bagaimana mungkin akan terwujud keluarga sakinah (tentram), mawaddah (kasih) dan rohmah (sayang) ? jika kepala rumah tangga berperangai kasar dan keras serta selalu sempit hati dan pandangannya, selalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, mudah marah dan sulit memaafkan, jika masuk rumah selalu berlagak sombong dan jika keluar rumah selalu berburuk sangka kepada istrinya.</p> <p>Kebahagiaan dan muamalah yang baik tidak bisa diwujudkan melainkan dengan sikap lemah lembut dan jauh dari prasangka-prasangka buruk yang tidak ada buktinya. Kecemburuan terkadang membawa seorang suami kepada buruk sangka dan mencari-cari kesalahan, sehingga bisa merusak kehidupan rumah tangganya. Allah ta’ala berfirman :</p> <p align="right">وَلَا تُضَارُّوهُنَّ لِتُضَيِّقُوا عَلَيْهِنَّ</p> <p>“Dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka” (QS.Ath-Tholaq : 6).</p> <p>Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda :</p> <p align="right">خَيرُكم خَيرُكم لأَهلِهِ وأَنَا خَيرُكم لأَهلِي</p> <p>“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya (istrinya) dan aku adalah sebaik-baik kalian bagi keluargaku”(HSR.Tirmidzi dan Ibnu Majah)</p> <p><em>B- Tugas seorang istri dalam menjaga keutuhan rumah tangga</em></p> <p>Seorang istri (sholehah) hendaklah mengetahui bahwa kebahagiaan, mawaddah dan rohmah tidak akan bisa digapai (dalam rumah tangga) melainkan ketika dirinya menjaga kesucian diri dan agamanya, dia mengetahui hak dan kewajibannya serta tidak melampaui batasannya, dan dia selalu mentaati suaminya yang merupakan pemimpin, pemberi nafkah dan pelindung dalam rumah tangganya. Taat kepada suami (dalam hal yang tidak menyelisihi syariat) adalah kewajiban bagi seorang istri, demikian juga dengan menjaga amanah dan harta sang suami.</p> <p>Seorang istri yang sholehah adalah yang menekuni pekerjaan rumahnya, menjadi seorang istri yang baik bagi suaminya dan ibu yang baik bagi anak-anaknya. Dia mensyukuri segala kebaikan suaminya dan tidak mengingkarinya, karena nabi telah bersabda : “Aku diperlihatkan neraka, dan aku lihat kebanyakan penghuninya adalah wanita, (karena) mereka banyak kufur (mengingkari)”. Lalu beliau ditanya : “apakah mereka kufur kepada Allah?” Nabi menjawab : “tidak, tapi mereka mengingkari (kebaikan) suaminya. Seandainya engkau berbuat baik kepadanya seumur hidupmu kemudian dia melihat sedikit saja dari kesalahanmu maka dia akan berkata : “Aku tidak pernah sedikitpun melihat kebaikanmu“ (HR.Bukhori)</p> <p>Maka haruslah ada saling pengertian dan saling memaafkan, dan tidak boleh bagi seorang istri untuk menyakiti hati suaminya dikala ada dihadapannya dan tidak boleh mengkhianatinya dikala dia sedang berpergian. Dengan inilah akan tercipta saling merindukan dan meridhoi, serta terwujud rumah tangga sakinah mawaddah dan rohmah. Dari sinilah akan muncul generasi muslim yang istiqomah dijalan Allah yang tidak pernah mendengar persengketaan antara orang tua atau keretakan dalam keluarga.</p> <p align="right">رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا</p> <p>“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.Al-Furqon : 74).</p> <p>Seorang penyair mengatakan :</p> <p align="center">لَيسَ الفَتَاةُ بِمَالِهَا وَجَمَالِهَ ا كَلا وَلا بِمفَاخر الآبَاء<br />لكِنَّهَا بِعَفَافِها وَبِطهرِها وَصَلاحِها للزَوجِ والأَبنَاء<br />وَقِيَامِها بِشُؤُونِ مَنزِلِها وَاَن تَرعَاك في السَرَّاءِ والضَرَّاء</p> <p align="center"> Perempuan itu bukanlah dilihat dari harta dan kecantikannya<br />Sekali-kali bukan itu, begitu juga tidak dilihat dari silsilah nenek moyangnya<br />Tapi perempuan itu dilihat dari kesucian dan agamanya<br />Dan (dilihat) dari kebaikannya kepada suami dan anak-anaknya<br />Serta (dilihat) dari ketekunanya dalam menjalankan tugas rumahnya<br />Dan dia selalu menemanimu dikala suka dan duka</p> <p align="center">INILAH KADO DAN HADIAH UNTUK PERNIKAHANMU… WAHAI SOBATKU<br />SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU…</p> <p align="center"><em>Barangsiapa yang telah menikah berarti dia telah menjalankan separoh agamanya, maka bertaqwalah kepada Allah untuk mencapai separohnya lagi</em></p> <p align="center"><strong>بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيكَ وَجَمَعَ بَينَكُما في خَير</strong>ٍ</p> </div> </div>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-12946051259261526542009-11-03T10:43:00.003+07:002009-11-03T10:51:25.824+07:00 AKANKAH KITA MENJUMPAINYA LAGI?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmRaDkK9w-LuN4rJuoJJ2vnZtc3tBkBeMrCc-FtZsPKefPwWh9poFZpKH2amAiJlVOJxunV2ASHfTq7TdHIhbD8DywVqSMfwcJ2MyOBGVLbTKfzV9RhR2zlX5ukYvS4JMVi0y72oUCrRd9/s1600-h/ISRL_92.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 175px; height: 169px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmRaDkK9w-LuN4rJuoJJ2vnZtc3tBkBeMrCc-FtZsPKefPwWh9poFZpKH2amAiJlVOJxunV2ASHfTq7TdHIhbD8DywVqSMfwcJ2MyOBGVLbTKfzV9RhR2zlX5ukYvS4JMVi0y72oUCrRd9/s400/ISRL_92.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399719716318506882" border="0" /></a>Alhamdulillah, kita masih diperkenankan menjumpai Ramadhan lagi. Bulan istimewa dan penuh kemuliaan. Untuk itu, sudah sepantasnyalah kita bersyukur atas karunia yang besar ini. <p>Namun, sungguh disayangkan, nikmat yang besar ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kebanyakan kaum muslimin di bulan Ramadhan, perbuatan mereka tidak jauh berbeda dengan hari-hari biasa. </p><p> </p> <p>Terkadang, ada yang masih dijumpai melalaikan kewajiban atau melakukan keharaman. Mereka menghabiskan puasa ditemani berbagai bentuk kemaksiatan. Mulai jalan-jalan pagi, gosip selebriti, hingga “ngabuburit” di sore hari. Dan sekali lagi, ini sangat disesalkan. Padahal, di kesempatan ini Allah l menjanjikan ganjaran yang sangat besar. Rasulullah bersabda,</p><p><span class="Apple-style-span" style="font-style: italic;">“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan berharap pahala Allah, maka diampuni dosa-dosanya di masa lalu.” </span>(Riwayat al Bukhari dan Muslim)</p><p>Tidak diragukan lagi, balasan yang sangat agung tersebut tidaklah diberikan kepada orang yang sekadar meninggalkan makan atau minum saja! Sebagaimana sabda Nabi Muhammad,</p><p><span class="Apple-style-span" style="font-style: italic;">“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan masih juga melakukannya, maka Allah tidak membutuhkan terhadap puasanya, meskipun ia meninggalkan makan dan minum.” </span>(Riwayat al Bukhari)</p><p>Untuk itu, sebagai muslim yang berakal, kita semestinya tidak menjadikan hari-hari puasa sama seperti hari-hari biasa. Sudah seharusnya di hari-hari puasa ini, kita menjadi hamba yang lebih takwa dan taat kepada-Nya.</p><p>Pembaca sekalian, pernahkah kita renungkan nikmat usia dan kesehatan yang dikaruniakan Allah? Sungguh umur kita terbatas! Cobalah perhatikan, ke mana orang-orang yang tahun lalu berpuasa bersama kita? </p><p>Kemanakah orang-orang yang tahun lalu Tarawih bersama kita? Sebagian dari mereka sudah dijemput malaikat maut! Sebagian lagi sedang terbaring sakit! Sehingga, mereka tidak mampu berpuasa dan shalat Tarawih. Sepatutnya, selain bersyukur kepada Allah, marilah kita gunakan kesempatan ini untuk berbekal sebaik-baiknya. Sebab, boleh jadi ini merupakan Ramadhan terakhir kita.</p><p>Pembaca sekalian, kami berharap pembahasan nikah edisi ini bisa dijadikan penggugah semangat untuk memanen pahala di bulan Ramadhan ini. Bukankah dengan mengingat mati, itu sudah cukup menjadi nasihat bagi kita? Dan di dalam edisi ini pula, Anda dapat menemukan rubrik baru “Kiat Bisnis”. Rubrik ini akan muncul bergantian dengan rubrik “Pilar Bisnis”. Semoga kehadirannya, mampu memberikan semangat baru bagi Anda dalam merintis usaha.</p><p>Sebagi penutup, marilah kita renungkan firman Allah berikut ini,</p><p><span class="Apple-style-span" style="font-style: italic;">“…dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati.” </span>(Luqman : 34)</p>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-38435609981608877362009-02-10T14:09:00.001+07:002009-02-10T14:11:44.051+07:00Poligami Dalam Pandangan Islam<span style="font-size:85%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja8iWfHx1dRJQe4IXX0agWS9_OB5itLK9SDLsH6OFx6S74DEsmRDrDSoLa_U_MkNOLsUGSoDe3DG5FhoKtajZy8Hwf5NikgQX6Ws6KFuzcwpGXucq6d8A4V99vxlUgTXy5Cwr9KVIoSkXk/s1600-h/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%2339.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 178px; height: 196px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja8iWfHx1dRJQe4IXX0agWS9_OB5itLK9SDLsH6OFx6S74DEsmRDrDSoLa_U_MkNOLsUGSoDe3DG5FhoKtajZy8Hwf5NikgQX6Ws6KFuzcwpGXucq6d8A4V99vxlUgTXy5Cwr9KVIoSkXk/s400/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%2339.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301062755243805810" border="0" /></a></span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Saat ini, poligami dihujat habis-habisan. Bahkan dulu ada UU yang melarang pegawai negeri berpoligami. </span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Bahkan di Republika, katanya ada rancangan hukum Agama yang melarang poligami.</span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Seorang suami, dilarang berpoligami. Sementara masyarakat umum membolehkan suami tersebut berselingkuh dan berzinah dengan puluhan bahkan mungkin ratusan wanita atau pelacur selama hidupnya. Ironis bukan?</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span id="more-18" style="font-size:85%;"></span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" ><br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Pada saat yang sama, kelompok sekuler, justru melindungi, dan mempromosikan perzinahan baik perselingkuhan mau pun pelacuran.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Acara yang mengobral pornografi, kumpul kebo, pelacuran, ditayangkan di mana-mana, sementara kondom dan obat kuat juga dipromosikan secara terbuka.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Istilah “Pelacur” dirubah jadi “Pekerja Seks Komersial”, sehingga para pelacur yang kerjanya cuma (maaf) “mengangkang” dianggap sedang “bekerja.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Pada satu acara TV, ada satu kisah nyata tentang seorang anak yang bernama Eric yang hidup di Polinesia. Eric tidak pernah tahu siapa ayahnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Bahkan “ayahnya” tidak pernah tahu jika ibu Eric hamil, karena “ayah” Eric yang orang Perancis, hanya berzinah dengan pelacur (ibu Eric) ketika singgah di Polinesia, dan segera pergi begitu kapalnya berlayar.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Setiap ada kapal datang, Eric mendekat dan berharap bisa bertemu ayahnya. Tanpa kasih sayang seorang ayah, Eric sempat putus asa dan ingin bunuh diri. Itulah akibat poligami liar/zina!</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Ada</span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > juga yang karena berzinah, baik dengan wanita biasa atau pelacur, akhirnya ketika hamil, mereka menggugurkan kandungannya dan membunuh janin yang tidak berdosa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Kehidupan macam itukah yang diinginkan oleh kelompok Sekuler? Seks bebas yang tidak bertanggung-jawab? Bukankah lebih baik jika para pelacur itu menjadi istri ke 2 atau ke 3, ketimbang harus melacur melayani 2-3 pria setiap malam dengan resiko berbagai penyakit kelamin dan AIDS serta anaknya lahir tanpa bapak”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sesungguhnya Poligami lebih baik daripada berselingkuh atau berzinah dengan pelacur. Poligami itu halal, sementara selingkuh atau pelacuran itu haram:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Maka kawinilah wanita-wanita yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS An-Nisa: 3)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Ayat di bawah yang sering digunakan dalil untuk menolak poligami juga sebetulnya membolehkan poligami:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.: [An Nisaa’:129]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Di ayat di atas Allah menegaskan bahwa manusia tidak akan dapat adil secara sempurna kepada istri-istrinya. Meski demikian bukan berarti melarang poligami, tapi menyuruh manusia agar tidak terlalu condong pada yang dicintai dan membiarkan yang lain terlantar. Adil yang dimaksud adalah adil dalam hal pemberian materi dan giliran.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Jika kita baca Alkitab, kita akan mengetahui bahwa ternyata banyak Nabi mau pun orang biasa yang diurapi (diberkahi) Tuhan melakukan poligami. Daud sampai beristri 100 orang, Salomo 1000 orang, Yakub 4, Abraham selain punya 2 istri (Sarah dan Hagar) juga punya beberapa gundik. Silahkan baca Alkitab: I Raja-Raja 11:1-3, Kejadian 29:28-30, I Tawarikh 14:3, Tawarikh 3:1-9.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Kelompok Islam Liberal yang mengharamkan poligami tidak melihat ayat di atas dan kenyataaan bahwa Nabi Muhammad dan juga nabi-nabi sebelumnya berpoligami.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dari 4 presiden Indonesia, Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, 3 di antaranya diisyukan punya wanita lain di samping istri pertama (kalau Soekarno jelas punya banyak istri). Presiden AS pun banyak yang punya berhubungan seks selain dengan istri pertamanya, contohnya: Bill Clinton, John F Kennedy, Roosevelt, Thomas Jeffferson, Grover Cleveland, Woodrow Wilson, Warren Harding, Eisenhower (<a href="http://www.who2.com/hailtothesheets.html">www.who2.com/hailtothesheets.html</a>).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Penyanyi Julio Iglesias mengaku sudah “menggoreng” 2.000 wanita di tempat tidur. Sementara majalah Tempo pernah memberitakan bahwa 1 dari 3 pria pasti punya wanita lain/selingkuh. Itu membuktikan ada pria yang tidak bisa hidup dengan hanya 1 istri, apalagi jika istri tersebut sedang haid, hamil dan melahirkan, atau menopause. Jika poligami syari’ah dilarang, maka mereka akan melakukan poligami liar/zina yang tidak ada tanggung-jawab menyantuni istri dan anak baik lahir mau pun batin.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sering orang-orang sekuler menolak syariat Islam dengan alasan negara tidak berhak campur tangan dalam masalah agama. Tapi dalam hal poligami, mereka meminta negara melarang poligami. Sebaliknya mereka justru menolak jika negara melarang pelacuran dengan berbagai alasan. Pada RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi mereka menolak pemerintah melarang warganya berciuman di depan umum atau selingkuh dengan alasan itu masalah pribadi. Sekarang justru mereka meminta negara melarang poligami yang juga adalah masalah pribadi. Aneh bukan?</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Itulah ciri-ciri orang yang tidak beriman. Mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Di Detik.com disebut bahwa orang yang berpoligami berpotensi menyebarkan penyakit kelamin karena berganti-ganti pasangan. Ini salah besar. Meski seorang suami beristri 4, tapi istrinya kan itu-itu saja. Jika mereka semua bersih ya tidak akan ada penyakit kelamin. Sebaliknya bagi yang menempuh monogami tapi selingkuh dengan berganti-ganti pasangan atau ke tempat pelacuran, justru mereka lebih besar potensi kena penyakit kelamin.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" ><span> </span>“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. “(QS Al-Mukminun: 5)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman,</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” </span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >(QS An-Nur: 30)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Pada poligami, seorang pria harus adil kepada semua istrinya. Adil ini tentu dalam batas kemampuan manusia, seperti jatah hari, atau pun pemberian materi. Bukan sesuatu hal yang di luar jangkauan kemampuan manusia.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Suami bertanggung-jawab memenuhi nafkah lahir dan batin serta melindungi semua istrinya, dan juga anak-anaknya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Pada perselingkuhan mau pun pelacuran, pada dasarnya terjadi hubungan seks antara satu pria dengan banyak wanita seperti pada poligami. Tapi pada perselingkuhan dan pelacuran, tidak ada tanggung-jawab bagi pria mau pun wanita.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sang pria tidak harus memberi nafkah lahir dan batin, kecuali hanya pada saat kesenangan sesaat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. </span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Terkadang sebagian manusia merasa sombong sehingga mengharamkan apa yang Allah halalkan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,[QS Al Fath 48.4]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Ulama besar, Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, dalam bukunya, “Halal dan Haram dalam Islam” menulis: “Islam telah menentukan keperluan perorangan dan masyarakat, dan menentukan ukuran kepentingan dan kemaslahatan manusia seluruhnya. Di antara manusia ada yang ingin mendapat keturunan tetapi sayang isterinya mandul atau sakit sehingga tidak mempunyai anak.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Bukankah suatu kehormatan bagi si isteri dan keutamaan bagi si suami kalau dia kawin lagi dengan seorang wanita tanpa mencerai isteri pertama dengan memenuhi hak-haknya”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sementara ada juga laki-laki yang mempunyai nafsu seks yang luarbiasa, tetapi isterinya hanya dingin saja atau sakit, atau masa haidhnya (atau kehamilan “ penulis) itu terlalu panjang dan sebagainya, sedang si laki-laki tidak dapat menahan nafsunya lebih banyak</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >seperti orang perempuan. Apakah dalam situasi seperti itu si laki-laki tersebut tidak boleh kawin dengan perempuan lain yang halal sebagai tempat mencari kawan tidur” Dan ada kalanya jumlah wanita lebih banyak daripada jumlah laki-laki, lebih-lebih karena akibat dari peperangan yang hanya diikuti oleh laki-laki dan pemuda-pemuda. Maka di sini poligami merupakan suatu kemaslahatan buat masyarakat dan perempuan itu sendiri, sehingga dengan demikian mereka akan merupakan manusia yang bergharizah yang tidak hidup sepanjang umur berdiam di rumah, tidak kawin dan tidak dapat melaksanakan hidup berumahtangga yang di dalamnya terdapat suatu ketenteraman, kecintaan, perlindungan, nikmatnya sebagai ibu dan keibuan sesuai pula dengan panggilan fitrah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Ada</span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > tiga kemungkinan yang bakal terjadi sebagai akibat banyaknya laki-laki yang mampu kawin, yaitu:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >1.<span> </span>Mungkin orang-orang perempuan itu akan hidup sepanjang umur dalam kepahitan hidup. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >2.<span> </span>Mungkin mereka akan melepaskan kendalinya dengan menggunakan obat-obat dan alat-alat kontrasepsi untuk dapat bermain-main dengan laki-laki yang haram. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >3.<span> </span>Atau mungkin mereka mau dikawini oleh laki-laki yang sudah beristeri yang kiranya mampu memberi nafkah dan dapat bergaul dengan baik. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Tidak diragukan lagi, bahwa kemungkinan ketiga adalah satu-satunya jalan yang paling bijaksana dan obat mujarrab. Dan inilah hukum yang dipakai oleh Islam, sedang </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Siapakah hukumnya yang lebih baik selain hukum Allah untuk orang-orang yang mau beriman”” (al-Maidah: 50)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Di Bali Post disebut jumlah wanita 2% lebih banyak dari pria (<a href="http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/9/27/op1.htm">http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/9/27/op1.htm</a>) atau lebih banyak 4,4 juta dari pria. Jika 2 juta wanita termasuk usia nikah, jika poligami dilarang, akan ada 2 juta wanita yang tidak menikah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dari sisi ekonomi mungkin wanita tersebut bisa memenuhi dengan bekerja. Tapi bagaimana dari sisi kebutuhan biologis? Jika poligami diharamkan, untuk memenuhi kebutuhan seksnya mereka akan jadi pelacur, simpanan, atau istri ke 2. Berapa banyak wanita yang dibunuh karena meminta dinikahi sementara si pria sudah punya istri? Berapa banyak bayi digugurkan karena anak lahir di luar nikah (contohnya kasus YZ dan ME saat ini)? Berapa banyak istri ke 2 yang harus dicerai karena monogami yang dipaksakan (contoh pasangan pengacara dan artis terkenal)? Berapa banyak anak yang lahir tanpa bapak untuk mengasuh dan menafkahinya?</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Jadi jangan hanya memperhatikan “hak” istri pertama. Tapi juga perhatikan hak istri kedua dan anak-anaknya. Apalagi banyak pasangan poligami, ternyata istri pertama rela bahkan ada yang justru mencarikan wanita untuk jadi istri ke-2, ke-3, atau ke-4 bagi suaminya. Sebagai contoh jika istri Aa Gym, teteh Nini rela dan istri kedua rela, kenapa yang lain harus ribut?</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Boleh jadi istri Aa Gym justru lebih berbahagia dari kebanyakan pasangan monogami yang gagal dan cerai seperti Reza, Enno, dan sebagainya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Memang ada pelaku poligami yang tidak mengerti ilmu pernikahan misalnya tidak memberi nafkah lahir dan batin kepada salah satu istri. Padahal memberi nafkah itu wajib. Allah juga mengancam bahwa pelaku poligami yang tidak adil di hari kiamat nanti akan berjalan dengan kepala yang miring. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Islam, poligami harus dilakukan dengan adil dan baik. Semua istri harus dinafkahi dengan baik dan adil. Allah tidak mungkin membolehkan poligami jika manusia memang tidak bisa melakukannya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Inilah sistem poligami yang banyak ditentang oleh orang-orang Kristen Barat yang dijadikan alat untuk menyerang kaum Muslimin, di mana mereka sendiri membenarkan laki-lakinya untuk bermain dengan perempuan-perempuan cabul, tanpa suatu ikatan dan perhitungan, betapapun tidak dibenarkan oleh undang-undang dan moral. Poligami liar dan tidak bermoral ini akan menimbulkan perempuan dan keluarga yang liar dan tidak bermoral juga. Kalau begitu manakah dua golongan tersebut yang lebih kukuh dan lebih baik?“</span></p>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-54448220278538418232009-02-10T14:04:00.002+07:002009-02-10T14:08:33.161+07:00Perbandingan Agama Yahudi, Kristen, dan Islam<span style="font-size:85%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjf-EIaAVKSN3m9AAC6X4sgkd5jto1lA5xXIBlrzmY6QKm9RoBvMefrYMLhQfb4I5u_XfsS33pvWOiGWjC5PUgdya4SZ7VJ3VyrNneo33OP0O8OBCPuN1u8BI58gU3IF-yJ-d5nekm0eMW/s1600-h/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%2315.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 198px; height: 216px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjf-EIaAVKSN3m9AAC6X4sgkd5jto1lA5xXIBlrzmY6QKm9RoBvMefrYMLhQfb4I5u_XfsS33pvWOiGWjC5PUgdya4SZ7VJ3VyrNneo33OP0O8OBCPuN1u8BI58gU3IF-yJ-d5nekm0eMW/s400/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%2315.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301061843135419794" border="0" /></a></span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Agama Samawi ada 3, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Saya akan coba membandingkan ketiga agama ini dengan memakai referensi dari Al Qur’an, Alkitab, dan juga beberapa ensiklopedi yang ada.</span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Ketiga agama ini mempunyai beberapa kesamaan seperti percaya Adam adalah manusia pertama dan nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang Nabi, dan kitab suci Taurat sebagai wahyu Allah. Meski demikian ada juga perbedaan yang beberapa di antaranya sangat mendasar.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Yahudi adalah agama tribal/kesukuan yang hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi. Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar dari suku Yahudi. Oleh karena itu jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14 juta pemeluknya di seluruh dunia. Sementara agama Kristen dan Islam karena disebarkan ke seluruh manusia dipeluk oleh milyaran pengikutnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Ketuhanan</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Yahudi dan Islam menganggap Tuhan itu Satu. Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang merupakan bentuk ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Ada pun Tuhan dalam Islam disebut Allah yang merupakan bentuk tunggal dan tertentu dari Ilah (Sembahan/Tuhan). Dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas dijelaskan tentang keEsaan Tuhan:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:1-4]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sebetulnya dalam Alkitab keEsaan Tuhan juga dijelaskan dalam 10 Perintah Tuhan yang ada di Exodus 20:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. [Exodus 20:1-3]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Tapi meski dalam Yahudi dan juga Islam Tuhan itu adalah Satu termasuk zatNya, namun dalam agama Kristen ada doktrin Trinitas yang menyatakan bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum (person) yaitu Bapak, Anak, dan Roh Kudus yang diformulasikan pada abad ke 4 M oleh Saint Augustine. </span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam konsep Trinitas disebut Satu itu Tiga dan Tiga itu Satu. </span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Trinitas/Triniti/Tritunggal terdiri dari 2 kata: Tri artinya Tiga dan Unity artinya Satu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Berbeda dengan Al Qur’an surat Al Ikhlas yang menyatakan Tuhan tidak beranak atau diperanakkan (berbapak) di Alkitab disebut:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta” [2 Corinthian 11:31]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan [2 Corinthian 1:3]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Di ayat di atas jelas disebut Allah adalah Bapa dari Tuhan Yesus. Sebaliknya dalam Islam diajarkan Monoteisme yang mutlak/Tauhid bahwa Allah itu satu dan tidak punya anak atau pun sekutu:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” </span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >[Al Israa:111]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan sekutu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” [Al Mu’minuun]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Masalah Isa/Yesus</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Kaum Yahudi tidak mengakui Yesus baik sebagai Tuhan atau pun sebagai Rasul. Bahkan mereka berusaha membunuh Yesus karena dianggap menyesatkan banyak orang.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sebaliknya kaum Kristen menganggap Yesus adalah Tuhan:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian [2 Corinthian 13:14]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Islam menganggap Yesus bukan Tuhan, tapi hanya manusia biasa yang diangkat menjadi Nabi:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >”Dan ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” [Al Maa’idah:116]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" ><span> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Menurut Islam Isa adalah Nabi yang menyeru manusia kepada Tauhid, yaitu menyembah hanya Satu Tuhan:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >”Aku (Isa) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” [Al Maa’idah:117]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Masalah Orang Tua Isa/Yesus</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sebagaimana ayat-ayat Alkitab di atas, agama Kristen menganggap bahwa Yesus adalah anak Tuhan / Anak Allah. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.[Markus 1:1]</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" > </span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya [Lukas 1:32]</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Meski demikian, pada Injil Matius 1:16-18 disebut bahwa Bapak Yesus adalah Yusuf meski Yesus lahir dari Perawan Maria sebelum menikah dengan Yusuf:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;color:black;" >Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;color:black;" >Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;color:black;" >Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. [Matius 1:16-18]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Silsilah Yesus akhirnya mengikuti silsilah Yusuf. Bukan Maria.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Di ayat lain dijelaskan Yesus anak Daud, anak Abraham:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. [Matius 1:1]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Yesus Anak Manusia:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” [Matius 12:8]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Menurut Islam, Yesus adalah anak Maria / Maryam. Bukan anak Tuhan atau Yusuf:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" ><span> </span>“Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan seperti manusia lainnya. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling. [Al Maa’idah:75]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Kekuasaan Allah</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Di Alkitab, Genesis 32:25-28 disebutkan Yakub berkelahi melawan Allah sejak malam hingga fajar menyingsing. Karena Allah tak dapat mengalahkan Yakub, maka Allah memukul sendi pangkal paha Yakub dan berkata bahwa Yakub telah melawan Allah dan Manusia dan Yakub menang. Adakah ini artinya Allah kalah melawan Yakub?:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab <strong>engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang</strong>.” [Genesis 32:24-28]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Tuhan Yesus ditangkap, diludahi, dan dipukul oleh manusia:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: “Salam, hai Raja orang Yahudi!”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >30 <strong>Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.</strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.[Matius 27:27-31]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Islam disebut bahwa jangankan seorang Yakub. Seluruh manusia pun Allah yang Maha Kuasa dapat memusnahkan dengan mudah!</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” [Faathir:16-17]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain. “ [Al An’aam:133]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Kemandirian Tuhan</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Yesus mengeluh dengan suara nyaring: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;" >Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?</span></strong></span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > [Matius 27:46]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Al Qur’an dijelaskan Allah bukanlah orang yang hina yang perlu penolong:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. “ [Al Israa’:111]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" ><span> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Sifat Maha Tahu Tuhan</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Alkitab, Injil Markus 11:12-13 diceritakan Tuhan Yesus yang merasa lapar ternyata tidak tahu kalau pohon Ara tidak berbuah karena memang bukan musimnya:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. 13 Dan <strong>dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara</strong>. [Markus 11:12-13]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Islam, disebut bahwa Allah itu Maha Tahu. Bahkan tak ada sehelai daun pun yang jatuh ke bumi tanpa diketahuiNya:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Dan pada sisi Allah-lah kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam:59]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Tidurkah Tuhan?</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Injil Matius 8:24 diceritakan Yesus tidur:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. [Matius 8:24]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Menurut Islam, Tuhan Maha Kuasa. Tidak pernah mengantuk dan juga tidak pernah tidur:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al Baqarah:255]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Larangan Membuat Patung</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam 10 Perintah Tuhan di Exodus 20:4-5 Allah melarang manusia membuat patung apa pun:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku [Exodus 20:4-5]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Namun saat ini ummat Kristen membuat banyak patung Yesus dan Bunda Maria yang ditaruh di berbagai tempat terutama di Gereja.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Islam dilarang membuat patung apalagi menaruhnya di tempat ibadah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Aisyah r.a. berkata, “Ketika Nabi sakit, ada sebagian di antara istri beliau menyebut-nyebut perihal gereja yang pernah mereka lihat di negeri Habasyah yang diberi nama gereja Mariyah. Ummu Salamah dan Ummu Habibah pernah datang ke negeri Habasyah. Kemudian mereka menceritakan keindahannya dan beberapa patung yang ada di gereja itu. Setelah mendengar uraian itu, beliau mengangkat kepalanya, lalu bersabda, “Sesungguhnya mereka itu, jika ada orang yang saleh di antara mereka meninggal dunia, mereka mendirikan tempat ibadah di atas kuburnya. Lalu, mereka membuat berbagai patung di dalam tempat ibadah itu. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.” [HR Bukhari]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Kitab Suci</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Kitab Suci Yahudi meski juga dikutip sebagai Perjanjian Lama oleh kaum Kristen tetap ada beberapa perbedaan mendasar. Selain itu bahasa Kitab Suci Yahudi sebagian besar bahasa Ibrani dengan sedikit Aramaic. Sementara Perjanjian Lama Kristen dalam bahasa Yunani kuno. Ada tambahan 7 buku yang aslinya dalam bahasa Yunani di Perjanjian Lama Kristen.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Ada pun Injil yang resmi ada 4 versi yang berbeda. Masing-masing ditulis oleh Markus, Mathius, Lukas, dan Yohanes. Penulisan dilakukan sekitar tahun 70 hingga 100 Masehi sekitar 40 tahun setelah Yesus wafat (diperkirakan tahun 29 M).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sebagai contoh Lukas menulis Injil yang ditujukan kepada seseorang yang disebut Teofilus:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, 2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, 4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. [Lukas 1:1-4]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Lukas kadang hanya mengira-ngira seperti Yesus umurnya kira-kira 30 tahun ketika memulai pekerjaanNya serta memakai kata “Anggapan Orang”:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;" >Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf</span></strong></span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >, anak Eli, [Lukas 3:23]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Jika bahasa Yesus adalah bahasa Aramaic, bahasa Perjanjian Baru aslinya adalah bahasa Yunani.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sebaliknya Al Qur’an hanya ada satu versi yang dihafal oleh banyak orang dan masih murni dalam bahasa Arab sesuai bahasa Nabi Muhammad. Kalau bukan dalam bahasa Arab itu tak lebih dari terjemahan saja. Bukan Al Qur’an:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Quran pada malam kemuliaan” [Al Qadr:1]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Kitab[ Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Al Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad. Oleh Nabi Muhammad disampaikan ke pengikutnya. Para pengikutnya ada yang menghafal, ada pula yang menulis di berbagai media (daun, tulang, kulit kambing/onta, dsb). Oleh pengikutnya Abu Bakar kemudian Al Qur’an dijadikan satu. Kemudian oleh sahabat Nabi Usman dijadikan satu buku berikut diberi tanda tulisan (panjang pendek, dsb) sehingga pengucapannya sesuai dengan aturan Bahasa Arab yang standar.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Kewajiban Sunat Bagi Pria</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam ajaran Yahudi dan Islam, sunat bagi pria diwajibkan. Ini sejalan dengan Alkitab:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >GEN 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; 11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. 12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.” [Genesis 17:10-14]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Orang yang tidak bersunat sama dengan najis (Isaiah) karena air kencingnya tetap tersimpan di sela-sela kulit kemaluan:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >IS 52:1 Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatanmu seperti pakaian, hai Sion! Kenakanlah pakaian kehormatanmu, hai Yerusalem, kota yang kudus! Sebab tidak seorangpun yang tak bersunat atau yang najis akan masuk lagi ke dalammu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Namun orang-orang Kristen tidak melakukan itu karena menurut Paulus dalam Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan (Meski di Genesis 17:10 dinyatakan itu perjanjian yang kekal):</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >ROM 2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. 26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat. 28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >3:1 Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? [Roman 2:25-29 – 3:1]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Larangan Memakan Daging Babi</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam ajaran Yahudi dan Islam diharamkan memakan daging babi. Ini sesuai dengan Alkitab Levi dan Deuteronomy 14:8:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >LEV 11:7 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. 8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. [Levi 11:7-8]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Al Qur’an juga dilarang:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah” [Al Baqarah:173]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Tapi saat ini babi adalah makanan yang umum di kalangan Kristen.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Dosa Asal / Warisan</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Kristen dikenal doktrin Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin). Karena Adam telah berdosa memakan buah terlarang, maka semua manusia keturunannya turut berdosa. Untuk itulah Yesus turun guna menebus dosa manusia.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Exodus 20:5 dijelaskan Allah membalas kesalahan Bapa hingga kepada keturunannya:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku” [Exodus 20:5]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Islam, setiap orang hanya memikul dosa masing-masing:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…” [Al An’aam:164]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Fitnah atas Nabi Luth (Lot)</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Alkitab, Genesis 19:30-38 diceritakan bahwa Nabi Luth (Lot) berzinah dengan kedua anak kandungnya (Incest) sehingga punya anak dari mereka:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >GEN 19:30 Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >31 Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi.32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. 37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. 38 Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.” [Genesis 19:30-38]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Luth adalah benar-benar seorang Rasul yang bersih dari perbuatan dosa seperti meminum anggur atau pun berzinah dengan putrinya sendiri:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul.” [Ash Shaaffaat:133]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Di Al Qur’an dijelaskan Allah melebihkan derajad Nabi Luth di atas ummat manusia. Jadi kalau manusia biasa mayoritas tidak berzinah dengan anak kandungnya, apalagi seorang Nabi seperti Nabi Luth:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“dan Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)” [Al An’aam:86]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" > </span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Fitnah atas Daud</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" > </span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Alkitab 2 Samuel 11:2-17 diceritakan bahwa Daud (yang di Matius 1:1 disebut Bapak Moyang Yesus) berzinah dengan istri Uria, Batsyeba. Setelah itu Daud memerintahkan Yoab agar menempatkan Uria di baris depan pertempuran kemudian mundur meninggalkan Uria agar terbunuh oleh musuh:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >2SAM 11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.” [2 Samuel 11:2-4]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Di Alkitab 2 Samuel 13:11-14 juga diceritakan bahwa anak Daud, Amnon memperkosa adik kandungnya sendiri Tamar:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >2SAM 13:11 Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: “Marilah tidur dengan aku, adikku.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >12 Tetapi gadis itu berkata kepadanya: “Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >13 Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >14 Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia.” [2 Samuel 13:11-14]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Al Qur’an fitnah atas Nabi Daud itu dibantah:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” [Al Maa’idah:78]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Pelarangan Zina</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam menceritakan kisah perzinahan atau pelarangan zina, Alkitab menjelaskannya secara rinci:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >EZEK 23:1 Datanglah firman TUHAN kepadaku:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >2 “Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >3 Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >4 Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya dan mereka melahirkan anak-anak lelaki dan perempuan. Mengenai nama-nama mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yerusalem.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >5 Dan Ohola berzinah, sedang ia Aku punya. Ia sangat berahi kepada kekasih-kekasihnya, kepada orang Asyur, pahlawan-pahlawan perang, 6 berpakaian kain ungu tua, bupati-bupati dan penguasa-penguasa, semuanya pemuda yang ganteng, pasukan kuda.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >7 Ia melakukan persundalannya dengan mereka, semuanya orang Asyur pilihan; ia menajiskan dirinya dengan semua orang, kepada siapa ia berahi dan dengan berhala-berhalanya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >8 Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >9 Oleh sebab itu Aku menyerahkan dia ke dalam tangan kekasih-kekasihnya, dalam tangan orang Asyur, kepada siapa ia berahi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >10 Mereka menyingkapkan auratnya, anak-anaknya lelaki dan perempuan ditangkap dan ia sendiri dibunuh dengan pedang. Dengan demikian namanya dipercakapkan di antara kaum perempuan sebab hukuman telah dijatuhkan atasnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >11 Walaupun hal itu dilihat oleh adiknya, Oholiba, ia lebih berahi lagi dan persundalannya melebihi lagi dari kakaknya. 12 Ia berahi kepada orang Asyur, kepada bupati-bupati dan penguasa-penguasan kepada pahlawan-pahlawan perang yang pakaiannya sangat sempurna, kepada pasukan kuda, semuanya pemuda yang ganteng.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >13 Aku melihat bahwa ia menajiskan diri; kelakuan mereka berdua adalah sama.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >14 Bahkan, ia menambah persundalannya lagi: ia melihat laki-laki yang terukir pada dinding, gambar orang-orang Kasdim, diukir dalam warna linggam, 15 pinggangnya diikat dengan ikat pinggang, kepalanya memakai serban yang berjuntai, semuanya kelihatan seperti perwira, yang menyerupai orang Babel dari Kasdim, tanah kelahiran mereka.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >16 Segera sesudah kelihatan oleh matanya ia berahi kepada mereka dan mengirim suruhan kepada mereka ke tanah Kasdim.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >17 Maka orang Babel datang kepadanya menikmati tempat tidur percintaan dan menajiskan dia dengan persundalan mereka; sesudah ia menjadi najis oleh mereka, ia meronta dari mereka.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >18 Oleh karena ia melakukan persundalannya dengan terang-terangan dan memperlihatkan sendiri auratnya, maka Aku menjauhkan diri karena jijik dari padanya, seperti Aku menjauhkan diri dari adiknya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >19 Ia melakukan lebih banyak lagi persundalannya sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal di tanah Mesir. 20 Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >21 Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu. [Ezekiel 23:1-21]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Kidung Agung (Song) gairah seks digambarkan sebagai berikut:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >SONG 7:2 Pusarmu seperti cawan yang bulat, yang tak kekurangan anggur campur. Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >3 Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang. 4 Lehermu bagaikan menara gading, matamu bagaikan telaga di Hesybon, dekat pintu gerbang Batrabim; hidungmu seperti menara di gunung Libanon, yang menghadap ke kota Damsyik.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >5 Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya. 6 Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >7 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya. 8 Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.” [Kidung Agung 7:2-8]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Islam larangan zina dinyatakan secara singkat dengan tidak menimbulkan birahi bagi pembacanya sehingga mereka tidak berkeinginan untuk bersetubuh dengan istrinya, berzina dengan pacarnya, atau melakukan onani:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Bahkan izin bersetubuh di malam bulan puasa pun disampaikan dengan cara yang tidak vulgar:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” [Al Baqarah:187]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Hukum Qishash</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Perjanjian Lama, Exodus 21:11-22:19 dijelaskan tentang Hukum Qishash yaitu hukuman mati untuk pembunuh, mata ganti mata, gigi ganti gigi:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati.” [Exodus 21:12]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >EX 21:24 mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, 25 lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.” [Exodus 21:24-25]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Namun pada Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan dan orang Kristen tidak mengikuti aturan itu lagi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Al Qur’an hukum Qishash kembali ditegakkan:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita…” [Al Baqarah:178]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Hukum Qishash diberlakukan agar orang berpikir panjang sebelum membunuh orang lain. Seandainya dia membunuh orang, maka dia dihukum mati sehingga tidak bisa membunuh lagi. Dengan cara itu dunia jadi lebih aman bagi orang-orang yang tidak berdosa (bukan pembunuh):</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” [Al Baqarah:179]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Ular atau Iblis yang Menipu Adam dan Hawa?</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Alkitab Genesis 3:1-19 diceritakan bahwa Ular adalah binatang paling cerdik yang bisa bicara sehingga bisa menipu manusia: Adam dan Hawa:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >GEN 3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.” [Genesis 3:1-6]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >GEN 3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.” [Genesis 3:13-14]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa yang menggoda Adam dan Hawa adalah Setan/Iblis:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu] dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”[Al Baqarah:36]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Jika dalam ajaran Kristen Adam dan Hawa tetap berdosa dan dosanya diturunkan kepada manusia sebagai Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin), dalam Islam disebut setelah Adam dan Hawa minta ampun dan bertobat, Allah segera mengampuni mereka dan tidak ada dosa warisan yang diturunkan kepada anak cucu mereka:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Baqarah:37]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Ummat Yahudi menganggap mereka adalah bangsa pilihan. Ummat Kristen beranggapan tidak ada keselamatan bagi orang yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan sehingga mereka mengirimkan banyak misionaris/penginjil untuk “menggarami” / mengkristenkan penduduk dunia. Islam sendiri menyatakan hanya Islam agama yang diridhai Allah:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam.” [Ali ‘Imran:19]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima agama itu, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran:85]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Itulah beberapa perbedaan antara agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Meski masih banyak lagi perbedaannya, namun ummat Islam dianjurkan untuk berhubungan sosial dengan baik selama mereka tidak menyerang/memusuhi ummat Islam. Meski dalam agama tak ada paksaan dalam beragama, namun ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan masalah aqidah/agama. Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Demikian ajaran agama kita.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Rujukan:Al Qur’an, Alkitab, MS Encarta, Wikipedia</span></p>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-53390108634947450662009-02-10T13:56:00.001+07:002009-02-10T13:58:54.910+07:00Hilangnya Gadis-gadis karena Aliran Sesat Al Qur’an Suci<span style="font-size:85%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQTq7msqMAB_dY-9lmV6EWObt56BV_f2iD9nDlOLjVCI_drjOEhKgSVEHp6baAxCAxwXqIIhyphenhyphenU23-tlsqEZnb2hfEq_fXmnsrzZWLRW2hdFDMdzsx0MlsK2f8JuqDD6dgBf10uMSvTj2Wu/s1600-h/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%233.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 209px; height: 208px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQTq7msqMAB_dY-9lmV6EWObt56BV_f2iD9nDlOLjVCI_drjOEhKgSVEHp6baAxCAxwXqIIhyphenhyphenU23-tlsqEZnb2hfEq_fXmnsrzZWLRW2hdFDMdzsx0MlsK2f8JuqDD6dgBf10uMSvTj2Wu/s400/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%233.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301059430353210674" border="0" /></a></span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Aliran Al Qur’an suci sesat karena tidak mengakui hadits sebagai pedoman atau ingkar sunnah / hadits. Sebetulnya selain ingkar sunnah aliran ini juga sesat karena ingkar Al Qur’an dengan mengajarkan perzinahan padahal Allah melarangnya:</span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >”Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Banyak gadis-gadis yang menghilang dari keluarganya karena berkumpul bersama dan berzinah bersama kelompok Aliran<span> </span>Al Qur’an Suci.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Cara merekrutnya misalnya dengan mengajak ikut pengajian kepada perempuan yang sholat di masjid-masjid.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Untuk menghindari hal ini sebaiknya jika ada orang tak dikenal mengajak ikut pengajian, berhati-hatilah. Ikutilah pengajian yang memang sudah dikenal baik sejak lama seperti pengajian At Tahiriyah, DDII (Dewan Dakwah), Asy Syafi’iyah, Muhammadiyyah, majelis Az Zikro Arifin Ilham, dsb. Jangan mengikuti orang yang belum kita kenal.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Polisi dengan menghilangnya banyak gadis karena aliran Al Qur’an suci hendaknya segera bertindak dan mencari pimpinan kelompok Al Qur’an suci agar tidak meresahkan masyarakat.</span><span style="font-size:85%;"><strong></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;" > </span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;" >Mahasiswi Hilang Misterius, Diduga Ikut Aliran Sesat</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Antara. Karawang (ANTARA News) - Sejak 9 September 2007 lalu, mahasiswi D-III Politeknik Pajajaran “Insan Cinta Bangsa” Bandung, Semester III, Achriyanie Yulvie (19), warga Perumnas Bumi Telukjambe Blok T Nomor 536 RT 06/11, Kabupaten Karawang, Jabar, tidak diketahui keberadaannya, setelah ikut pengajian “al-Qur`an Suci” di Bandung.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Menurut keterangan yang dihimpun ANTARA, pengajian “al-Qur`an Suci” disinyalir aliran sesat, karena mengajarkan manusia hanya berpedoman kepada al-Qur`an, tanpa hadits.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Akibat hal tersebut, Suprapto dan Tati mengaku sangat sedih karena merasa kehilangan anak pertamanya. Sementara adik Yulvie, Anggi Kartika (16) dan Indira Aulia (10), kata Suprapto, selalu menanyakan Yulvie yang pada awalnya sangat dekat dengan kedua adiknya itu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >“Saya bingung harus bagaimana dan mencari ke mana? Saya sudah melapor ke kantor polisi di Bandung (Kiara Condong), sampai sekarang tidak ada kabar. Kepada orang pintar juga saya sudah melaporkan kejadian ini, tetap tidak ada kabar. Saya bingung. Ibunya Yulvie dan kedua adiknya juga selalu menangis kalau mengingat Yulvie,” katanya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sesuai dengan kabar dari salah seorang teman Yulvie, Serly (19), kata Suprapto, anak kesayangannya itu ikut pengajian “al-Qur`an Suci” karena diajak oleh seorang perempuan tak dikenal di sebuah masjid di Kota Bandung.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" ><a href="http://www.antara.co.id/arc/2007/10/5/mahasiswi-hilang-misterius-diduga-ikut-aliran-sesat/">http://www.antara.co.id/arc/2007/10/5/mahasiswi-hilang-misterius-diduga-ikut-aliran-sesat/</a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;" >Polres Cirebon Deteksi Aliran Qur’an Suci</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Jumat, 26 Oktober 2007 10:03</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Cirebon</span><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >, NU Online</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Jajaran Polres Cirebon melakukan deteksi dini atas penyebaran ajaran sesat yang menamakan diri Al Quran Suci menyusul laporan hilangnya Tuffatul Maulidia (20), mahasiswi Akademi Analis Kesehatan “An Naser” Kaliwadas, Kab Cirebon, yang diduga ikut “hijrah” bersama aliran itu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" ><a href="http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=10566">http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=10566</a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;" >Aliran Sesat di Indonesia, Mengapa Semakin Merajalela?</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >AnTV. Jakarta, 28 Oktober 2007 – Aliran sesat atau aliran yang dianggap menyimpang saat ini semakin merajalela. Sebut saja aliran Ahmadiyah, Salamullah, Isa Bugis, Baha’i, Al Qur’an Suci dan yang baru-baru ini merebak Al Qidayah Al Islamiyah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Ahmadiyah misalnya – yang mulai populer di indonesia pada tahun 2000-an, dianggap sesat karena mengakui keberadaan nabi lain yaitu Mirza Ghulam Ahmad yang berasal dari India, setelah Nabi Muhammad SAW. Meskipun tidak mengeluarkan syariat-syariat baru namun keresahan warga menyebabkan sejumlah basis Ahmadiyah di Kuningan – Jawa Barat dan Lombok – NTB dihancurkan massa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Lalu kita juga mengenal aliran Salamullah, yang menghimpun semua agama dan dipopulerkan oleh Lia Aminuddin. Lia yang mengaku sebagai Imam Mahdi dan jelmaan roh Mariam juga mengeluarkan kitab suci yang dinamakan Ruhul Kudus. Putusan pengadilan membuat Lia kini mendekam di LP Pondok Bambu Jakarta.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Pertengahan tahun ini muncul aliran baru yaitu aliran Al Qur’an Suci di Bandung – Jawa Barat yang selain menafikan perlunya wudhu ketika beribadah sholat atau menghalalkan perzinahan, juga tidak mengakui keberadaan hadis. Seorang intelektual muda Bandung yang mantan pengikut aliran Al Qur’an Suci membagi pengalamannya</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >http://www.an.tv/s/?sid=4&newsid=7560</span></p>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-19406924225574183232009-02-10T13:52:00.003+07:002009-02-10T13:56:13.296+07:00Memberi Nama Bayi / Anak Secara Islami<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpWUn_NrOqJj7OMz9T7KelxOMMKqbz4mwiwfU8ltr0RB4HhNqAfNMcz3v518psTU6XRtOFXr6A9ELSZJEkxwQ4TOv3eW99mMnvjEEM-jbfcYbc2rDFLuk0mqR_fY0qjKgTgMUk0XlSnIY9/s1600-h/IMG0494A.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 175px; height: 219px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpWUn_NrOqJj7OMz9T7KelxOMMKqbz4mwiwfU8ltr0RB4HhNqAfNMcz3v518psTU6XRtOFXr6A9ELSZJEkxwQ4TOv3eW99mMnvjEEM-jbfcYbc2rDFLuk0mqR_fY0qjKgTgMUk0XlSnIY9/s400/IMG0494A.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301058643009753586" border="0" /></a><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Meski sastrawan Inggris, Shakespeare, berkata “What’s in a name?” Apalah arti sebuah nama? Namun dalam Islam, nama itu penting.</span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Seorang teman ada yang dinamakan orang tuanya nama yang kurang bagus, namun karena malu begitu SMP namanya dirubah jadi lebih baik. Ada pula yang dinamakan Letoy (lemas). Anak bisa malu atau rendah diri jika namanya buruk dan teman-temannya memanggilnya dengan namanya yang buruk.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Untuk itu Nabi memerintahkan agar para orang tua memberi nama anaknya dengan nama yang baik:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span><img src="http://syiarislam.wordpress.com/wp-includes/js/tinymce-164/plugins/wordpress/img/trans.gif" class="mceWPmore" title="Selebihnya..." /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span id="more-74"></span><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, ” Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?” Nabi Saw menjawab, “Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu).” (HR. Aththusi).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Nabi pernah merubah nama yang artinya buruk, Barrah, menjadi Zainab:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Semula nama Zainab adalah Barrah. Orang mengatakan, ia membersihkan dirinya. Lalu Rasulullah saw. memberinya nama Zainab. (Shahih Muslim No.3990)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Hendaknya memberi nama (tasmiyah) dilakukan pada saat aqiqah, yaitu menyembelih 2 ekor kambing untuk anak lelaki dan seekor kambing untuk anak perempuan:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor kambing) yang disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut kepalanya (sebagian atau seluruhnya) dan diberi nama. (HR. An-Nasaa’i)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Nabi melarang ummatnya untuk memberi nama dengan gelarnya: Abu Qosim:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <blockquote> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Anas bin Malik ra., ia berkata: </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Seseorang menyapa temannya di Baqi: Hai Abul Qasim! Rasulullah saw. berpaling kepada si penyapa. Orang itu segera berkata: Y</span><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >a Rasulullah saw, aku tidak bermaksud memanggilmu. Yang kupanggil adalah si Fulan. Rasulullah saw. bersabda: Kalian boleh memberi nama dengan namaku, tapi jangan memberikan julukan dengan julukanku. </span><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >(Shahih Muslim No.3974)</span></p> </blockquote> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Sebaliknya, Nabi menganjurkan agar kita memberi nama anak kita dengan nama Nabi, yaitu: Muhammad:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Abul Qasim, Rasulullah saw. bersabda: Berikanlah nama dengan namaku, tetapi jangan memberikan julukan dengan julukanku. (Shahih Muslim No.3981)</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata: </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Seseorang di antara kami mempunyai anak. Ia menamainya dengan nama Muhammad. Orang-orang berkata kepadanya: Kami tidak akan membiarkanmu memberi nama Rasulullah saw. Orang itu berangkat membawa anaknya yang ia gendong di atas punggungnya untuk menemui Rasulullah saw. Setelah sampai di hadapan Rasulullah saw. ia berkata: Ya Rasulullah! Anakku ini lahir lalu aku memberinya nama Muhammad. Tetapi, orang-orang berkata kepadaku: Kami tidak akan membiarkanmu memberi nama dengan nama Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda: Kalian boleh memberikan nama dengan namaku, tetapi jangan memberi julukan dengan julukanku. Karena, akulah Qasim, aku membagi di antara kalian. (Shahih Muslim No.3976)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Haram menamakan anak dengan nama Allah seperti Malikul Amlak dan Malikul Mulk (Raja Segala Raja) karena itu adalah nama Allah. Jangan memberi nama anak dengan nama-nama Allah:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Ibnu Umar ra, Nabi bersabda: Nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah (Hamba Allah) dan Abdurrahman (Hamba Yang Maha Pengasih) [HR Muslim]</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Abu Hurairah ra.: </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Nabi saw., beliau bersabda: Nama yang paling jelek di sisi Allah adalah seorang yang bernama Malikul Muluk. Ibnu Abu Syaibah menambahkan dalam riwayatnya: Tidak ada malik (raja) kecuali Allah Taala.. (Shahih Muslim No.3993)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna” [Al A’raaf:180]</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >“Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik)” [Thaahaa:8]</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Sebaliknya Nabi memberi nama-nama Nabi seperti Ibrahim kepada seorang anak.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Abu Musa ra., ia berkata: </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Anakku lahir, lalu aku membawanya kepada Nabi saw., beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya (mengolesi mulutnya) dengan kurma. (Shahih Muslim No.3997)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Sebaiknya nama adalah Abdul (Hamba) dengan Asma’ul Husna (99 Nama Allah yang baik) seperti Abdullah (Hamba Allah), Abdurrahman (Hamba Maha Pengasih), Abdul Hakim, Abdul Hadi, dan sebagainya:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Aisyah ra., ia berkata: </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Asma binti Abu Bakar ra. keluar pada waktu hijrah saat ia sedang mengandung Abdullah bin Zubair. Ketika sampai di Quba’, ia melahirkan Abdullah di Quba’. Setelah melahirkan, ia keluar menemui Rasulullah saw. agar beliau mentahnik si bayi. Rasulullah saw. mengambil si bayi darinya dan beliau meletakkannya di pangkuan beliau. Kemudian beliau meminta kurma. Aisyah ra. berkata: Kami harus mencari sebentar sebelum mendapatkannya. Beliau mengunyah kurma itu lalu memberikannya ke mulut bayi sehingga yang pertama-tama masuk ke perutnya adalah kunyahan Rasulullah saw. Selanjutnya Asma berkata: Kemudian Rasulullah saw. mengusap bayi, mendoakan dan memberinya nama Abdullah. Tatkala anak itu berumur tujuh atau delapan tahun, ia datang untuk berbaiat kepada Rasulullah saw. Ayahnya, Zubair yang memerintahkan demikian. Rasulullah saw. tersenyum saat melihat anak itu menghadap beliau. Kemudian ia membaiat beliau. (Shahih Muslim No.3998)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Jika memakai nama seperti itu, hendaknya jika kita menyingkat nama anak, panggilah dengan Abdul (Hamba). Bukan memanggilnya dengan nama Allah seperti Hadi, ‘Alim, dan sebagainya. Jika tidak, panggil namanya dengan lengkap seperti Abdul Hadi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Sahal bin Saad ra., ia berkata: </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Al-Mundzir bin Abu Usaid, ketika baru dilahirkan, dibawa menghadap Rasulullah saw. Beliau meletakkan di pangkuannya sedangkan Abu Usaid duduk. Lalu perhatian Nabi saw. tercurah pada sesuatu di depan beliau. Maka Abu Usaid menyuruh seseorang mengangkat anaknya dari atas paha Rasulullah saw. dan memindahkannya. Ketika Rasulullah saw. tersadar, beliau bertanya: Mana anak itu? Abu Usaid menjawab: Kami memindahkannya, ya Rasulullah saw. Rasulullah saw. bertanya: Siapa namanya? Abu Usaid menjawab: Fulan, ya Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda: Tidak, tetapi namanya adalah Mundzir. Jadi, pada hari itu, Rasulullah saw. memberinya nama Mundzir. (Shahih Muslim No.4002)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Meski ada yang berkata bahwa memberi nama bisa dalam bahasa apa saja bukan hanya Arab, namun saya pribadi beranggapan dalam bahasa Arab lebih baik karena bahasa Arab merupakan bahasa umum/persatuan yang dipakai ummat Islam. Artinya bisa dipahami secara sama/standar oleh siapa saja. Misalnya kalau Muhammad kita tahu artinya terpuji, atau Abdullah adalah Hamba Allah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Tapi kalau bahasa lain, meski dalam bahasa itu artinya bagus, tapi menurut bahasa lainnya bisa saja buruk. Sebagai contoh kata “Tai” dari Cina artinya besar. Dalam bahasa Indonesia “Tai” artinya kotoran dan bisa ditertawakan orang.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Berikut adalah contoh nama-nama yang Islami:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" ><strong>Nama Nabi:</strong> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Muhammad atau Ahmad</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Adam, Idris, Nuh, Hud, Saleh, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Luth, Ya’qub, Yusuf, Syu’aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ayyub, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, Ilyas, Ilyasa’, Dzulkifli, Khaidir</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Nama yang diberikan Nabi:</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Zainab (perempuan), Ibrahim, Mundzir</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Nama anak Nabi:</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Ibrahim, Qosim</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Fatimah (Az Zahro), Ummu Kaltsum</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" ><strong>Nama-nama orang baik dalam Al Qur’an</strong>: Luqman (bapak yang bijaksana), Dzulkarnain (raja yang perkasa), Imran<br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Cucu Nabi:</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Hasan, Husein</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Istri Nabi:</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >A’isyah, Ummu Salamah, Hafsah, Khadijah, Zainab, Shofiyah, Saudah, Maimunah, Juwairiyah</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Orang tua Nabi:</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Abdullah, Aminah, Halimah (ibu susu), Maryam (ibu Nabi Isa)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Paman Nabi:</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Hamzah, Abbas</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" ><span> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Sahabat Nabi:</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Abu Bakar, Umar, Usman, Ali (Khulafaaur Rasyidiin)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Salman Al Farisi, Bilal, Khalid bin Walid, Mu’adz bin Jabbal, Anas bin Malik, Abu Dzar Al Ghifari, Abu Ubaidah, Al Miqdad in Amr bin Tsa’labah, Bara’ bin Malik, Fudhail bin Iyadl At Tamimy, Khobbaab bin Al-Art, <span> </span>Zaid bin Haritsah, Mu’adz Bin Jabal, Mush’ab Bin Umair, Utbah bin Ghazwan, Abdullah Bin Mughaffal, Abdullah Bin Malik, Ubai bin Ka’ab, Hudzaifah</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Asma’ul Husna (99 Nama terbaik Allah)</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Asma’ul Husna ini harus dipadukan dengan Abdul (Hamba) sehingga artinya adalah Hamba Allah, misalnya Abdullah, Abdul Hakim, Abdul Hadi, Abdurrahman, dsb.<span> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Asma’ul Husna:</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >1. Allah</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >2. Ar-Rahman - Maha Pemurah</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >3. Ar-Rahim - Maha Penyayang</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >4. Al-Malik - Maha Merajai/Pemerintah</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >5. Al-Quddus - Maha Suci</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >6. As-Salam - Maha Penyelamat</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >7. Al-Mu’min - Maha Pengaman</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >8. Al-Muhaymin - Maha Pelindung/Penjaga</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >9. Al-’Aziz - Maha Mulia/Perkasa</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >10. Al-Jabbar - Maha Pemaksa</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >11. Al-Mutakabbir - Maha Besar</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >12. Al-Khaliq - Maha Pencipta</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >13. Al-Bari’ - Maha Perancang</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >14. Al-Musawwir - Maha Menjadikan Rupa Bentuk</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >15. Al-Ghaffar - Maha Pengampun</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >16. Al-Qahhar - Maha Menundukkan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >17. Al-Wahhab - Maha Pemberi</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >18. Ar-Razzaq - Maha Pemberi Rezeki</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >19. Al-Fattah - Maha Pembuka</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >20. Al-’Alim - Maha Mengetahui</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >21. Al-Qabid - Maha Penyempit Hidup</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >22. Al-Basit - Maha Pelapang Hidup</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >23. Al-Khafid - Maha Penghina</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >24. Ar-Rafi’ - Maha Tinggi</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >25. Al-Mu’iz - Maha Pemberi Kemuliaan/Kemenangan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >26. Al-Muthil - Maha Merendahkan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >27. As-Sami’ - Maha Mendengar</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >28. Al-Basir - Maha Melihat</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >29. Al-Hakam - Ma! ha Menghukum</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >30. Al-’Adl - Maha Adil</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >31. Al-Latif - Maha Halus</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >32. Al-Khabir - Maha Waspada</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >33. Al-Halim - Maha Penyantun</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >34. Al-’Azim - Maha Agong</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >35. Al-Ghafur - Maha Pengampun</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >36. Ash-Shakur - Maha Pengampun</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >37. Al-’Aliyy - Maha Tinggi Martabat-Nya</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >38. Al-Kabir - Maha Besar</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >39. Al-Hafiz - Maha Pelindung</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >40. Al-Muqit - Maha Pemberi Keperluan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >41. Al-Hasib - Maha Mencukupi</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >42. Aj-Jalil - Maha Luhur</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >43. Al-Karim - Maha Mulia</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >44. Ar-Raqib - Maha Pengawas</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >45. Al-Mujib - Maha Mengabulkan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >46. Al-Wasi’ - Maha Luas Pemberian-Nya</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >47. Al-Hakim - Maha Bijaksana</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >48. Al-Wadud - Maha Pencinta</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >49. Al-Majid - Maha Mulia</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >50. Al-Ba’ith - Maha Membangkitkan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >51. Ash-Shahid - Maha Menyaksikan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >52. Al-Haqq - Maha Benar</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >53. Al-Wakil - Maha Berserah</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >54. Al-Qawiyy - Maha Memiliki Kekuatan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >55. Al-Matin - Maha Sempurna Kekuatan-Nya</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >56. Al-Waliyy - Maha Melinuingi</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >57. Al-Hamid - Maha Terpuji</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >58. Al-Muhsi - Maha Menghitung</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >59. Al-Mubdi’ - Maha Memulai/Pemula</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >60. Al-Mu’id - Maha Mengembalikan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >61. Al-Muhyi - Maha Menghidupkan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >62. Al-Mumit - Maha Mematikan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >63. Al-Hayy - Maha Hidup</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >64. Al-Qayyum - Maha Berdiri Dengan Sendiri-Nya</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >65. Al-Wajid - Maha Menemukan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >66. Al-Majid - Maha Mulia</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >67. Al-Wahid - Maha Esa</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >68. As-Samad - Maha Diminta</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >69. Al-Qadir - Maha Kuasa</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >70. Al-Muqtadir - Maha Menentukan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >71. Al-Muqaddim - Maha Mendahulukan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >72. Al-Mu’akhkhir - Maha Melambat-lambatkan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >73. Al-’Awwal - Maha Pemulaan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >74. Al-’Akhir - Maha Penghabisan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >75. Az-Zahir - Maha Menyatakan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >76. Al-Batin - Maha Tersembunyi</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >77. Al-Wali - Maha Menguasai Urusan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >78. Al-Muta’ali - Maha Suci/Tinggi</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >79. Al-Barr - Maha Bagus (Sumber Segala Kelebihan)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >80. At-Tawwab - Maha Penerima Taubat</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >81. Al-Muntaqim - Maha Penyiksa</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >82. Al-’Afuww - Maha Pemaaf</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >83. Ar-Ra’uf - Maha Mengasihi</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >84. Malik Al-Mulk - Maha Pemilik Kekuasaan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >85. Zhul-Jalali wal-Ikram - Maha Pemilik Keagungan dan Kemuliaan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >86. Al-Muqsit - Maha Mengadili</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >87. Aj-Jami’ - Maha Mengumpulkan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >88. Al-Ghaniyy - Maha Kaya Raya</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >89. Al-Mughni - Maha Penberi Kekayaan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >90. Al-Mani’ - Maha Membela/Menolak</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >91. Ad-Darr - Maha Pembuat Bahaya</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >92. An-Nafi’ - Maha Pemberi Manfaat</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >93. An-Nur - Maha Pemberi Cahaya</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >94. Al-Hadi - Maha Pemberi Petunjuk</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >95. Al-Badi’ - Maha Indah/Tiada Bandingan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >96. Al-Baqi - Maha Kekal</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >97. Al-Warith - Maha Membahagi/Mewarisi</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >98. Ar-Rashid - Maha Pandai/Bijaksana</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >99. As-Sabur - Maha Penyabar</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://osolihin.wordpress.com/2007/07/29/nama-nama-islami">http://osolihin.wordpress.com/2007/07/29/nama-nama-islami</a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://syiarislam.wordpress.com/files/2008/01/nama-utk-anak-laki.pdf" title="Daftar Nama Anak Laki-laki">Daftar Nama Anak Laki-laki</a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://syiarislam.wordpress.com/files/2008/01/e-namaputri.doc" title="Daftar Nama Anak Perempuan">Daftar Nama Anak Perempuan</a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><br /></strong></p>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-3864829253038698602009-02-10T13:44:00.001+07:002009-02-10T13:51:24.179+07:00Tips Membangun dan Membina Rumah yang Islami<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUP2UKbHmsd0u84ECIhpNswTllxVQM-KC8_KoY2V74mXj_kDAOy8Ofnrmt4HcRfsmF02tP6MbRvOs6u3gYQKFjE3EZ7wQEimvLr4NFZncflBCWdNUcOvYrLCKTY6X_AlexiXZOBJQV0R8M/s1600-h/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%231.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 225px; height: 227px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUP2UKbHmsd0u84ECIhpNswTllxVQM-KC8_KoY2V74mXj_kDAOy8Ofnrmt4HcRfsmF02tP6MbRvOs6u3gYQKFjE3EZ7wQEimvLr4NFZncflBCWdNUcOvYrLCKTY6X_AlexiXZOBJQV0R8M/s400/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%231.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301057526723806498" border="0" /></a><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dalam membangun rumah yang baik, sering orang menggunakan Feng Shui yang berasal dari budaya Cina. Padahal tidak semuanya selaras dengan ajaran Islam. Jika keliru, mungkin bisa terjerumus dalam kemusyrikan karena mempercayai adanya kekuatan selain Allah yang bisa menyelamatkannya.</span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dalam membangun rumah yang Islami, sebetulnya dalam Islam ada beberapa petunjuk untuk itu. Di antaranya:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span><img src="http://syiarislam.wordpress.com/wp-includes/js/tinymce-174/plugins/wordpress/img/trans.gif" class="mceWPmore" title="Selebihnya..." /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span id="more-103"></span><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Tetangga yang Baik</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Pilihlah rumah di antara tetangga yang baik (kecuali jika anda adalah da’i yang ingin melakukan perbaikan). Sebab jika tetangga anda tidak baik, maka hidup anda akan merasa kurang nyaman. Bayangkan jika tetangga anda adalah preman, pezina, atau pemabuk.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Pilihlah tetangga (lihat calon tetangganya atau lingkungannya dulu) sebelum memilih rumah. Pilihlah kawan perjalanan sebelum memilih jalan dan siapkan bekal sebelum berangkat (bepergian). (HR. Al Khatib)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Nabi Saw berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di tempat pemukiman. </span><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Sesungguhnya tetangga-tetangga orang-orang Badui suka berpindah-pindah.” (HR. Ibnu ‘Asakir)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Tiap empat puluh rumah adalah tetangga-tetangga, yang di depan, di belakang, di sebelah kanan dan di sebelah kiri (rumahnya). (HR. Ath-Thahawi).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Usahakan agar tetangga anda cukup makannya:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu. </span><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >(HR. Al Bazzaar)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Hendaknya rumah cukup luas (tidak terlampau luas, tapi juga tidak terlampau sempit).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang luas dan kendaraan yang meriangkan. (HR. Ahmad dan Al Hakim)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Rumah yang terlampau luas, misalnya 400 m2 lebih, cenderung menghasilkan ”Rumah Gedong” di mana tetangga satu tidak kenal dengan tetangga lainnya. Para penghuni masing-masing asyik di dalam ”Istana” mereka.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Sebaliknya rumah yang terlalu sempit, misalnya kurang dari 50 m2 cenderung membuat penghuninya tidak betah di rumah sehingga akhirnya banyak menghabiskan waktunya mengobrol/gosip dengan para tetangganya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Luas rumah yang ideal (pertengahan) adalah sekitar 100-200 m2.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Jangan Membangun Rumah Megah</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dalam membangun rumah, janganlah terlalu mewah sehingga jadi bermegah-megahan. Ini tidak disukai Allah dan merupakan satu sifat dari orang-orang yang buruk di akhir zaman.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >”Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” [At Takaatsur:1]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Ketika ditanya tanda-tanda hari kiamat Nabi menjawab: ”Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan gedung” [HR Muslim]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang megah. (HR. Bukhari)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Jangan membangun rumah yang terlampau tinggi (misalnya sampai 4 tingkat) sehingga akhirnya tetangga tidak mendapat sinar matahari atau angin.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Ketika ditanya tanda-tanda hari kiamat Nabi menjawab: “Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat.” [HR Muslim]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Buatlah Rumah yang Baik</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >“…menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk…” [Al A’raaf:157]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.” [Al Maa-idah:100]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Rumah yang baik adalah rumah yang sehat. Yaitu jendelanya cukup sehingga sinar matahari bisa masuk dan tidak lembab. </span><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Ini juga bisa menghemat listrik karena siang hari tak perlu menyalakan lampu. Selain itu ventilasinya juga harus baik sehingga udara segar bisa masuk ke dalam rumah. Jarak antara lantai dan atap sebaiknya agak tinggi (minimal 2,5 meter) sehingga tidak terlalu panas.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Rumah juga harus kuat dan aman. Misalnya dengan menggunakan beton bertulang, rumah jadi lebih aman jika misalnya terjadi gempa. Jika menggunakan kayu, pilih kayu yang kuat serta beri anti rayap sehingga tidak mudah kropos. Harus diperhatikan apakah rumah tersebut rawan dari kebakaran atau tidak.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Sebaiknya rumah minimal terdiri dari 3 kamar. Satu untuk suami-istri, satu untuk anak laki-laki, dan satu lagi untuk anak perempuan. Banyak kasus incest terjadi karena kamarnya hanya satu sehingga pria-wanita bercampur.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Hendaknya aurat dari lawan jenis (kecuali suami-istri) terpelihara dengan pembagian kamar yang baik.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya’. (Itulah) tiga ‘aurat bagi kamu” [An Nuur:58]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Buatlah Rumah yang Indah</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Allah senang keindahan. </span><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Manusia pun banyak yang suka akan keindahan. Oleh karena itu buatlah rumah yang indah. Tapi ingat, keindahan tidak sama dengan kemewahan atau kemegahan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Sesungguhnya Allah indah dan senang kepada keindahan. Bila seorang ke luar untuk menemui kawan-kawannya hendaklah merapikan dirinya. (HR. Al-Baihaqi)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Rumah Harus Bermanfaat atau Fungsional</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Selain indah setiap bagian rumah juga harus bermanfaat/fungsional. Jadi tidak hanya sekedar estetis tapi tidak bermanfaat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Abu Hurairoh ra, dia berkata: “Rosululloh SAW bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat.” (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >WC Jangan Mengarah/Membelakangi Kiblat</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Abu Ayyub Al-Anshari ra.: </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila engkau ke WC, janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya ketika kencing atau buang air besar, tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat. (Shahih Muslim No.388)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Usahakan agar rumah anda mengarah ke kiblat. </span><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Jika tidak, sebaiknya tempat shalat anda tidak mengarah ke WC.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Usahakan di rumah ada shower atau kran air, sehingga anda bisa mandi/wudlu dengan lebih sempurna dengan air yang mengalir.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah seseorang di antara kamu mandi dalam air yang tergenang (tidak mengalir) ketika dalam keadaan junub.” </span><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Dikeluarkan oleh Muslim.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Sebaiknya tempat wudlu dipisah dari WC sehingga anda leluasa membaca doa sebelum atau sesudah wudlu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Rumah Harus Bersih</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Rumah yang kotor tidak sehat. Karena akan mengundang berbagai penyakit. Oleh karena itu rumah harus bersih dan mudah dibersihkan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi. (HR. Tirmidzi)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Penjelasan:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Orang-orang Yahudi suka menumpuk sampah di halaman rumah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Jangan Menaruh Patung di dalam Rumah</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Umar berkata, “Kami tidak memasuki gereja-gerejamu karena patung-patung dan gambarnya itu.” [HR Bukhari]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" ><span> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Ibnu Abbas shalat di dalam biara (tempat ibadah agama lain) kecuali biara yang ada patung di dalamnya. [HR Bukhari]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Jangan Memelihara Anjing</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa memiliki anjing selain anjing penjaga ternak dan anjing pemburu maka setiap hari pahala amalnya berkurang dua qirath. (Shahih Muslim No.2940)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Peliharalah Anak Yatim</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Jika anda berkelebihan, asuhlah anak yatim dan perlakukanlah dengan baik.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk. </span><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >(HR. Ibnu Majah)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Tanamlah Pohon agar Teduh dan Sejuk</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Tanamlah pohon di rumah anda sehingga rumah anda teduh dan mendapat udara segar dari oksigen yang dikeluarkan pohon tersebut. Kenyamanan naungan pohon ini digambarkan Allah sebagai berikut:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >“Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.” [Al Insaan:14]</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Jika rumah anda luas mungkin anda bisa menanam pohon besar yang kuat seperti pohon asem. </span><span style="font-size: 10pt;font-family:Arial;" >Jika sedang, bisa menanam pohon ukuran sedang seperti rambutan atau mangga. Hindari pohon besar yang rapuh dan berbahaya seperti pohon angsana. Banyak korban jiwa karena tertimpa pohon tersebut ketika terjadi badai/angin kencang.</span></p>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-51488028542446334392009-01-12T14:47:00.007+07:002009-01-12T15:01:39.823+07:00Boicot Product Yahudi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgX25vHch1vPVEWY1KwkU7cRKB1nrQnERmaYOr0KhTvnfiAnWOMAv3eOlFVZ4BusUt5pO-W9e4b-MJfZ-yQ2DdqCtLLp1JRnXp5WZD68JIVv2m0Myv39n_UQGNDjZmIwwpvZFQGGaQkLDA/s1600-h/boikot+israel.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 383px; height: 424px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgX25vHch1vPVEWY1KwkU7cRKB1nrQnERmaYOr0KhTvnfiAnWOMAv3eOlFVZ4BusUt5pO-W9e4b-MJfZ-yQ2DdqCtLLp1JRnXp5WZD68JIVv2m0Myv39n_UQGNDjZmIwwpvZFQGGaQkLDA/s400/boikot+israel.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5290312039084530146" border="0" /></a><br /><br /><div style="text-align: left;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSf3kMSs5hoKBWZg3nFBmNXkoG3XfKAUnPM9ds4b7uUu7onCcyl3Ic2RsBzUgr3inVeUh-SPaSNzQq0UNbYNJ4T_4yjLyb93UjhcCCN8c1SnVU1TrP1flSswXOAYvBDOy20FS9bly7g9VV/s1600-h/boikot+israel.jpg"><br /></a></div>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-66628885400086436152009-01-08T14:36:00.002+07:002009-01-08T14:37:58.496+07:00Konflik Lewat Hubungan Hangat<span style="font-size:85%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP1dFIA0mTodRieDP9-lmF-SOqhVLjOo1vhds6zkGczgi5UkE5KChsiGD8iHZH5oJ02kd_VSAcmndtoFL1KOvPgsMJKp8A63F2II6jvmvwBeGJDbOrmTAOz81xsRKwZIIBxtf0LkiNXjUL/s1600-h/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%236.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 196px; height: 174px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP1dFIA0mTodRieDP9-lmF-SOqhVLjOo1vhds6zkGczgi5UkE5KChsiGD8iHZH5oJ02kd_VSAcmndtoFL1KOvPgsMJKp8A63F2II6jvmvwBeGJDbOrmTAOz81xsRKwZIIBxtf0LkiNXjUL/s400/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%236.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5288823648306032194" border="0" /></a></span><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;" >Konflik dan permasalahan dalam berumah tangga antara suami dan istri adalah hal yang wajar terjadi.</span></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;" > <span class="GramE">Tak sekadar perang urat syaraf, “piring terbang” dan aksi kekerasan fisik kadang turut mewarnai konflik.</span> <span class="GramE">Tak jarang konflik suami istri berakhir dengan perceraian.</span></span> <p style="margin-top: 6pt;" class="aay"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;" >Yang membuat kita <em>miris</em>, ternyata banyak dari pasangan yang memilih tidak melanjutkan kehidupan rumah tangga mereka, begitu saja! <span class="GramE">Tanpa alasan jelas lagi syari.</span> <span class="GramE">Alasan yang paling sering mengemuka adalah faktor ekonomi, soal anak, orang ketiga, serta adanya ketidakcocokan lagi.</span></span></p><span style="font-size:85%;"><br /><strong><em></em></strong></span> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" >Klimaks konflik <span class="GramE">akhirnya<span> </span><em>‘<span>sad</span></em></span><em> ending</em><em>’</em>. <span class="GramE">Alih- alih konflik selesai, yang terjadi malah sebaliknya.</span> Karena ada ketidakpuasan di salah satu pihak<span class="GramE">,<span> </span>jalur</span> hukum pun ditempuh. <span class="GramE">Dari soal rebutan harta hingga anak.</span> Jadilah konflik makin seru! Kalau sudah begini<span class="GramE">,<span> </span>salah</span> siapa? <span class="GramE">Jangan sampai ini terjadi pada Anda.</span></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > </span></p> <p style="margin-top: 6pt; page-break-after: auto;" class="ab"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Verdana;" >Menikah Adalah…</span></strong></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" >Setiap orang yang menikah tentu menginginkan keluarga yang dibangunnya menjadi keluarga penuh <em>sakinah, mawaddah<span> </span>wa rahmah</em>, yang di dalamnya dibangun komitmen menyatukan segenap jiwa raga, menerima kekurangan dan kelebihan pasangan, dan untuk seterusnya mengaktualisasikan diri dalam peran dan tanggung jawab masing-masing sesuai kodrat. Firman Allah,</span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aay"><span style="font-size:85%;"><em><span style=";font-family:Verdana;" >“<span>Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. <span class="GramE">Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan salat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.</span> Mereka itu <span class="GramE">akan</span> diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”<span class="GramE">.(</span> At-Taubat: 71)</span></span></em></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Pahamilah, menikah adalah mengumpulkan dua jiwa dengan karakter berbeda, menyatukan ketidaksamaan, beserta kelebihan dan kekurangan, menyatukan visi, misi, harapan, cita-cita serta komitmen dalam kesakralan ijab qabul.</span></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > <span class="GramE"><em>Subhanallah</em>, satu wadah ikatan yang agung.</span></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Jika Anda sadari sepenuhnya makna dan arti pernikahan, maka saat kita <em>“</em>berbeda<em>”</em> dengan pasangan, itu bukan lagi hal yang mengejutkan.</span></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > <span class="GramE">Pernikahan memang harus dimatangkan dalam niat.</span> <span class="GramE">Namun niat saja tak cukup.</span> <span class="GramE">Pernikahan butuh kesiapan mental, tanggung jawab, ilmu, wawasan juga kedewasaan.</span> </span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > </span></p> <p style="margin-top: 6pt; page-break-after: auto;" class="ab"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Verdana;" >Cari Sumber Masalah dan Selesaikan Segera</span></strong></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Berkonflik dengan pasangan adalah hal yang tak diinginkan oleh semua orang.</span></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > <span class="GramE">Namun jika tetap terjadi?</span> <span class="GramE">Langkah pertama adalah cari sebab sumber masalah.</span> <span class="GramE">Anda atau pasangan Andakah penyebabnya?</span><strong></strong></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Mendeteksi sumber masalah menjadi hal penting, sebab dengan begitu Anda berdua bisa mencari solusi tepat dan terbaik bagi penyelesaiannya.</span></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Terkadang hal remeh yang luput dari perhatian, bisa menyulut konflik.</span></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > Seorang teman pernah bercerita, gara-gara bau jempol kaki, dia dan suami ribut! <span class="GramE">Pasalnya si teman ini merasa terganggu bau jempol suami.</span> <span class="GramE">Saat ditegur -suami yang lagi ngantuk berat- malah marah.</span> Jadilah adu mulut, yang berakhir perang dingin. <span class="GramE">Akhirnya si teman mengalah meminta maaf ke suami.</span> Karena <span class="GramE">ia</span> merasa <em>“</em>memulai<em>”</em>, meski sebenarnya maksudnya baik, meminta supaya suami cuci kaki. <span class="GramE">Hanya saja <em>timing-</em>nya tidak tepat.</span> Akhirnya konflik berakhir <span class="GramE">manis</span>, mereka saling meminta maaf.</span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > </span></p> <p style="margin-top: 6pt; page-break-after: auto;" class="ab"><span style="font-size:85%;"><strong><em><span style=";font-family:Verdana;" >Open Talk</span></em></strong><strong><span style=";font-family:Verdana;" >, Dari Hati ke Hati</span></strong></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" >Jika marah pasangan Anda telah mereda, ajaklah <span class="GramE">ia</span> bicara, duduklah berdua. Carilah tempat se-<em>enjoy</em> mungkin untuk Anda dan pasangan. <span class="GramE">Lakukan <em>“<span>open talk</span>”</em>, bicara terbuka dari hati ke hati.</span> <span class="GramE">Bicaralah setepat dan sehati- hati mungkin agar tak kembali memancing konflik.</span> Tanyakanlah harapan dan keinginannya, kenapa <span class="GramE">ia</span> marah, kenapa begini, kenapa begitu. <span class="GramE">Lakukanlah dengan sabar dan lembut.</span></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > </span></p> <p style="margin-top: 6pt; page-break-after: auto;" class="ab"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Verdana;" >Jangan Libatkan Hati Terlalu Banyak</span></strong></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" >Saat Anda <span class="GramE"><em>open</em></span><em> talk</em>, jangan libatkan hati terlalu banyak. <span class="GramE">Sebab yang muncul hanyalah <em>“</em>pembenaran<em>”</em> diri dan egoisme individu yang tinggi.</span> <span class="GramE">Apalagi dalam keadaan marah.</span> <span class="GramE">Pergunakan logika sehat dan kedewasaan saat berbicara.</span> <span class="GramE">Berilah kesempatan pada masing- masing pihak untuk mengeluarkan <em>“</em>uneg-uneg<em>”</em>.</span> <span class="GramE">Jangan saling menyalahkan, apalagi menjatuhkan pasangan.</span> Jangan bertindak emosional, karena Anda tak <span class="GramE">akan</span> memperoleh apa pun selain menguras energi diri. Jangan terprovokasi suasana atau omongan orang <span class="GramE">lain</span> yang merugikan.</span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > </span></p> <p style="margin-top: 6pt; page-break-after: auto;" class="ab"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Verdana;" >Intropeksi Diri dan Mengalah</span></strong></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Dari hasil pembicaraan dan ungkapan perasaan pasangan, Anda bisa menjadi lebih mengerti dan mengenal siapa dirinya,<u> </u>pribadinya, juga keinginannya.</span></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > <span class="GramE">Dan saat itu pula Anda dan pasangan memiliki kesempatan untuk saling intropeksi diri.</span><u> </u>Memberi perhatian lebih itu membuat berharga untuk Anda berdua, sehingga masing- masing pihak <span class="GramE">akan</span> berusaha saling berlapang dada terhadap <em>“</em>kekurangan<em>”</em> pasangannya. <span class="GramE">Allah<span> </span>berfirman</span> :<u> </u></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aay"><span style="font-size:85%;"><em><span style=";font-family:Verdana;" >“<span>Janganlah kalian lupakan keutamaan di antara kamu…<span class="GramE">”.</span> (Al- Baqarah: 237</span></span></em></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;" >)</span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Menjadikan konflik bukan ajang tunjuk kesalahan, tapi menjadikannya jalan menuju arah lebih baik untuk hubungan selanjutnya.</span></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aay"><span style="font-size:85%;"><em><span style=";font-family:Verdana;" >“Dan perdamaian itu lebih baik…<span class="GramE">”<span style="font-style: normal;">.</span></span></span></em></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;" > (An- Nisa<em>’</em>: 128)</span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aay"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;" > </span></p> <p style="margin-top: 6pt; page-break-after: auto;" class="ab"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Verdana;" >Saling Percaya dan Maksimalkan Fungsi</span></strong></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style="font-size:85%;"><em><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Positive thinking</span></em></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > (<em>husnudzdzon</em>) adalah bagian dari kepercayaan pada pasangan. Lakukanlah itu, karena itu <span class="GramE">akan</span> menjadi semangat tersendiri buat Anda berdua untuk bisa saling memberikan yang terbaik. <span class="GramE">Baik dalam keseharian, saat senang ataupun di saat- saat sulit dalam menghadapi konflik.</span></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Maksimalkan fungsi <em>“</em>arti diri<em>”</em> Anda berdua sebagai suami istri.</span></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > <span class="GramE">Penuhilah hak dan kewajiban masing- masing.</span> <span class="GramE">Tempatkan posisi Anda sebaik mungkin.</span> <span class="GramE">Saat berkonflik, wanita lebih banyak memakai rasa, sentimental, juga emosional yang tinggi hingga terkadang meledak- ledak.</span> <span class="GramE">Sebagai suami, tak ada salahnya bersabar selama kemarahan istri dalam batas yang masih bisa ditolerir, hindari kekerasan.</span> Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wasallam</em> bersabda, </span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aay"><span style="font-size:85%;"><em><span style=";font-family:Verdana;" >“<span>Yang terbaik di antaramu adalah yang terbaik perlakuannya terhadap istrinya<span class="GramE">,dan</span> aku adalah yang terbaik perlakuannya terhadap istri.” </span></span></em></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;" >(Riwayat At-Tirmidzi)<em></em></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" ><span> </span>Pun sebagai istri saat marah, cobalah untuk sejenak <em>“</em>mengalahkan<em>”</em> rasa ego. <span class="GramE">Mengalah bukan berarti kalah.</span></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" >Demi keharmonisan dan penyelesaian konflik, teruslah berusaha dengan berbagai <span class="GramE">cara</span>, baik dengan komunikasi ataupun menunaikan kewajiban dengan penuh keikhlasan. <span class="GramE">Semaksimal mungkin, cobalah untuk menyelesaikannya berdua, karena Anda berdua lebih tahu masalahnya.</span> Terimalah bantuan orang <span class="GramE">lain</span> atau yang Anda berdua percayai, bila perlu, untuk membantu penyelesaian konflik. <span class="GramE">Mintalah pendapat, saran, juga masukan positif.</span> <span class="GramE">Anda bisa meminta tolong pada keluarga dekat, teman, sahabat atau pada seorang ahli untuk berkonsultasi.</span></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style="font-size:85%;"><u><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" ><span style="text-decoration: none;"> </span></span></u></span></p> <p style="margin-top: 6pt; page-break-after: auto;" class="ab"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Verdana;" >Saling Memaafkan </span></strong></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Jika konflik telah mereda, mintalah maaf pada pasangan.</span></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > <span class="GramE">Memang memaafkan tidak selalu mudah, tetapi banyak kebaikan yang dapat dituai bila kita mau memaafkan.</span> <span class="GramE">Sebagai mana dicontohkan Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wasallam</em>, memaafkan atau meminta maaf memiliki banyak kebaikan.</span></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Memaafkan merupakan sikap para penghuni surga.</span></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > Sebagaimana firman <span class="GramE">Allah :</span></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aay"><span style="font-size:85%;"><em><span style=";font-family:Verdana;" >“<span>Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari <span class="GramE">Rabbmu<span> </span>dan</span> kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang- orang yang bertakwa. <span class="GramE">(Yaitu) orang- orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit dan orang- orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang.</span> <span class="GramE">Allah menyukai orang- orang yang berbuat kebajikan.”</span></span></span></em></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;" >(Ali Imran<span class="GramE">:133</span>- 134)<em></em></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" >Jadi tak ada ruginya memaafkan orang lain. Apalagi orang <span class="GramE">lain</span> itu adalah belahan jiwa Anda! <span class="GramE">Ingatlah saat-saat indah Anda, saat menjemputnya ke pelaminan, saat-saat mesra bersamanya, kebaikannya, juga bakti dan kasih sayangnya.</span> <span class="GramE">Semoga itu mampu melumerkan ketegangan yang tengah terjadi, melembutkan kemarahan di dada.</span><u> </u></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style="font-size:85%;"><u><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" ><span style="text-decoration: none;"> </span></span></u></span></p> <p style="margin-top: 6pt; page-break-after: auto;" class="ab"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Verdana;" >Buktikan Anda Berdua Adalah Tim yang Kompak</span></strong></span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span class="GramE" style="font-size:85%;"><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >Perkawinan laksana mengarungi samudera luas, penuh gelombang dan badai.</span></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" > Bila mengarunginya dengan kapal yang dilengkapi peralatan lengkap juga kompas, <em>insyaallah</em> kita <span class="GramE">akan</span> selamat tiba di pantai bahagia.</span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" >Konflik dan permasalahan timbul saat suami istri tak lagi memiliki visi dan misi yang <span class="GramE">sama</span>. Untuk menyamakan dua hal tersebut, butuh proses dan waktu, juga kesabaran dan kebesaran jiwa, kedewasaan dan usaha yang teguh dan maksimal. Apa pun usaha yang kita lakukan sepanjang memiliki niat ikhlas, tidak akan disia- siakan oleh <span class="GramE">Allah .</span> </span></p> <p style="margin-top: 6pt;" class="aagun"><span style=";font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;" >Buktikan Anda adalah <span class="GramE">tim</span> yang kompak. Konflik lewat, hubungan semakin hangat! <span class="GramE">Jangan pernah ada kata berpisah.</span> <span class="GramE"><em>Insyaallah</em>.</span> <span class="GramE"><em>Wallahu a’lam</em>.</span> </span></p> <span style="font-size:85%;"><strong><em><span style=";font-family:Verdana;color:#000000;" >(Ummu Nabhan)</span></em></strong></span>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-91326035022945595272009-01-08T14:31:00.001+07:002009-01-08T14:33:00.154+07:00Bila Suami Tak Mau Berbagi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKZvQEBxn5m6f13VmvtTERHri5To1uH4SmXZfWOniOjqOmhIrIIU47lvcGpnhWsom11wJJEqeM41rsm0QwyrD6lHnJgjg1tzkLwf5HZfsVjxXpW3GT8BElFMUpiN_8qvjrwQIVBdaip6IN/s1600-h/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%235.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 222px; height: 178px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKZvQEBxn5m6f13VmvtTERHri5To1uH4SmXZfWOniOjqOmhIrIIU47lvcGpnhWsom11wJJEqeM41rsm0QwyrD6lHnJgjg1tzkLwf5HZfsVjxXpW3GT8BElFMUpiN_8qvjrwQIVBdaip6IN/s400/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%235.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5288822508941436866" border="0" /></a>Betapa resah hati seorang istri, ketika melihat suaminya tiba-tiba bermuram hati, kehilangan semangat, dan uring-uringan. Ketika ditanya, "ada apa", tak ada penjelasan yang keluar dari lisannya. Sungguh membingungkan.<h4>HADAPI DENGAN TENANG</h4> Jika kebetulan Anda memiliki suami yang berkepribadian introvert atau tertutup, mungkin Anda akan sering mengalami hal seperti di atas. Resah, karena melihat suami gundah, dan Anda tak tahu penyebabnya. Untuk menghadapi suami dalam kondisi seperti itu, hal utama yang harus Anda miliki adalah ketenangan. Meskipun dalam hati Anda ikut resah dan bingung, namun tetaplah berusaha untuk bersikap tenang di hadapan suami. Hadapi dia dengan muka yang cerah, serta tutur kata yang santun dan lemah lembut. Hal itu akan membuatnya lebih nyaman. Bila ia melihat Anda tampak bersungut-sungut dan malah sewot, tentu hal itu akan menambah kegusarannya, dan berpengaruh buruk terhadap emosinya.<p> </p><br />Kalau Anda sudah mengetahui dia bertipe introvert, maka jangan terburu-buru untuk menanyakan apa masalahnya. Dalam keadaan suntuk, dia lebih suka memendam sendiri masalah yang dihadapinya. Sebaiknya, Anda berusaha menghiburnya dengan berusaha menciptakan suasana riang dan nyaman di rumah. Misalnya dengan mengajak suami dan anak-anak minum teh hangat bersama-sama, sambil menikmati camilan kesukaan mereka. Dalam kesempatan tersebut, Anda bisa bercerita masalah-masalah ringan sehari-hari, misalnya tentang perkembangan si kecil atau kelucuan dan kepintarannya pada hari itu. Setidaknya, Anda bisa membuatnya rileks sejenak untuk melupakan masalahnya.<br /><br /><h4>PANCING PEMBICARAAN</h4> Bila kadar kegelisahan suami mulai menurun, Anda pun bisa mulai mengajaknya bicara dari hati ke hati. Tapi, akan lebih baik, jika Anda tidak menanyakan masalahnya secara langsung. Anda bisa memancing pembicaraan menuju ke arah yang Anda kehendaki, namun usahakan jangan sampai menyinggung perasaannya.<br />Carilah waktu yang tepat untuk hal itu. Misalnya, di saat istirahat, tawarkan padanya untuk Anda pijat badannya. Sambil memijat, coba tanyakan kesehatannya, misalnya, "Pusing ya Mas? Sepertinya Mas lagi nggak sehat hari ini."<br />Pertanyaan seperti di atas, bisa memancing suami menceritakan masalah yang dihadapinya. Misalnya suami akan menjawab, "Iya nih pusing. Lagi ada masalah di kantor." Nah, jika suami menjawab demikian, Anda bisa melanjutkan dengan pertanyaan, "Memangnya ada masalah apa di kantor?" Dalam kesempatan itu, mungkin suami akan mau menjelaskan masalahnya. Namun, jika ia belum mau menjelaskannya, maka sebaiknya Anda bersabar. Tak perlu memaksanya, jika ia memang masih ingin menyimpannya sendiri.<br /><br /><h4>BERBAGI: BUKAN MEMBEBANI, TAPI MENGHARGAI</h4> Dalam hidup berumah tangga, sangat perlu dibangun hubungan keakraban antara suami istri. Rumah tangga akan lebih harmonis, bila di antara suami istri bisa menempatkan diri sebagai kekasih sekaligus sahabat bagi pasangannya.<br />Nah, untuk membangun hubungan keakraban itu, sering-seringlah mengobrol dengan suami, mulai dari hal-hal yang ringan hingga masalah serius. Jika suami enggan memulai, maka istri harus berusaha memulai pembicaraan.<br />Sekali waktu, ajaklah suami berduaan untuk berbicara dari hati ke hati. Jelaskan padanya tentang pentingnya keterbukaan dalam rumah tangga. Yakinkan dia, bahwa Anda sangat mencintainya, dan ingin melihatnya bahagia. Yakinkan juga, bahwa Anda siap menjadi sahabatnya, untuk berbagi dalam suka dan duka. Anda pun siap menjadi pendengar yang baik untuk setiap keluh kesahnya.<br />Jelaskan juga pada suami, bahwa berbagi keresahan dengan pasangan bukanlah suatu hal yang membebani. Akan tetapi, seorang istri justru akan merasa lebih dihargai, bila suaminya mau berbagi tentang masalah yang dihadapinya. Keuntungan bila suami mau berbagi di antaranya: suami akan berkurang bebannya, istri merasa lebih dihargai, dan mungkin juga istri bisa menyarankan solusi atau nasihat yang baik untuk menyikapi masalah tersebut.<br /><br /><h4>RASULULLAH shallallahu ‘alaihi wa sallam PUN BERBAGI</h4> Wahai para suami, apa yang menghalangimu untuk berbagi dengan istrimu? Ingatlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, contoh terbaik untuk umat ini. Beliau pun suka berbagi dengan istrinya, bila menghadapi masalah.<br />Dahulu ketika mendapatkan wahyu pertama kali, beliau merasa sangat resah dan gundah, dan beliau pun menceritakan masalahnya pada istri tercinta (Khadijah radhiyallahu 'anha). Akhirnya sang istri pun berhasil menghibur dan menenangkannya.<br />Demikian pula ketika para sahabatnya kecewa dengan keputusannya dalam perjanjian Hudaibiyah, ia pun berbagi dengan istrinya, yang akhirnya menyarankan agar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar sambil menyembelih kurban dan mencukur rambutnya, hingga para sahabat pun mengikutinya.<br />Jika demikian, yakinlah hai para suami, memang tak ada salahnya jika engkau mau berbagi dengan belahan jiwamu....catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-64578712371182570862009-01-08T14:26:00.002+07:002009-01-08T14:28:56.116+07:00JANGAN BIARKAN KEKERASAN MENGHANCURKANMU!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_qUF2Re_WK3i1xTmbcj2VRvFlMNv3BnfXsxHBb8J6LoAsDah00JfNA5Qz0qej_ouXRvF-jUaHUOIlXOs5LkesClugeRrMvfHvtsu7Y6AGguNwDjOHfcGj_Z37JUFVVzGEnFA3d0XrFMp9/s1600-h/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%234.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 218px; height: 187px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_qUF2Re_WK3i1xTmbcj2VRvFlMNv3BnfXsxHBb8J6LoAsDah00JfNA5Qz0qej_ouXRvF-jUaHUOIlXOs5LkesClugeRrMvfHvtsu7Y6AGguNwDjOHfcGj_Z37JUFVVzGEnFA3d0XrFMp9/s400/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%234.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5288821148577947730" border="0" /></a><br /><div>Bila kita membuka sejenak lembaran sejarah kehidupan manusia, banyak peristiwa besar yang terjadi baik itu positif atau negatif, yang melibatkan tangan-tangan generasi muda. Allah l menggambarkan masa muda sebagai masa kuat di antara dua masa yang lemah, sebagaimana firman-Nya,<br /></div><p><span style="font-style: italic;"> “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” </span>(Ar-Ruum: 54)</p><div><br /></div> <p>Para generasi muda banyak yang membuktikan, pada masa mereka kegiatan yang mereka lakukan mampu mengubah wajah dunia, baik itu ke arah positif atau negatif. Sebagai contoh, kemerdekaan Republik Indonesia dimotori oleh generasi muda. Begitu juga era reformasi.</p><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">REMAJA DAN KARAKTERNYA</span><br /></div><div>Membicarakan sosok remaja adalah obyek yang tidak pernah basi. Sosok mereka selalu dimulai dengan gejolak baik fisik ataupun mental. Jiwa mereka penuh petualangan. Mereka seolah memiliki dunia tersendiri. Pada umumnya jiwa remaja selalu menjadi climber, manusia yang selalu dipenuhi semangat untuk menjadi yang terdepan dalam banyak hal. Bahkan banyak dari remaja mencari tantangan-tantangan baru tanpa peduli bahaya dan risiko-risiko yang dihadapinya.<br /></div><p>Heroisme di dada mereka membuat remaja siap menghadapi tantangan apa pun yang menghadang. Proses pendewasaan mereka pun berkelok tajam, tak semulus jalan tol, bahkan kadang mereka tak peduli pada keselamatan diri hingga terperosok dalam jurang kegelapan. </p><p>Jiwa muda yang penuh gejolak inilah yang kadang menyeret remaja pada hal-hal yang tak seharusnya, apalagi jika mereka tak memiliki filter dalam memilih pergaulan. Sebagian dari mereka kadang terjebak dalam “dunia lain” yang menawarkan kebebasan bertindak. </p><p>Remaja-remaja dalam sekejap berubah menjadi “preman-preman” yang sarat kekerasan dan kebrutalan sebagai aktualisasi diri dan pengakuan terhadap eksistensi mereka, baik itu secara pribadi atau berkelompok seperti yang banyak kita saksikan dan dengar akhir-akhir ini. Remaja terlibat genk motor yang brutal, ataupun remaja putri yang terlibat genk brutal dengan menganiaya remaja putri lain yang dianggap melebihi dan menyaingi mereka. Adakah yang salah dengan mereka?</p><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">ANAKKU, KEMANA KAU HEMPAS KELEMBUTANMU?</span><br /></div><div>Sebenarnya tak ada yang salah dengan remaja dan dunianya, selama semuanya masih berada dalam koridor dan nilai-nilai positif. Baik itu menyangkut sikap ataupun pergaulan mereka. Tak ada salahnya jika kita mendapati remaja hidup bergaul dalam satu komunitas tertentu selama komunitas itu mengarah pada hal-hal positif. Namun jika pergaulan dan komunitas tersebut mengarahkan remaja pada hal-hal yang bersifat negatif dan merusak, inilah yang salah.<br /></div><p>Tak ayal hal ini mau tak mau layak kita cermati. Mengapa ada dari remaja memilih pergaulan yang negatif penuh kekerasan seperti yang ramai diberitakan akhir-akhir ini, meski mereka tahu risikonya tak ringan. Yang menyedihkan, seiring waktu fenomena kekerasan yang melibat remaja kian marak. Media seolah menjadi iklan gratis bagi ”sosialisasi” kekerasan, hingga bukan mustahil remaja-remaja lain menirunya. Makin perih hati kita, juga kita dibuat ternganga, kekerasan remaja ini juga melibatkan remaja putri, sosok yang seharusnya penuh kelembutan. </p><p>Kondisi global dunia telah memberikan pengaruh signifikan bagi remaja yang notabene labil. Belum lagi serbuan budaya dan idiologi akan melahap habis remaja yang tidak siap dan tidak memiliki filter yang kuat untuk menghadapinya. Hingga pada akhirnya sebagian remaja terjebak dalam pergaulan bebas tanpa aturan yang pasti, serta menyeret mereka berkenalan dengan kekerasan dan sejenisnya. </p><p>Akankan kondisi ini akan kita biarkan berlarut-larut membelenggu anak-anak kita yang seharusnya menjadi harapan di masa depan? Haruskan kita biarkan masa remaja mereka sia-sia? Haruskah kekerasan merenggut kelembutan dalam jiwa-jiwa remaja kita? Sementara dalam satu haditsnya Rasulullah bersabda, <span class="Apple-style-span" style="font-style: italic;">”Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan dalam segala urusan.”</span> (Bukhari Muslim)</p><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">BAGAIMANA ISLAM MENYIKAPI FENOMENA INI DAN SOLUSI</span><br /></div><div>Adanya fenomena kekerasan ini, Islam menyikapi dengan aktif dan bijaksana. Sesungguhnya hal ini tidak perlu terjadi jika para remaja-remaja ini tidak terputus dari tali Islam serta perubahan mendasar, tujuan dan polagaya hidup keluarga yang seharusnya bisa menjadi tempat anak-anak bernaung. Dan merupakan hal penting yang harus segera dilakukan yaitu usaha untuk mengembalikan fungsi keluarga Islam sesungguhnya. Kemudian baru dipecahkan dan diurai satu persatu permasalahan ini menurut kacamatan Islam, karena dalam tubuh para remaja juga masyarakat.<br /></div><p>Gencarnya serangan <span class="Apple-style-span" style="font-style: italic;">ghazwul fikri</span> yang dilakukan musuh-musuh Islam ikut mempercepat semakin menurunnya kwalitas kepribadian dan akhlak para remaja. Perubahan tata nilai dalam masyarakat makin menyuburkan kerusakan moral remaja. Keteladanan dalam keluarga hilang sekolah yang dihaharapkan mampu mewakili pendidikan generasi tak bisa berbuat banyak. Kesalahan fatal sebagai sumber utama kerusakan moral termasuk kekerasan remaja adalah berawal dari keluarga, remaja dewasa ini kebanyakan kurang memperoleh kasih sayang dan perhatian sebagaimana mestinya. </p><p>Belum lagijika remaja ini mengalami broken home, orang tua sering bertengkar dihadapan anak-anak. Alih-alih ketenangan yang didapatkan, malah kesumpekan yang mereka rasakan. Sementara sebagian ortu yang lain menganggap materi telah mencukupi kebutuhan remaja, namun kebutuhan pendidikan akhlaq dan tingkah laku tak penting. </p><p>Komunikasi yang tak lancar dan cenderung menyalahgunakan anak-anak tanpa mau melihat apa yang sebenarnya terjadi. Orangtua juga sering menggunakan bahasa kasar, caci maki, penginaan bahkan kekerasan fisik pada anak. Maka tak heran banyak remaja lari memilih jalan mereka mencari tempat bernaung dan berbagi untuk mencurahkan penat hati. Hingga ada yang terjebak dalam pergaulan bebas dan kekerasan. </p><p>Atas banyaknya kasus kekerasan yang melibatkan remaja Islam telah jauh-jauh sebelumnya memberikan antisipasi berupa petunjuk sekaligus sebagai solusinya. </p><p class="smallnumber">1. Mengembalikan dan menjadikan keluarga mulsim kembali pada fungsi yang sungguhnya. Karena keluarga adalah tempat awal bagi pemebntuk akhlak generasi. Jika akhlak yang ditanamkan selalu mengandung didikan dan teladan positif maka. Hal ini bisa menjadi modal dasar yang bermanfaat, berharga saat mereka bergaul diluar rumah. </p><p>2. Islam sedari awal telah memberikan rambu-rambu sebagai penjagaan atas umatnya baik jasmani dan rohani. Baik itu menyangkut etika bergaul, cara bersikap, mengajarkan selalu berfikir positif, perlunya ilmu dan sebagainya. Memilih pergaulan dan lingkungan yang baik membuat remaja terjaga dari pergaulan yang merugikan. Rasulullah bersabda, ”<span class="Apple-style-span" style="font-style: italic;">Agama seseorang tergantung atas agama temannya, maka lihatlah siapa yang menemaninya”</span> .(Abu Dawud, Tirmidzi dihasankan oleh Syaikh Al Albani). </p><div>Dalam Azzukhruf : 67 Allah berfirman akan pentingnya memilih teman.<br /></div><div>”Teman-teman akrab pada hari itu sebagianya menjadi musuh bagi sebagian yang lain keculai orang-orang yang bertakwa”.</div><div> </div><div>3. Menanamkan pentingnya ilmu dien sejak dini karena hal ini, akan membuat mereka bisa memilah yang haq dan batil.<br /></div><p>4. Menumbuhkan pola pikir positif dan juah ke depan sehingga pikiran kita selalu berisi dorongan pada hal baik dan bermanfaat serta untung ruginya, sebab kehidupan kita adalah pikiran kita. Niat baik juga membuat kita terhindar dari lemahnya jiwa, sebagaimana firman Allah. ”<span class="Apple-style-span" style="font-style: italic;">Dan barang siapa yang bertawaqal pada Allah niscaya Allah akan mencukupinya”</span> (At Thalaq 3)</p><p>5. Menumbuhkan sikap dan gaya mendidik yang dipenuhi kelembutan cinta dan kasih sayang sebagai bahasa mutlak dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak / remaja serta menjauhi sikap kasar, kerasn dan semena-mena. Allah berfirman dalam Ali Imran 159 , <span class="Apple-style-span" style="font-style: italic;">”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu."</span></p><p>6. Menjauhkan anak / remaja dari bias-bias yang memancing tindak kekerasan. Semisal, menonton film laga penuh adegan kekerasan / tayangan adu fisik semacam <span class="Apple-style-span" style="font-style: italic;">Smack Down</span>, berita kriminal dan sebagainya. </p><p>Insya Allah, jika hal-hal di atas bisa dilakukan maka harapan untuk melahirkan generasi pilihan yang jauh dari kerusakan dan kekerasan akan bisa diwujudkan. Selain itu usaha yang sinergi dari seluruh pihak baik itu keluarga, sekolah juga masyarakat untuk bersama melakukan perbaikan akan menumbuhkan secercah harapan mengembalikan kondisi akhlak remaja yang mulai carut marut. Mengembalikan remaja di bawah keindahan akhlak panji-panji Islam. Seperti halnya pemuda kahfi yang selalu teguh berpijak pada kebenaran, <span class="Apple-style-span" style="font-style: italic;">Wallahu ’alam</span>. </p><p><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: italic;">(ummu abdirrahman</span></span>)</p>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-67832685674741155422009-01-08T14:12:00.001+07:002009-01-08T14:24:30.442+07:00TERIMALAH AKU APA ADANYA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGRIwoQkSmzzZs9K-9UbVR7Q-0-vZs1xbJIczoPKKnLRqAQYiCDBWGhq2W-WaD5tfopv9nJo15z8KydGn6axb9njgezFYNIjOa5z1lN0B6Gk7NTZ_wHOZN4rdj2en7TSttNdfFCnmLpX2F/s1600-h/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%232.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 173px; height: 172px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGRIwoQkSmzzZs9K-9UbVR7Q-0-vZs1xbJIczoPKKnLRqAQYiCDBWGhq2W-WaD5tfopv9nJo15z8KydGn6axb9njgezFYNIjOa5z1lN0B6Gk7NTZ_wHOZN4rdj2en7TSttNdfFCnmLpX2F/s400/sky+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%232.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5288818844705244658" border="0" /></a><br />Di bawah naungan ajaran Islam, pernikahan sepasang insan suami istri menjalani hidup mereka dalam satu perasaan, menyatunya hati dan cita-cita. Namun adakalanya pernikahan harus berjalan di atas kerikil. Apalagi saat pandangan mulai berbeda, tujuan tak lagi sama. Mempertahankan keutuhan dan keharmonisan rumah tangga terasa tak lagi mudah. Di mata kita pasangan selalu serba salah dan penuh kekurangan. <p> </p> <p><strong>Keluarga Samara</strong></p> <p>Pernikahan adalah fitrah kemanusiaan. Karenanya Islam menganjurkan, sebab nikah merupakan gharizah insaniyah. Sebagaimana Allah berfirman,</p> <p>“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Ar-Ruum : 30).</p> <p>Islam memberi penghargaan tinggi pada pernikahan dan Allah menyebutnya sebagai ikatan yang kuat. Dalam al-Quran surat An Nisaa : 21</p> <p>“… dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”</p> <p>Demikian agungnya ikatan pernikahan hingga sebanding dengan separuh agama. Begitulah, keputusan dua insan berbeda untuk menikah tentunya dengan pertimbangan matang, faham dan tahu tujuan dari pernikahan. Mengerti betul perbedaan akan disatukan dalam perkawinan. Hingga pemahaman-pemahaman dari ini diharapkan akan membawa pada keharmonisan dan kelangsungan pernikahan pada keabadian.</p> <p>Pernikahan adalah bangunan yang bertiang Adam dan Hawa yang membangun kecintaan dan kerjasama, penuh mawadah, ketenteraman, pengorbanan, dan juga hubungan rohani yang mulia dan keterikatan jasad yang disyariatkan.</p> <p>“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar-Ruum :21).</p> <p>Ayat ini merupakan pondasi kehidupan yang diliputi suasana perasaan yang demikian sejuk. Istri ibarat tempat bernaung bagi suami setelah seharian bekerja keras. Penghiburnya di saat lelah. Suasana rumah yang penuh belas kasih hingga menumbuhkan ketenteraman. Sebaliknya suami yang baik akan memberikan timbal balik yang sama.</p> <p>Suami sebagai pemimpin rumahnya dengan bantuan dan dukungan istri akan bertindak sebijaksana mungkin mengatur rumah tangganya tanpa harus bersikap otoriter. Dan jika tugas suami istri berjalan seimbang maka akan memberi ketenteraman dan kemantapan dalam hubungan suami istri. Dan anak-anak yang tumbuh dalam “lembaga” yang bersih ini akan tumbuh dengan baik. Sebab individu yang bernaung di dalamnya tahu hak dan kewajibannya sebagaimana sabda Rasulullah n,</p> <p>“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggungjawab atas yang dipimpinnya.”</p> <p>Maka tak heran kalau keluarga harmonis yang saking penuh mawadah warahmah akan mudah diwujudkan. Insyaallah.</p> <p><strong>Hak dan kewajiban suami istri</strong></p> <p>Kesan terbaik yang tertangkap dari rumah tangga Nabawi adalah terjaganya hak dan kewajiban dalam hubungan suami istri. Bahkan hak itu tetap diperoleh Khadijah dari Rasulullah meski Khadijah telah wafat hingga membuat Aisyah cemburu. Padahal Aisyah tak pernah berjumpa dengannya. Hal itu semua karena Rasulullah sering mengingat kebaikan dan jasanya.</p> <p>Keharmonisan dalam rumah tangga akan dengan sendirinya terwujud jika pihak suami atau istri tahu hak dan kewajiban masing-masing. Rasa kasih dan sayang sebagai fitrah Allah di antara pasangan suami dan istri akan bertambah seiring dengan bertambahnya kebaikan pada keduanya. Sebaliknya, akan berkurang seiring menurunnya kebaikan pada keduanya. Sebab secara alami, jiwa mencintai orang yang memperlakukannya dengan berbuat baik dan memuaskan untuknya, termasuk melaksanakan hak dan kewajiban suami istri.</p> <p>Suami memiliki hak yang besar atas istrinya. Di antara hak itu misalnya:</p> <p>Menjaga kehormatan dan harga dirinya, mengurusi anak-anak, rumah dan hartanya saat suami tak ada di sisinya. Allah l berfirman :</p> <p>“….. wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri saat suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka…… “ (An Nisa: 34).</p> <p>Dalam haditsnya Rasulullah bersabda,</p> <p>“Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya.” (Riwayat Bukhari Muslim).</p> <p>Berpenampilan menyenangkan di depan suami dan bersikap manis. Sebagaimana Rasulullah bersabda,</p> <p>“Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang saat engkau pandang, menaatimu saat engkau perintah dan menjaga dirinya dan hartamu saat engkau tinggal.” (Riwayat Tabrani)</p> <p>Hak lain suami adalah tidak mengizinkan istri memasukan orang yang dibenci suami, menjaga rahasia suami istri termasuk dalam urusan ranjang, berusaha menjaga kelanggengan bahtera rumah tangga, tidak meminta cerai tanpa sebab syar’i.</p> <p>Dari Tsauban, Rasulullah berkata, “wanita manapun yang minta cerai kepada suami tanpa sebab, maka haram baginya mencium bau surga”. (Riwayat Tirmidzi, Abu Daud).</p> <p>Selain itu istri harus banyak bersyukur dan tidak banyak menuntut. Perintah ini sangat ditekankan Islam, bahkan ancaman Allah tak akan melihatnya pada hari kiamat kelak jika istri berbuat demikian.</p> <p>“Sesungguhnya Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya dan dia selalu menuntut (tidak pernah merasa cukup)”</p> <p>Masih banyak hak-hak suami atas istrinya. Di samping itu suami pun harus memberikan hak istrinya serta menjalankan kewajibannya. Di antaranya adalah memberi makan pada istri apabila ia makan, memberikannya pakaian, tidak memukul wajah istri, tidak menjelek-jelekkan kekurangannya, tidak meninggalkan istri melainkan di dalam rumah, memperlakukan dengan lembut dan menggaulinya dengan baik.</p> <p>Selain suami memiliki kewajiban memberi nafkah lahir batin, suami berkewajiban mengajarkan ilmu agama apalagi ia memegang kepemimpinan dalam rumah tangga. Hingga ia pun wajib membekali diri dengan ilmu yang syar’i, dengan demikian ia akan mampu membawa keluarganya, istri dan anaknya dalam kebaikan. Jika ia tidak sanggup, mengajar mereka, suami harus mengajak mereka menuntut ilmu syar’i bersama ataupun menghadiri majelis-majelis ilmu. Suami pun harus memberi teladan baik dalam mengemban tanggung jawabnya dan atas apa yang dipimpinnya.</p> <p><strong>Menerima Kekurangan dan Kelebihan</strong></p> <p>Kita melihat bagaimana al-Qur’an membangkitkan pada diri masing-masing pasangan suami istri suatu perasaan bahwa masing-masing mereka saling membutuhkan satu sama lain dan saling menyempurnakan kekurangan.</p> <p>Ibaratnya wanita laksana ranting dari laki-laki dan laki-laki adalah akar bagi wanita. Karena itu akar selalu membutuhkan ranting dan ranting selalu membutuhkan akar. Sebagaimana firman Allah dalam al-A’raf 189,</p> <p>“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya.”</p> <p>Karena itu, pernikahan tak hanya menyatukan dua manusia berbeda tapi juga menyatukan dua perbedaan, kelebihan dan kekurangan sepasang anak manusia. Dimana masing-masing akan saling mengisi dan melengkapi kekurangan satu dengan yang lain. Sementara menjadikan kelebihan masing-masing untuk merealisasikan cita-cita pernikahan sesungguhnya.</p> <p>“Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (al Baqarah : 187).</p> <p>Dengan memahami hal ini, kehidupan rumah tangga akan tenteram. Dan tenang berlayar, sangat mustahil ditemukan sepasang suami istri yang sempurna segala sesuatunya. Yang bisa dilakukan adalah dengan jalan saling memahami dan menghargai satu sama lain.</p> <p>Menerima apa adanya kekurangan atau kelebihan pasangan. Tidak membandingkan pasangan kita dengan yang lain. Karena hal-hal seperti ini tidak akan membuat nyaman hubungan namun hanya akan menjadikan kita makin sensitif dengan segala perbedaan. Dan sekali lagi memaafkan semua kekurangan pasangan adalah lebih baik. Hargailah segala kelebihannya. Dan berterima kasihlah atas semua yang telah dikerjakan dan diberikan pasangan pada kita. Insyaallah ini akan membuat makin manisnya hubungan dengan pasangan.</p> <p>Mungkin ada hal-hal yang tak kita sukai pada pasangan kita, namun bukanlah masih ada hal-hal baik yang kita sukai dan lihat ada padanya? Kita harus bijaksana menyikapi hal ini.</p> <p>Kita tak perlu berpura-pura dan menutupi kekurangan kita hanya karena takut tak sempurna di hadapan si dia. Karena bisa saja justru hal ini akan menyeret kita pada hal-hal berbahaya. Moralnya saja dengan berbohong menjanjikan ini dan itu serta janji setinggi langit. Padahal kita tahu tak akan bisa memenuhinya. Jika pasangan tahu tentu ia akan marah dan jengkel hingga membuahkan pertengkaran dan hal-hal buruk lain. Bukanlah lebih baik kita selalu tampil apa adanya, karena itu tak akan membebani kita ?</p> <p>Sungguh, jika si dia benar-benar mencintai kita tentu dia akan menerima kita apa adanya. Mau menerima kekurangan dan kelebihan kita. Tanpa basa-basi. Yang perlu diingat kita selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya, semampu kita. Insyaallah di rumah kita. (<em><strong>ummu fatimah ahmad</strong></em>).http://majalah-nikah.com</p>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-13342880826601016862009-01-05T13:37:00.000+07:002009-01-05T13:38:22.209+07:00Menunda Pernikahan Atau Menyegerakannya Ya??Setelah pemaparan tentang alasan menunda atau menyegerakan pernikahan berikut telaah terhadapnya, maka sekarang penulis membandingkan antara akibat menunda atau menyegerakan pernikahan.<br /><br /><b>Akibat menunda</b><br /><br />1- Belum terbebani oleh kewajiban pernikahan yang memang tidak mudah.<br />Dengan menunda beban seseorang masih ringan, belum berat karena dia belum memikul apa yang semestinya dipikul sebagai konsekuensi dari pernikahan yang dipilihnya, sehingga waktu, tenaga, pikiran dan mungkin fulusnya bisa dialokasikan ke lahan lain yang bermanfaat, misalnya dicurahkan untuk menuntut ilmu atau untuk berkeliling negeri berdakwah kepada Allah, ini mungkin dia lakukan karena dia belum disibukkan oleh urusan pernikahan dengan beban-bebannya.<br /><br />2- Berat dan sulit menghadapi godaan kepada yang tidak baik.<br />Lebih-lebih di zaman di mana mendapatkan keburukan justru lebih mudah daripada mendapatkan kebaikan, arus keburukan begitu kuat, dominasinya menyebar luas, magnetnya lebih agresif dibanding dengan besi berani, hanya dengan iman kokoh ia bisa ditepis, tetapi terkadang iman pun bisa melemah tanpa ditunjang dengan sarana yang mengokohkannya, dan sarana ini adalah pernikahan.<br /><br />3- Tertundanya menikmati kehidupan pernikahan.<br />Dengan asumsi umurnya adalah enam puluh lima tahun, seandainya dia menikah dalam usia tiga puluhan seperti yang umum terjadi di masyarakat saat ini, maka dia menikmati usia pernikahan selama tiga puluh lima tahun, itu pun tidak semuanya dia nikmati, karena biasanya begitu memasuki usia empat puluhan seseorang sudah tidak seperkasa ketika usianya masih tiga puluhan atau di bawah itu, malah kadang-kadang beberapa penyakit sudah mengintainya.<br />4- Tertundanya mendapatkan penenang jiwa yaitu anak.<br />Akibatnya ketika bapak atau ibu sudah memasuki usia senja, si anak belum dewasa, belum mandiri atau belum mentas alias masih bergantung kepada orang tua, pada saat orang tua sudah keburu tua dan sudah melewati masa puncak karir pekerjaan. Anggaplah dia menikah dalam usia tiga puluh lima, pada saat dia pensiun, pensiun umumnya dalam usia lima puluh lima, si anak masih usia lima belas, kelas tiga SMP atau kelas satu SMA, ini anak pertama, belum adik-adiknya yang menyusul kemudian.<br /><br />5- Memperlambat pertumbuhan umat Islam.<br />Karena tertunda mendapatkan anak, maka secara otomatis hal tersebut tidak menunjang pertumbuhan umat Islam, dalam usia yang memasuki masa senja kemampuan produksi suami istri menurun, akibatnya anak pun harus dibatasi, maka terbataslah jumlah umat Islam karenanya.<br /><br /><b>Akibat menyegerakan</b><br /><br />1- Terbebani oleh kewajiban pernikahan.<br />Tetapi beban tersebut jika dijalankan dengan keikhlasan maka ia tidak terasa sebagai beban, anggap sebagai penyeimbang, ada untung ada rugi, ada enak ada tidak enak dan hal itu sebanding bahkan enaknya lebih besar, lebih dari semua itu adalah pahala dari pelaksanaan terhadap beban tersebut. “<i>Sesunguhnya kamu tidak memberikan suatu nafkah yang dengannya kamu berharap wajah Allah kecuali kamu meraih pahala karenanya sampai apa yang kamu letakkan di mulut istrimu</i>.” (Muttafaq alaihi).<br /> <br />2- Terbentengi dalam batas tertentu dari godaan kepada yang tidak baik.<br />Karena dia telah mempunyai yang halal, itu lebih dari cukup baginya sehingga dia tidak perlu menengok dan mencari yang haram. Dalam batas tertentu, karena sebagian orang sudah terbentengi dengan pernikahan tetapi dia justru merobohkan benteng ini dengan mencaplok apa yang bukan haknya. Memang semuanya kembali kepada iman seseorang. Namun alangkah baiknya jika iman ditopang dengan benteng dan benteng pun dilandasi dengan iman.<br /><br />3- Menikmati kehidupan pernikahan lebih awal.<br />Jika Anda menikah dalam usia dua puluhan, taruhlah dua puluh lima tahun seperti Rasulullah saw, usia di mana seorang pemuda atau pemudi berada dalam puncak kenikmatan pernikahan, maka kenikmatan pernikahan atau bulan madu akan sangat terasa sekali dan itu berlangsung lebih lama, hal ini jelas karena Anda menikah lebih awal maka kenikmatan pernikahan Anda rasakan lebih awal pula dan lebih panjang.<br /><br />4- Mendapatkan penenang jiwa lebih awal.<br />Dan pada saat anak benar-benar memerlukan dukungan Anda, Anda tetap mampu mendukungnya dengan tegar, karena pada saat itu usia Anda belum tua, Anda sedang berada dalam puncak karir kehidupan, dan anak mulai mandiri seiring Anda memasuki usia senja, Anda menikmati masa senja tanpa diribeti dengan urusan anak yang belum juga mentas.<br /><br />5- Mempercepat pertumbuhan umat Islam.<br />Karena peluang memperoleh anak dan dalam jumlah yang memadahi terbuka lebih lebar, sehingga jika hal ini terwujud maka ia mendukung perkembangan umat yaitu dengan terbentuknya generasi penerus yang telah disipakan lebih dini.<br /><br />Setelah membaca, Anda cenderung ke mana? Menunda atau menyegerakan? Apa pun itu merupakan pilihan Anda. Yang jelas pilihan kedua sepertinya lebih menguntungkan. Wallahu a'lam.<br />(Izzudin Karimi)catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-77159109366244679482009-01-05T13:33:00.000+07:002009-01-05T13:37:02.721+07:00Menunda Pernikahan Atau Menyegerakannya Ya??Penulis membuat perbandingan antara dua perkara di atas, perbandingan ini berlaku bagi yang telah mampu menikah bukan yang belum mampu, karena jika kita berbicara menunda atau menyegarakan sesuatu berarti kemampuan melakukannya telah tersedia, hanya persoalannya hendak ditunda atau disegerakan. Kalau tidak mampu maka apa yang hendak ditunda dan disegerakan?<br /><br />Perbandingan ini mencakup dua sisi; sebab dan akibat. Yang pertama adalah alasan yang membuat seseorang menunda atau menyegerakan. Yang kedua adalah akibat dari masing-masing.<br /><br /><b>Sebab menunda</b><br /><br />Menunda menikah memiliki banyak alasan, lebih-lebih kata orang alasan bisa dicari, jika kita meruntutnya maka kita lelah sendiri, dari sini maka penulis sebisa mungkin membatasi pada alasan yang memiliki sisi pembenaran dalam batas tertentu, di antaranya:<br /><br />1- Belum menemukan pasangan yang cocok, padahal kecocokan antara suami istri mutlak diperlukan demi kelangsungan kehidupan rumah tangga, tidak jarang perceraian terjadi dengan alasan tidak ada kecocokan.<br /><br />2- Belum siap materi atau dengan kata yang pas, uangnya belum cukup alias masih cekak, padahal pernikahan memerlukan ongkos untuk akadnya berikut walimahnya selanjutnya kebutuhan sehari-hari, belum lagi kalau sudah ada momongan, bea yang diperlukan akan meningkat sementara penghasilan belum tentu meningkat.<br /><br />3- Belum siap mental atau belum memiliki kedewasaan sementara pernikahan tidak hanya berkaitan dengan materi semata, ia juga berhubungan dengan mental dan memerlukannya, banyak hal yang akan terjadi di dalam pernikahan yang jika tidak dihadapi dengan mental kedewasaan yang baik maka bisa berakibat bubarnya pernikahan itu sendiri.<br /><br />4- Belum ingin terikat, masih ingin bebas, –bebas di sini dalam hal-hal yang dibolehkan, kalau bebas dalam hal-hal yang tidak baik maka itu bukan alasan- pernikahan mengikat seseorang dengan hak dan kewajiban, sehingga yang bersangkutan masuk ke dalam keterbatasan, ini lebih berat bebannya daripada sebaliknya.<br /><br />5- Belum memprioritaskan pernikahan karena ada hal lain yang dirasa lebih layak untuk dikedepankan dan keduanya tidak bisa atau sulit dijalankan sekaligus, menikah bisa menghalangi atau menghambat tercapainya hal tersebut. Jadi logis kalau mementingkan yang lebih penting kemudian yang penting.<br /><br />Ini adalah lima alasan yang menurut pertimbangan penulis paling menonjol dan paling umum dijadikan sebagai faktor menunda pernikahan, bukan pembatasan dan bukan pendapat otoriter atau mau menang sendiri, penulis yakin di antara pembaca ada yang tidak menyetujui sebagian darinya dan melihat bahwa ada alasan lain yang lebih berhak disodorkan daripada apa yang penulis sodorkan, <i>ma fi musykilah</i>, tidak masalah, karena ini hanya sebatas pertimbangan yang mengacu kepada pengamatan di mana peluang berbeda terbuka di antara dua kepala. Hal ini juga berlaku untuk alasan menyegerakan yang akan hadir di bawah ini.<br /><br />Setelah alasan-alasan menunda dipaparkan, maka kita melangkah ke jenjang berikut yaitu alasan menyegerakan. <br /><br />1- Menyegerakan kebaikan, pernikahan merupakan salah satu bentuk kebaikan, ia adalah perbuatan mulia jika dilandasi dengan niat yang mulia, baiknya suatu kebaikan adalah apabila ia disegerakan, sebab jika ditunda maka ia akan tertunda, kebaikan yang tertunda bisa berubah menjadi tidak baik, di samping itu sampai kapan? Bisa-bisa tidak terlaksana karena keburu patah hati atau mati.<br /><br />2- Menjaga diri dan menikah adalah salah satu cara terbaik dalam hal ini, karena dengan menikah tersedia jalan yang halal sehingga mempersempit jalan yang haram.<br /><br />3- Tersedianya sarana-sarana pernikahan, jodoh yang cocok telah ditemukan, sisi materi terpenuhi dan kesiapan mental sudah terwujud, mengapa tidak disegerakan? Menunggu apa lagi?<br /><br /><b>Telaah terhadap alasan menunda</b><br /><br />1- Alasan belum menemukan pasangan yang cocok, pertanyaan yang terarah kepada alasan ini, dari mana mengetahui kalau pasangan tersebut cocok atau tidak sementara pernikahan belum berlangsung? Mengetahui cocok tidaknya didapatkan melalui pengalaman atau percobaan, sementara di sini dua hal terakhir ini belum terjadi, maka alasan ini lebih bersifat sentimen atau perasaan daripada logis atau nalar.<br /><br />Di samping itu realita membuktikan bahwa tidak ada manusia yang sama, di mana-mana suami istri selalu memulai dengan penyesuaian karena adanya perbedaan di antara keduanya dan perbedaan ini bisa jadi lebih besar, tetapi seiring dengan waktu keselarasan bisa tercapai. Jadi kecocokan baru bisa diraih setelah adanya usaha untuk mencocokkan dan ini terjadi setelah pernikahan, kalau sebelumnya maka ia lebih dekat kepada ketakutan dan kekhawatiran.<br /><br />2- Alasan belum cukup ongkos, pertanyaan yang terarah kepada alasan ini, pernikahan dan kehidupan yang bagaimanakah yang Anda canangkan? Kalau Allah telah memudahkan rizki sederhana dan ia memadahi untuk hidup sederhana, maka pernikahan tetap tidak terhalang, tentu dengan menyesuaikan standar isi kantong.<br /><br />Sisi lain yang tidak patut dilupakan, standar cukup bersifat relatif, yang sering malah tidak ada standarnya sebab pada dasarnya manusia memang tidak mengenal kata cukup, mempunyai satu lembah emas, dia tetap menginginkan dua lembah dan seterusnya. Benar pernikahan memerlukan bea akan tetapi bea ini bisa disesuaikan dengan batas atas rizki yang Allah mudahkan untuk suami istri tanpa memaksakan apa yang tidak ada.<br /><br />3- Alasan belum siap mental, pertanyaannya kapan siapnya? Tidak ada kepastian waktu sehingga perkaranya terus tertunda tanpa batas waktu yang jelas. Penulis berpendapat justru pernikahan itulah yang memberi kesiapan secara langsung dan kongkrit, karena di dalamnya suami istri menemukan hal-hal yang mendidiknya untuk siap dan dengan itu keduanya menjadi lebih dewasa dan memahami.<br /><br />4- Alasan masih ingin bebas karena bebannya lebih ringan, pertanyaannya apakah memang benar lebih ringan? Menurut sebagian malah bebannya lebih berat, karena di satu sisi dia bebas, di sisi yang lain dia harus menjaga diri yang bebannya bisa jadi lebih berat, sehingga baginya menyegerakan lebih ringan. Dan satu lagi, siapa bilang beban pernikahan itu berat? Ternyata setelah dijalani terbukti ia ringan. Dengan asumsi ia berat, namun <i>input</i>nya sebanding bahkan lebih tinggi, jadi masih untung bukan?<br /><br />5- Alasan terakhir, masih ada hal lain yang menuntut skala prioritas yang sulit dijalankan berbarengan dengan pernikahan, ini alasan yang paling dekat dan paling mungkin diterima dengan catatan hal tersebut memang skala prioritas dalam arti sebenarnya dan bukan dibuat-buat, lebih-lebih jika hal yang dimaksud adalah sesuatu yang mulia, misalnya dia masih harus membantu mengentas keluarganya dan adik-adiknya, jika dia menikah maka sulit baginya membantu mereka. Ini masuk akal, namun yang lebih baik lagi menurut hemat penulis adalah mencari cara bagaimana kedua perkara ini bisa berjalan seiring tanpa saling mengalahkan. Ini yang lebih baik.<br /><br />Terakhir, penulis tidak mempertimbangkan atau menela’ah alasan menyegerakan karena sisi keakuratannya kuat. Namun jika pembaca hendak mengkritisinya maka pintu tetap terbuka. Berlanjut. Wallahu a'lam.<br />(Izzudin Karimi)catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-39177852296768931902009-01-05T13:29:00.000+07:002009-01-05T13:32:59.670+07:00Menyiasati Emosi Marah Dalam Keluarga<p align="justify">KEHIDUPAN dalam keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak itu sangat berpeluang untuk memancing rasa marah. Penyebabnya, bisa macam-macam. Mulai dari yang sepele sampai yang serius. Sebenarnya marah adalah reaksi emosional yang sangat wajar, seperti juga perasaan takut, sedih dan rasa bersalah. Hanya biasanya kemarahan itu memunculkan dampak langsung yang lebih merusak. </p> <p align="justify">Menurut Heman Elia, seorang psikolog, menuntut agar anak tidak marah bukan saja tidak realistis, namun juga kurang sehat. Anak yang kurang mampu memperlihatkan rasa marah dapat menderita cacat cukup serius dalam hubungan sosialnya kelak. Ia mungkin akan tampak seolah tidak memiliki daya tahan atau kekuatan untuk membela diri dalam menghadapi tekanan sosial. Akibatnya, ia mudah terpengaruh dan mudah menjadi objek manipulasi orang lain. </p> <p align="justify">Dengan demikian, kita harus bersikap bijaksana dalam menyikapi kemarahan seorang anak. Caranya yaitu dengan membantu anak untuk menyatakan kemarahan secara wajar dan proporsional. Heman Elia, menyarankan dalam mengajar anak mengungkapkan kemarahannya haruslah dimulai sedini mungkin. Terutama sejak anak mulai dapat berkata-kata. Kuncinya adalah agar anak menyatakan kemarahan dalam bentuk verbal. </p> <p align="justify">Yang jelas, pada saat marah menguasai seseorang, maka akan terjadi ketidakseimbangan pikiran manusia berupa hilangnya kemampuan untuk berpikir sehat. Atas alasan inilah, barangkali kenapa Sayyid Mujtaba M.L. mengungkapkan kejahatan merupakan perwujudan dari kepribadian yang tidak seimbang. Ketika seorang individu kehilangan pengawasan atas akalnya, maka ia juga akan kehilangan kendali atas kehendak dan dirinya sendiri. Manusia tersebut tidak hanya lepas dari kendali akal, tetapi juga kehilangan perannya sebagai unsur yang produktif dalam kehidupan dan pada gilirannya berubah menjadi makhluk sosial yang berbahaya. </p> <p align="justify">Ada beberapa alasan mengapa seseorang dianggap penting untuk mengendalikan marah dalam kehidupan kesehariannya. <em>Pertama,</em> marah menyebabkan tercela. Timbulnya sikap marah, biasanya akan melahirkan suatu perasaan menyesal setelah marahnya berhenti. Dr. Mardin menguraikan, seseorang yang sedang marah, apa pun alasannya akan menyadari ketidakberartian hal itu segera setelah ia tenang, dan dalam kebanyakan kasus ia akan merasa harus meminta maaf kepada mereka yang telah ia hina. Untuk itu, tepatlah apa yang dikatakan Imam Ja'far Ash-Shadiq as, yaitu "Hindarilah amarah, karena hal itu akan menyebabkan kamu tercela." </p> <p align="justify"><em>Kedua,</em> marah dapat membinasakan hati. Marah itu tidak lain merupakan salah satu penyakit hati yang kalau dibiarkan akan dapat merusak diri secara keseluruhan. Imam Ja'far Ash-Shadiq as berkata, "Amarah membinasakan hati dan kebijaksanaan, barangsiapa yang tidak dapat menguasainya, maka ia tidak akan dapat mengendalikan pikirannya."</p> <p align="justify"><em>Ketiga, </em>marah dapat mengubah fungsi organ tubuh. Berkait dengan ini, Dr. Mann menyebutkan berdasarkan penyelidikan ilmiah mengenai pengaruh fisiologis akibat kecemasan (baca: marah-Pen) telah mengungkapkan adanya berbagai perubahan dalam seluruh anggota tubuh seperti hati, pembuluh darah, perut, otak dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah. Hormon adrenalin dan hormon-hormon lainnya menyalakan bahan bakar pada saat marah muncul. </p> <p align="justify"><em>Keempat, </em>marah akan "mempercepat" kematian. Amarah yang terjadi pada seseorang akan memengaruhi atas kualitas kesehatannya. Menurut para ahli kesehatan, amarah dapat menyebabkan kematian secara mendadak jika hal itu mencapai tingkat kehebatan tertentu. Imam Ali as pernah berkata, "Barangsiapa yang tidak dapat menahan amarahnya, maka akan mempercepat kematian." Berkait dengan pengendalian marah, secara umum seperti diungkap Drs. Karman ada empat kiatnya, yaitu: <em>Pertama, </em>bila Anda sedang marah maka hendaklah membaca "ta'awwudz" (memohon perlindungan) kepada Allah SWT, sebab pada hakikatnya perasaan marah yang tidak terkendali adalah dorongan setan. Nabi saw. bersabda, <em>"Apabila salah seorang di antaramu marah maka katakanlah: 'Aku berlindung kepada Allah', maka marahnya akan menjadi reda". (HR Abi Dunya).</em></p> <p align="justify"><em>Kedua,</em> bila Anda sedang marah maka berusahalah untuk diam atau tidak banyak bicara, sebagaimana sabda Nabi saw., <em>"Apabila salah seorang di antara kamu marah maka diamlah." (HR Ahmad). </em></p> <p align="justify"><em>Ketiga, </em>bila Anda sedang marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, bila duduk masih marah maka berbaringlah. Hal tersebut ditegaskan oleh Nabi saw., <em>"Marah itu dari setan, maka apabila salah seorang di antaramu marah dalam keadaan berdiri duduklah, dan apabila dalam keadaan duduk maka berbaringlah." (HR Asy-Syaikhany). </em></p> <p align="justify"><em>Keempat, </em>bila upaya ta'awwudz, diam, duduk, dan berbaring tidak mampu mengendalikan amarah Anda, maka upaya terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan cara berwudu atau mandi. Sebagaimana sabda Nabi saw., <em>"Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan terbuat dari api. Dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antaramu marah maka berwudulah atau mandilah." (HR Ibnu Asakir, Mauquf). </em></p> <p align="justify"><strong>Menyiasati marah </strong></p> <p align="justify">Manakala seorang anak kecil merasa kecewa tanpa Anda memarahinya dengan kasar, menurut Dr. Victor Pashi, Anda dapat menekan amarah tersebut dengan memandikannya menggunakan air dingin atau menyelimutinya dengan kain lembab atau basah. </p> <p align="justify">Lebih dari itu, Jaudah Muhammad Awwad, dalam Mendidik Anak Secara Islam, mengungkapkan, pada anak, faktor pemicu kemarahan lebih berkisar pada pembatasan gerak, beban yang terlalu berat dan di luar kemampuan anak. Misalnya menjauhkan anak dari sesuatu yang disukainya, atau memaksa anak untuk mengikuti tradisi atau sistem yang ditetapkan. </p> <p align="justify">Oleh sebab itu, Jaudah menyarankan beberapa hal yang patut diperhatikan dalam mengatasi kemarahan yang timbul pada anak-anak, di antaranya adalah: </p> <div align="justify"> <ol><li>Tidak membebani anak dengan tugas yang melebihi kemampuannya. Kalaupun tugas itu banyak atau pekerjaan yang di luar kemampuannya itu harus diberikan, kita harus memberikannya secara bertahap dan berupaya agar anak menerimanya dengan senang. </li><li>Ciptakan ketenangan anak karena emosi yang dipancarkan anggota keluarga, terutama ayah dan ibu, akan terpancar juga dalam jiwa anak-anak. </li><li>Hindarkan kekerasan dan pukulan dalam mengatasi kemarahan anak karena itu akan membentuk anak menjadi keras dan cenderung bermusuhan. </li><li>Gunakan cara-cara persuasif, lembut, kasih sayang, dan pemberian hadiah. </li><li>Ketika anak kita dalam keadaan marah, bimbinglah tangannya menuju tempat wudu dan ajaklah dia berwudu atau mencuci mukanya. Jika dia marah sambil berdiri, bimbinglah agar dia mau duduk. </li></ol></div> <p align="justify">Sementara itu upaya pengendalian marah dalam hubungan suami-istri, sebenarnya lebih ditekankan pada bagaimana mengendalikan ego masing-masing. Kunci utamanya adalah berusaha dengan membangun iklim keterbukaan dan kasih sayang di antara keduanya. Begitu pula halnya dengan anggota keluarga lainnya, seperti dengan anak-anak. </p> <p align="justify">Cara menyiasatinya, ketika salah satu pihak (terpaksa) marah, maka hendaknya pihak lainnya harus mampu untuk mengekang keinginan membalas kemarahannya. Sikap kita lebih baik diam. Karena diam ketika suasana marah merupakan upaya yang efektif dalam mengendalikan marah agar keburukannya tidak menyebar ke lingkungan sekitarnya.</p> Akhirnya, ketika seseorang tidak dapat berpikir sehat akibat marah, maka sebaiknya orang tersebut tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan disesalinya kemudian. Sebagai alat untuk menekan marah dan menghindarkan akibat-akibatnya, Imam Ali as telah memerintahkan agar kia bersabar. Wallahu'alamcatur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-54810758818446856162009-01-05T13:21:00.000+07:002009-01-05T13:28:42.405+07:00MEMBENTUK KELUARGA ISLAMI<p align="justify">Mayoritas manusia tentu mendambakan kebahagiaan, menanti ketentraman dan ketanangan jiwa. Tentu pula semua menghindari dari berbagai pemicu gundah gulana dan kegelisahan. Terlebih dalam lingkngan keluarga. Ingatlah semua ini tak akan terwujud kecuali dengan iman kepada Alloh, tawakal dan mengembalikan semua masalah kepadaNya, disamping melakukan berbagai usaha yang sesuai dengan syari'at.</p> <p align="justify">Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh dengan hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap dan tinggal dengan tentram di dalamnya. FirmanNya: <em>"dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia mencipatakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."</em> <strong>(Ar Rum: 21)</strong></p> <p align="justify">Ya.supaya engkau cenderung dan merasa tentram kepadanya (Alloh tidak mengatakan: 'supaya kamu tinggal bersamanya'). Ini menegaskan makna tenang dalam perangai dan jiwa serta menekankan wujudnya kedamaian dalam berbagai bentuknya.</p> <p align="justify">Maka suami istri akan mendapatkan ketenangan pada pasangannya di kala datang kegelisahan dan mendapati kelapangan di saat dihampiri kesempitan. Sesungguhnya pilar hubungan suami istri adalah kekerabatan dan pershabatan yang terpancang di atas cinta dan kasih sayang. Hubungan yang mendalam dan lekat ini mirip dengan hubungan seseorang dengan dirinya sendiri. Al Qur'an menjelaskan: <em>"Mereka itu pakaian bagimu dan kamu pun pakaian baginya."</em><strong> (Al Baqarah: 187)</strong> </p> <p align="justify">Terlebih lagi ketika mengingat apa yang dipersiapkan bagi hubungan ini misalnya; penddidikan anak dan jaminan kehidupan, yang tentu saja tak akan terbentuk kecuali dalam atmosfir keibuan yang lembut dan kebapakan yang semangat dan serius. Adakah di sana komunitas yang lebih bersih dari suasana hubungan yang mulia ini?</p> <p align="justify"><strong>Pilar Peyangga Keluarga Islami</strong></p> <p align="justify"><em><strong>1. Iman dan Taqwa</strong></em><br />Faktor pertama dan terpenting adalah iman kepada Alloh dan hari akhir, takut kepada Dzat Yang memperhatikan segala yang tersembunyi serta senantiasa bertaqwa dan bermuraqabbah (merasa diawasi oleh Alloh) lalu menjauh dari kedhaliman dan kekeliruan di dalam mencari kebenaran.</p> <p align="justify"><em>"Demikian diberi pengajaran dengan itu, orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat. Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaya Dia kan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Dia kan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan keperluannya."</em> (Ath Thalaq: 2-3)</p> <p align="justify">Di antara yang menguatkan tali iman yaitu bersungguh-sungguh dan serius dalam ibadah serta saling ingat-mengingatkan. Perhatikan sabda Rasululloh: <em>"Semoga Alloh merahmati suami yang bangun malam hari lalu shalat dan membangunkan pula istrinya lalu shalat pula. Jika enggan maka dipercikkannya air ke wajahnya. Dan semoga Alloh merahmati istri yang bangun malam hari lalu shalat dan membangunkan pula suaminya lalu shalat pula. Jika enggan maka dipercikkannya air ke wajahnya."</em> <strong>(HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa'i, Ibnu Majah).</strong></p> <p align="justify">Hubungan suami istri bukanlah hubungan duniawi atau nafsu hewani namun berupa interaksi jiwa yang luhur. Jadi ketika hubungan itu shahih maka dapat berlanjut ke kehidupan akhirat kelak. FirmanNya: <em>"Yaitu surga 'Adn yang mereka itu masuk di dalamnya bersama-sama orang yang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya."</em> <strong>(Ar Ra'du: 23)</strong> </p> <p align="justify"><em><strong>2. Hubungan Yang Baik</strong> </em><br />Termasuk yang mengokohkan hal ini adalah pergaulan yang baik. Ini tidak akan tercipt akecuali jika keduanya saling mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.</p> <p align="justify">Mencari kesempurnaan dalam keluarga dan naggotanya adalah hal mustahil dan merasa frustasi daklam usha melakukan penyempurnan setiap sifat mereka atau yang lainnya termasuk sia-sia juga.</p> <p align="justify"><strong><em>3. Tugas Suami</em></strong><br />Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka ia akan buntu.</p> <p align="justify">Teralalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: <em>"Nasehatilah wanita dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah dengan baik."</em> <strong>(HR. Bukhari, Muslim)</strong></p> <p align="justify">Jadi kelemahan wanita sudah ada sejak diciptakan, jadi bersabarlah untuk menghadapinya. Seorang suami seyogyanya tidak terus-menerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali.</p> <p align="justify">Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman; <em>"Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh menjadikannya kebaikan yang banyak."</em> <strong>(An Nisa': 19)</strong></p> <p align="justify">Apabila tidak begitu lalu bagaimana mungkin akan tercipta ketentraman, kedamaian dan cinta kasih itu: jika pemimpin keluarga itu sendiri berperangai keras, jelek pergaulannya, sempit wawasannya, dungu, terburu-buru, tidak pemaaf, pemarah, jika masuk terlalu banyak mengungkit-ungkit kebaikan dan jika keluar selalu berburuk sangka.</p> <p align="justify">Padahal sudah dimaklumi bahwa interaksi yang baik dan sumber kebahagiaan itu tidaklah tercipta kecuali dengan kelembutan dan menjauhakan diri dari prasangka yang tak beralasan. Dan kecemburuan terkadang berubah menjadi prasangka buruk yang menggiringnya untuk senantiasa menyalah tafsirkan omongan dan meragukan segala tingkah laku. Ini tentu akan membikin hidup terasa sempit dan gelisah dengan tanpa alasan yang jelas dan benar.</p> <p align="justify"><strong><em>4. Tugas Istri<br /> </em></strong>Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri mengetahui kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami. Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan rumahnya.</p> <p align="justify">Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan mengkhianati ketika ia pergi.</p> <p align="justify">Dengan ini sudah barang tentu akan tercapai saling meridhai, akan langgeng hubungan, mesra, cinta dan kasih sayang. Dalam hadits:<em> "Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya maka ia masuk surga."</em> <strong>(HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)</strong> </p> <p align="justify">Maka bertaqwalah wahai kaum muslimin! Ketahuilah bahwa dengan dicapainya keharmonisan akan tersebarlah semerbak kebahagiaan dan tercipta suasana yang kondusif bagi tarbiyah.</p> <p align="justify">Selain itu tumbuh pula kehidupan di rumah yang mulia dengan dipenuhi cinta kasih dan saling pengertian anatar sifat keibuan yang penuh kasih sayang dan kebapakan yang tegas, jauh dari cekcok, perselisihan dan saling mendhalimi satu sama lain. Juga tak ada permusuhan dan saling menyakiti. </p> <p align="justify"><strong>Penutup <br /></strong>Lurusnya keluarga menjadi media untuk menciptakan keamanan masyarakat. Bagaimana bisa aman bila ikatan keluarga telah amburadul. Padahal Alloh memberi kenikmatan ini yaitu kenikmatan kerukunan keluarga, kemesraan dan keharmonisannya.</p> <p align="justify">Hubungan suami istri yang sangat solid dan fungsinya sebagai orang tua di tambah anak-anaknya yang tumbuh dalam asuhan mereka, merupakan gambaran umat terkini dan masadepan. Karena itu ketika setan berhasil menceraikan hubungan keluarga dia tidak sekadar menggoncangkan sebuah keluarga namun juga menjerumuskan masyarakat seluruhnya ke dalam kebobrokan yang merajalela. Realita sekarang menjadi bukti.</p> <p align="justify">Semoga Alloh merahmati pria yang perilakunya terpuji, baik hatinya, pandai bergaul (terhadap keluarga), lemah lembut, pengasih, penyayang, tekun, tidak berlebihan dan tiada lalai dengan kewajibannya. Semoga Alloh merahmati pula wanita yang tidak mencari-cari kekeliruan, tidak cerewet, shalihah, taat dan memelihara dirinya ketika suaminya tidak ada karena Alloh telah memeliharanya.</p> <p align="justify"><em>Bertaqwalah wahai kaum muslimin, wahai suami istri. Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaaya akan dimudahkan urusannya.</em> <strong>(Syeikh Shalih bin Abdullah bin Al Humaid). </strong></p>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-38003555342250094192008-05-12T15:00:00.000+07:002008-05-12T15:01:32.938+07:00Film FITNA<span class="normal"> Postingan dari seorang teman - Hastin<br /><br />Baru saja selesai menonton film hasil garapan Geert Wilders di youtube. Film yang membuat saya penasaran,apa sih isinya sehingga setiap muslim di dunia pantas marah?<br /><br />Awal bulan ini, saya ditugaskan menuliskan sebuah laporan kecil mengenai film ini dan mengirimkannya ke seluruh perwakilan. Pesan yang ingin disampaikan adalah bagi umat Islam jangan menjadikan film ini sebagai kibaran bendera merah dari umat beragama kristen. karena, Wilders adalah seorang atheis. Dia<br />menyerang umat beragama apapun.<br /><br />Jauh sebelum saya ditugaskan menuliskan laporan ini seorang teman yang sedang belajar di Inggris Raya sana mengirimkan link ke tulisan wilders "I don't hate Muslims, I hate Islam." Membacanya saya tertawa keras (mungkin kalau di YM gambarnya yang si icon tertawa sambil berguling-guling itu). Saya menertawai ke-idiotan Wilders. Bagaimana dia bisa mengatakan 'saya suka keju; tapi saya membenci susu'? Islam-lah yang membentuk muslim, seperti susu yang membentuk cream keju. Saya tidak habis pikir.<br />setelah membaca tulisannya itu, saya mengoogle-nya. Dari sana saya temukan beribu tulisan mengenai laki-laki berambut dibleeched ini. Dia adalah seorang pembenci agama! Entah trauma macam apa yang membentuknya hingga menjadi seorang yang seperti ini.<br /><br />Dari hasil googled saya pula inilah, saya menemukan nama seperti Hirsi Ali - perempuan yang dulunya beragama Islam, namun karena kecewa -kecewa akan keadaan negaranya, saya pikir, yang memperlakukan perempuan secara tidak adil- dia kini mengaku sebagai atheis juga.<br /><br />Jumat lalu, film itu beredar. Karena teknologi sekarang,orang di ujung dunia macam saya pun bisa mendapatkannya dengan mudah.Sebuah film bodoh saya pikir. Dari judulnya pun, Wilders sudah memproklamasikan bahwa filmnya ini adalah Fitnah. Bukan beneran. Walaupun mengutip Qur'an sepotong-sepotong, film ini benar-benar fitnah. Tapi, masalah akan timbul bila film ini dilihat oleh orang-orang yang tak berilmu, berakal dan bernurani (well, banyak kan orang-orang seperti ini di dunia?). Film ini benar-benar provokatif. Di dalamnya digambarkan, betapa para imam menghembuskan api-api permusuhan yang membakar umat untuk membunuhi Yahudi dan orang-orang Kristen, dan dibumbui pula oleh ayat-ayat Al Qur'an yang dikutip secara asal oleh si Wilders. Untuk menambahkan keseraman doktrin Islam dari Al Qur'an ini, dalam film tersebut seorang anak berusia 3.5 tahun, berkerudung putih, ditanya "siapa itu yahudi?" dengan polosnya si gadis cilik itu<br />menjawab "monyet dan... (saya lupa)". Dari mana kata-kata itu, tanya si pewawancara lagi. "dari Al qur'an," jawabnya.<br /><br />Kita diajak untuk mengamini betapa kejam ajaran Al qur'an dan Islam itu. Bahkan seorang batita pun sudah mengerti apa itu perang melawan Yahudi dan Kristen. Dari kata 'monyet' itu, sudah ditanamkan kebencian terhadap Yahudi dan Kristen.<br /><br />Bumbu-bumbunya bukan itu saja; Wilders memasukkan dokumentasi 9/11, Bom Madrid, Bom London, grafik pertumbuhan umat Muslim di Belanda dan Eropa.<br /><br />Di akhir film dia mengajak penonton untuk membayangkan masa depan Belanda jika Islam berjaya. Perempuan ber-burqa, gay dilarang, dan sebagainya, dan seterusnya. Suara Mushaf Al Qur'an dirobek pun ia katakan sebagai "ini hanya suara buku dirobek."<br /><br />Hentikan Islamisasi, begitu pesan di penutup film.<br /><br />Saya sedih dan marah tentu saja. Tapi, percaya atau tidak saya lebih banyak menertawakan ketololan Wilders (ya seperti tertawa di YM itu, berguling-guling).Saya jadi jatuh kasihan kepadanya. Melihat fotonya, saya lihat sorot mata yang tak tahu hendak kemana.Sorot mata yang menafikan kebenaran. sorot mata takut<br />(dispite his act).<br /><br />Wilders mencari sensasi demi ketenarannya dan keabadian kekuasaan di kursi parlemen. Ia mencari tiap jalan demi ambisinya ini. isu islamlah yang ia pilih. karena isu ini benar-benar seksi. lain halnya kalau ia memilih yahudi (karena ia pernah menggunakan isu ini tapi gagal). Islam sedang menjadi primadona, main topic of the earth. dia melihat peluang ini. saya berpikir, tidaklah perlu kita membalasnya dan menyerang balik. wilders akan menang dan keinginannya akan tercapai 'bahwa islam memang benar agama yang biadab.' Saya teringat Rasulullah, saya bahkan bertanya apa yang Rasulullah akan perbuat jikalau Beliau menghadapi masalah seperti ini? Then again, saya teringat hadist-hadist yang menggambarkan betapa beliau tidak pernah menggubris hinaan, cacian makian. Bahkan ketika beliau dilempari kotoran. Beliau tidak pernah membalasnya dengan melabrak si pelempar kotoran. Kenapa kita, ga meniru seperti itu? Biarkan saja Wilders dengan Fitna-nya. Biar saja dia berbusa-busa menghina Islam, tooh ISlam ga akan bangkrut gara-gara seorang WIlders. Yang bisa membuat<br />Islam jatuh, ya penganutnya sendiri, kalau kita berbuat anarki.<br /><br />Jangan terprovokasi oleh orang-orang idiot macam itu. kita umat yang berbudaya.<br /><br /><i>Dari milis Kafemuslimah</i></span>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-59090560433415843692008-05-12T14:41:00.000+07:002008-05-12T14:42:01.330+07:00Potret Keluarga Bersahaja<span class="normal"><b><i> oleh : Widayati Endah </i></b><br />Sebuah gerobak, dilengkapi terpal berwarna orange dan bangku berukuran<br />1,5 meter. Meski kecil, namun tempat itu kini menjadi tempat favorit<br />yang sering kukunjungi. Meski berjarak 1 kilo meter dari tempat kos,<br />namun aku rela berjalan kaki pulang pergi, sambil olahraga pagi. Tentu<br />tujuanku tidak hanya untuk mendapatkan Kupat Tahu Petis yang dijual di<br />warung mini ini. Sebab, sebenarnya banyak penjual makanan serupa yang<br />letaknya lebih dekat dan mudah terjangkau. Entahlah, ada keterikatan<br />hati yang membuatku merasa nyaman untuk datang, lagi dan lagi.<br /><br />Untuk mencari tempat langganan makanan, jujur, aku termasuk yang<br />pilih-pilih. Namun bicara kriteria, mungkin agak lain dari kebanyakan<br />orang. Menjadi kebiasaanku untuk mendahulukan pedagang yang berjilbab,<br />agar lebih memastikan makanan yang dijual aman kehalalannya. Faktor<br />kedua yang menjadi penentu adalah kebersihan tempatnya. Sedangkan<br />masalah harga dan rasa, menjadi alasan berikutnya. Bagiku, makanan<br />enak akan menjadi kurang nikmat jika kebersihannya diragukan, apalagi<br />kehalalannya.<br /><br />Perkenalan dengan warung mini itu berawal pada sebuah Minggu pagi.<br />Sambil berjalan-jalan, terihat olehku seorang ibu berjilbab dengan<br />anak gadis yang nampak akrab menyiapkan dagangannya. Sang ibu berwajah<br />lembut, namun terlihat gesit memainkan perannya. Sang gadis dengan<br />penuh cinta membantu pekerjaan ibunya. "Wow, tidak ada salahnya<br />dicoba," hati kecilku berteriak memberi perintah kaki untuk berbelok.<br />Awalnya, gerobak yang bertuliskan "Kupat Tahu Petis dan Sayur" ini<br />enggan kudekati, mengingat posisinya yang tepat di depan alun-alun<br />Banjaran, dan ramai dilewati angkot.Apa boleh buat, keharmonisan ibu<br />dan anak itu lebih kuat mendorongku untuk mendekat.<br /><br />Pada kunjungan pertama, aku menikmati keakraban ibu anak itu. Bahu<br />membahu menyajikan Kupat Tahu untuk pembeli. Begitu sepi, si ibu juga<br />membuatkan menu serupa untuk gadisnya dengan mesra. Awalnya aku<br />berpikir bahwa ibu tersebut single parent. Ternyata dugaanku meleset.<br />Beberapa kunjungan berikutnya, aku bertemu dengan suaminya, yang juga<br />ramah kepada pembeli.<br /><br />Mungkin tidak banyak yang mengetahui latar belakang mereka yang<br />sesungguhnya. Hingga menjadi kesyukuran bagiku bisa mengenal seluruh<br />personil keluarga ini : pak Tamara, Ibu Endang,Icha dan Toni. Tidak<br />hanya lezatnya makanan yang kurasakan, tapi lebih dari itu. Banyak<br />cerita yang penuh hikmah kudapatkan dari mereka. Aku seperti memiliki<br />keluarga baru di sini. Semakin mengenal, semakin akrab, dan semakin<br />kagum. Inilah potongan kisah mereka...<br /><br />Ialah Pak Tamara, siapa sangka, penjual Kupat Tahu petis ini adalah<br />pensiunan Tentara. Lelaki sederhana berusia 58 tahun ini, sempat<br />merasakan mewahnya hidup. Bertahun-tahun lamanya tinggal di Jerman,<br />bekerja di Kedutaan, dengan berbagai fasilitas yang luar biasa. Naik<br />pesawat dan empuknya mobil menjadi kesehariannya. Sebelum mengenal bu<br />Endang, pak Tamara pernah menikah dengan perempuan Jerman, anak<br />seorang Ustadz. Sayangnya, selama 17 tahun usia pernikahannya, beliau<br />tidak mendapatkan keturunan. Menurut prediksi beliau, besar<br />kemungkinan dipengaruhi kebiasaan merokok sang istri, yang terbawa<br />tradisi perempuan Jerman. Ketika pak Tamara mendapat kesempatan pulang<br />ke Indonesia, istrinya menolak menyertainya. Apalah daya, bahtera<br />rumah tangga itu pun kandas pada akhirnya.<br /><br />Pulang ke Indonesia, pak Tamara mengenal seorang perempuan lembut<br />penuh keibuan. Ialah Bu Endang, yang waktu itu berusia 30 tahun.<br />Awalnya bu Endang juga menolak lamaran pak Tamara, setelah melihat<br />banyaknya potret kehidupan rumah tangga yang berantakan. Apa boleh<br />dikata, mungkin itulah yang disebut jodoh. Akhirnya mereka pun<br />menikah, meski uang pensiun jatuh ke tangan istri pertama.<br /><br />Kini, aku bisa mengenal mereka dalam kebersahajaan hidup bersama kedua<br />buah hatinya. Ada Icha, bidadari mereka yang duduk di kelas 1 SMU dan<br />selalu terdepan di kelasnya. Begitupun dengan Toni, si bungsu pintar<br />kelas 6 SD. Seringkali orang mengira, bahwa Toni adalah cucu pak Tamara.<br /><br />Apa yang membuat mereka hebat? Pertama, mungkin cinta yang menjadi<br />jawabnya. Terlihat sekali betapa harmonisnya hubungan di antara<br />mereka. Kedua, tidak ada racun televisi di rumah mereka. Ini bukan<br />karena mereka tidak mampu membeli. Justru anak-anak mereka yang merasa<br />terganggu jika mempunyai TV. Tidak bisa konsen belajar menjadi<br />alasannya. Icha sudah gandrung membaca sejak kecil. Begitupun Toni.<br />Kemanapun pergi, buku selalu menjadi temannya yang setia.<br /><br />Ketiga, suasana dialogis menjadi jalan pencerdasan keluarga ini.<br />Setiap berkunjung, diskusi seolah tidak ada habisnya. Selalu ada tema<br />yang menarik untuk dibahas. Tentang penyesalan perilaku pejabat yang<br />doyan korupsi. Tentang kegundahan akan remaja yang gandrung televisi,<br />dan masih banyak lagi.<br /><br />Dari sana aku mengetahui, bahwa sebenarnya pak Tamara pun tidak perlu<br />merasakan menjadi penjual Kupat Tahu Petis jika menghendaki. Beliau<br />pernah mendapat tawaran posisi strategis, asalkan mau sedikit culas.<br />Namun jalan itu tidak pernah diambilnya, dan lebih memilih<br />kesederhanaan dalam hidupnya.<br /><br />Beliau juga mengaku, jika saja teman-temannya melihat profesinya yang<br />sekarang, mungkin mereka tidak akan rela. Namun bukan itu masalahnya.<br />Toh, pak Tamara dan keluarga ini begitu menikmati hidupnya. Berjualan<br />bukanlah profesi yang hina. Mengenang masa lalunya yang penuh<br />kemewahan, pak Tamara justru mengaku bosan. Dan kini, ia menemukan<br />kebahagiaan bersama istri dan anak-anak yang dicintainya.<br /><br />Hingga kisah ini kutuliskan, aku membayangkan betapa bahagianya<br />mereka. Ah, seandainya para orang tua bisa bersikap bijak seperti<br />mereka. Ah, seandainya para anak berpikir seperti Toni dan Icha. Ah,<br />seandainya aku...upzz..sebelum kemana-mana, lebih baik kuakhiri saja.<br /><br />http://hamasahputri.multiply. com<br />http://greatspiritever.blogspot.com<br /></span>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-57561233324350246632008-05-12T14:39:00.000+07:002008-05-12T14:40:32.410+07:00Bagaimana Memakai Jilbab Dengan Benar<span class="normal"><b>DEFINISI JILBAB</b><br /><br />Diterangkan dalam kamus al Muhith, jilbab adalah pakaian yang luas untuk wanita yang dapat menutupi pakaian rumahnya seperti milhafah (mantel).<br /><br />Tafsir Jalalain (jilid 3:1803) memberikan arti jilbab sebagai kain yang dipakai seorang wanita untuk menutupi tubuhnya.<br /><br />Jauhari dalam Ash Shihah mengatakan jilbab adalah kain penutup tubuh wanita dari atas sampai bawah.<br /><br />Khaththath Usman Thaha dalam Tafsir wa Bayan menjelaskan jilbab adalah apa-apa yang dapat menutupi seperti seprai atas tubuh wanita hingga mendekati tanah.<br /><br />Fiqh Sunnah oleh Sayyid Sabiq Jilid 7 (Edisi Indonesia) menerangkan jilbab adalah baju mantel.<br /><br />Dalam Kitab Mujam al Wasith hal 128 jilbab diartikan sebagai pakaian yang menutupi seluruh tubuh atau pakaian luar yang dikenakan diatas pakaian rumah seperti mantel.<br /><br /><br /><b>KEWAJIBAN BERJILBAB</b><br /><br />Kewajiban berjilbab diterangkan pada Qur'an surat Al-Ahzab:59 dan An-Nur:31 sebagai berikut:<br /><i><br />Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.</i> (Al-Ahzab:59)<br /><i><br />Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. </i>(An Nuur:31)<br /><br /><br /><b>BATAS AURAT WANITA </b><br /><br />Batas aurat wanita adalah wajah dan telapak tangan sebagaimana disebutkan dalam hadits:<br /><i><br />Hadis riwayat Aisyah r.a., bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata, "Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil balig) maka tidak ada yang layak terlihat kecuali ini," sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. </i>(HR Abu Daud dan Baihaqi).<br /><br /><br /><b>SYARAT-SYARAT PAKAIAN MUSLIMAH </b><br /><br />Pada dasarnya seluruh bahan, model, dan bentuk pakaian boleh dipakai, asalkan memenuhi syarat-syarat berikut.<br />1. Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.<br />2. Tidak tipis dan transparan.<br />3. Longgar dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk dan bentuk tubuh (tidak ketat).<br />4. Bukan pakaian laki-laki atau menyerupai pakaian laki-laki.<br />5. Tidak berwarna dan bermotif terlalu menyolok. Sebab, pakaian yang menyolok akan mengundang perhatian laki-laki. Dengan alasan ini pula, maka membunyikan (menggemerincingkan ) perhiasan yang dipakai tidak diperbolehkan walaupun itu tersembunyi di balik pakaian.<br /><br /><br /><b>KESALAHAN DALAM BERPAKAIAN</b><br /><br />Berikut digambarkan beberapa kesalahan wanita muslimah dalam berpakaian<br /><br /><img src="http://www.kafemuslimah.com/pic/uploaded/jilbab_salah_01.jpg" align="middle" /><br /><br /><img src="http://www.kafemuslimah.com/pic/uploaded/jilbab_salah_02.jpg" align="middle" /><br /><br /><img src="http://www.kafemuslimah.com/pic/uploaded/jilbab_salah_03.jpg" align="middle" /><br /><br /><br /><b>BERJILBAB DENGAN BENAR</b><br /><br />Berikut gambaran bagaimana cara berpakaian yang benar bagi seorang muslimah:<br /><br /><img src="http://www.kafemuslimah.com/pic/uploaded/jilbab_benar_03.jpg" align="middle" /><br /><br /><img src="http://www.kafemuslimah.com/pic/uploaded/jilbab_benar_02.jpg" align="middle" /><br /><br /><br /><b><br />Ditulis oleh Heri Setiawan di/pada Mei 14, 2007<br />Sumber gambar :<br />http://pondok- muslimah. blogspot. com/2006/ 09/jilbab- muslimah. html<br />Sumber Referensi:Al-Qur'an<br />Waspada.co.id<br /></b><br /><br />*)Keterangan :<br />tudung = kerudung<br />singkat = pendek<br />sarung kaki = kaos kaki<br />susuk tubuh = bentuk tubuh<br />sembahyang = shalat<br />kasut = sepatu<br />getah = karet<br /></span>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-56101481786483919452008-05-12T14:36:00.000+07:002008-05-12T14:37:30.465+07:00Pesan-Pesan Untuk Istri<span class="normal"> Anas berkata, <i>"Para Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam jika menyerahkan seorang wanita kepada suaminya, maka mereka memerintahkan isteri agar berkhidmat kepada suaminya dan memelihara haknya." </i><br /><br />Ummu Humaid berkata, <i>"Para wanita Madinah, jika hendak menyerahkan seorang wanita kepada suaminya, pertama-tama mereka datang kepada 'Aisyah dan memasukkannya di hadapannya, lalu dia meletakkan tangannya di atas kepalanya seraya mendo'a-kannya dan memerintahkannya agar bertakwa kepada Allah serta memenuhi hak suami"</i>[1]<br /><br />'Abdullah bin Ja'far bin Abi Thalib berwasiat kepada puterinya, <i>"Janganlah engkau cemburu, sebab itu adalah kunci perceraian, dan janganlah engkau suka mencela, karena hal itu menimbulkan kemurkaan. Bercelaklah, karena hal itu adalah perhiasan paling indah, dan parfum yang paling baik adalah air."</i><br /><br />Abud Darda' berkata kepada isterinya, <i>"Jika engkau melihat-ku marah, maka redakanlah kemarahanku. Jika aku melihatmu marah kepadaku, maka aku meredakanmu. Jika tidak, kita tidak harmonis."</i><br /><br />Ambillah pemaafan dariku, maka engkau melanggengkan cintaku.Janganlah engkau berbicara dengan keras sepertiku, ketika aku sedang marah. Janganlah menabuhku (untuk memancing kemarahan) seperti engkau menabuh rebana, sekalipun. Sebab, engkau tidak tahu bagaimana orang yang ditinggal pergi<br /><br />Janganlah banyak mengeluh sehingga melenyapkan dayaku<br />Lalu hatiku enggan terhadapmu; sebab hati itu berbolak-balik<br /><br />Sesungguhnya aku melihat cinta dan kebencian dalam hati<br />Jika keduanya berhimpun, maka cinta pasti akan pergi<br /><br />'Amr bin Hajar, Raja Kindah, meminang Ummu Ayyas binti 'Auf. Ketika dia akan dibawa kepada suaminya, ibunya, Umamah binti al-Haris menemui puterinya lalu berpesan kepadanya dengan suatu pesan yang menjelaskan dasar-dasar kehidupan yang bahagia dan kewajibannya kepada suaminya yang patut menjadi undang-undang bagi semua wanita. Ia berpesan:<br /><i><br />"Wahai puteriku, engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar, dan engkau beralih pada kehidupan yang di dalamnya engkau naik untuk orang yang lalai dan membantu orang yang berakal. Seandainya wanita tidak membutuhkan suami karena kedua orang tuanya masih cukup dan keduanya sangat membutuh-kanya, niscaya akulah orang yang paling tidak membutuhkannya. Tetapi kaum wanita diciptakan untuk laki-laki, dan karena mereka pula laki-laki diciptakan.<br /><br />Wahai puteriku, sesungguhnya engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar dan engkau berganti kehidupan, di dalamnya engkau naik kepada keluarga yang belum engkau kenal dan teman yang engkau belum terbiasa dengannya. Ia dengan ke-kuasaannya menjadi pengawas dan raja atasmu, maka jadilah engkau sebagai abdi, niscaya ia menjadi abdimu pula. Peliharalah untuknya 10 perkara, niscaya ini akan menjadi kekayaan bagimu.<br /><br />Pertama dan kedua, tunduk kepadanya dengan qana'ah (merasa cukup), serta mendengar dan patuh kepadanya.<br /><br />Ketiga dan keempat, memperhatikan mata dan hidungnya. Jangan sampai matanya melihat suatu keburukan darimu, dan jangan sampai mencium darimu kecuali aroma yang paling harum.<br /><br />Kelima dan keenam, memperhatikan tidur dan makannya. Karena terlambat makan akan bergejolak dan menggagalkan tidur itu membuat orang marah.<br /><br />Ketujuh dan kedelapan, menjaga hartanya dan memelihara keluarga dan kerabatnya. Inti perkara berkenaan dengan harta ialah menghargainya dengan baik, sedangkan berkenaan dengan keluarga ialah mengaturnya dengan baik.<br /><br />Kesembilan dan kesepuluh, jangan menentang perintahnya dan jangan menyebarkan rahasianya. Karena jika engkau menyelisihi perintahnya, maka hatinya menjadi kesal dan jika engkau menyebar-kan rahasianya, maka engkau tidak merasa aman terhadap pengkhianatannya. Kemudian janganlah engkau bergembira di hadapannya ketika dia bersedih, dan jangan pula bersedih di hadapannya ketika dia bergembira"</i>[2]<br /><br />Seseorang menikahkan puterinya dengan keponakannya. Ketika ia hendak membawanya, maka dia berkata kepada ibunya, <i>"Perintahkan kepada puterimu agar tidak singgah di kediaman (suaminya) melainkan dalam keadaan telah mandi. Sebab, air itu dapat mencemerlangkan bagian atas dan membersihkan bagian bawah. Dan janganlah ia terlalu sering mencumbuinya. Sebab jika badan lelah, maka hati menjadi lelah. Jangan pula menghalangi syahwatnya, sebab keharmonisan itu terletak dalam kesesuaian."</i><br /><br />Ketika al-Farafishah bin al-Ahash membawa puterinya, Nailah, kepada Amirul Mukminin 'Utsman bin 'Affan Radhitallahu 'anhu, dan beliau telah menikahinya, maka ayahnya menasihatinya dengan ucapannya, <i>"Wahai puteriku, engkau didahulukan atas para wanita dari kaum wanita Quraisy yang lebih mampu untuk berdandan darimu, maka peliharalah dariku dua hal ini: bercelaklah dan mandilah, sehingga aromamu adalah aroma bejana yang terguyur hujan." </i><br /><br />Abul Aswad berkata kepada puterinya,<i> "Jangalah engkau cemburu, sebab kecemburuan itu adalah kunci perceraian. Berhiaslah, dan sebaik-baik perhiasan ialah celak. Pakailah wewangian, dan sebaik-baik wewangian ialah menyempurnakan wudhu.'" </i><br /><br />Ummu Ma'ashirah menasihati puterinya dengan nasihat berikut ini yang telah diramunya dengan senyum dan air matanya: <i>"Wahai puteriku, engkau akan memulai kehidupan yang baru… Suatu kehidupan yang tiada tempat di dalamnya untuk ibumu, ayahmu, atau untuk seorang pun dari saudaramu. Engkau akan menjadi teman bagi seorang pria yang tidak ingin ada seorang pun yang menyekutuinya berkenaan denganmu hingga walaupun ia berasal dari daging dan darahmu. Jadilah engkau sebagai isteri, wahai puteriku, dan jadilah engkau sebagai ibu baginya. Jadikanlah ia merasa bahwa engkau adalah segalanya dalam kehidupannya dan segalanya dalam dunianya. Ingatlah selalu bahwa suami itu anak-anak yang besar, jarang sekali kata-kata manis yang membahagia-kannya. Jangan engkau menjadikannya merasa bahwa dengan dia menikahimu, ia telah menghalangimu dari keluargamu.<br /><br />Perasaan ini sendiri juga dirasakan olehnya. Sebab, dia juga telah meninggalkan rumah kedua orang tuanya dan meninggalkan keluarganya karenamu. Tetapi perbedaan antara dirimu dengannya ialah perbedaan antara wanita dan laki-laki. Wanita selalu rindu kepada keluarganya, kepada rumahnya di mana dia dilahirkan, tumbuh menjadi besar dan belajar. Tetapi dia harus membiasakan dirinya dalam kehidupan yang baru ini. Ia harus mencari hakikat hidupnya bersama pria yang telah menjadi suami dan ayah bagi anak-anaknya. Inilah duniamu yang baru, wahai puteriku. Inilah masa kini dan masa depanmu. Inilah mahligaimu, di mana kalian berdua bersama-sama menciptakannya.<br /><br />Adapun kedua orang tuamu adalah masa lalu. Aku tidak me-mintamu melupakan ayah dan ibumu serta saudara-saudaramu, karena mereka tidak akan melupakanmu selama-lamanya. Wahai sayangku, bagaimana mungkin ibu akan lupa belahan hatinya? Tetapi aku meminta kepadamu agar engkau mencintai suamimu, mendampingi suamimu, dan engkau bahagia dengan kehidupanmu bersamanya." </i><br /><br />Diriwayatkan bahwa Ibnu Abi 'Udzr ad-Du'ali -pada hari-hari pemerintahan 'Umar Radhiyallahu 'anhu- menceraikan wanita-wanita yang dinikahinya. Sehingga muncullah kepadanya beberapa peristiwa yang tidak disukainya berkenaan dengan para wanita tersebut dari hal itu. Ketika dia mengetahui hal itu, maka dia memegang tangan 'Abdullah bin al-Arqam sehingga membawanya ke rumahnya. Kemudian dia berkata kepada isterinya: <i>"Aku memintamu bersumpah demi Allah, apakah engkau benci kepadaku?"</i> Ia menjawab,<i> "Jangan memintaku bersumpah demi Allah." </i>Dia mengatakan, <i>"Aku memintamu bersumpah demi Allah."</i> Ia menjawab, <i>"Ya." </i><br /><br />Kemudian dia berkata kepada Ibnul Arqam, <i>"Apakah engkau dengar?"</i> Kemudian keduanya bertolak hingga sampai kepada 'Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu lalu mengatakan, <i>"Kalian mengatakan bahwa aku menzhalimi kaum wanita dan menceraikan mereka. Bertanyalah kepada al-Arqam."</i> Lalu 'Umar bertanya kepadanya dan mengabarkannya. Lalu beliau mengirim utusan kepada isteri Ibnu Abi 'Udzrah (untuk datang kepada 'Umar). Ia pun datang bersama bibinya, lalu 'Umar bertanya,<i> "Engkaukah yang bercerita kepada suamimu bahwa engkau marah kepadanya?" </i>Ia menjawab,<i> "Aku adalah orang yang mula-mula bertaubat dan menelaah kembali perintah Allah kepadaku. Ia memintaku bersumpah dan aku takut berdosa bila berdusta, apakah aku boleh berdusta, wahai Amirul Mukminin?"</i> Dia menjawab,<i> "Ya, berdustalah. Jika salah seorang dari kalian tidak menyukai salah seorang dari kami, janganlah menceritakan hal itu kepadanya. Sebab, jarang sekali rumah yang dibangun di atas dasar cinta, tetapi manusia hidup dengan Islam dan mencari pahala"</i>[3]<br /><br />Kepada setiap muslimah yang memenuhi hak-hak suaminya dan takut terhadap murka Rabb-nya karena dia mengetahui hak suaminya atasnya! Inilah contoh sebagian pria yang mensifati isterinya yang tidak mengetahui hak suaminya dan tidak pula memelihara kebaikannya. Ia tidak mempercantik diri dan tidak berdandan untuknya, serta bermulut kasar. Ia mensifatinya dengan sifat yang membuat hati bergetar dan telinga terngiang-ngiang. Camkanlah sehingga engkau tidak jatuh ke tempat yang menggelincirkan ini.<br /><br /><i><br />Oleh Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq<br />[Disalin dari kitab Isyratun Nisaa Minal Alif Ilal Yaa, Edisi Indonesia Panduan Lengkap Nikah Dari A Sampai Z, Penulis Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq, Penterjemah Ahmad Saikhu, Penerbit Pustaka Ibnu Katsair] </i><br /></span>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-87965339770112091102008-05-12T14:34:00.000+07:002008-05-12T14:35:32.996+07:00Menjadi Muslimah Produktif dari Rumah<span class="normal"><i>Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait (keluarga rumah tangga Nabi SAW) dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”</i>(QS Al Ahzab (33): 33.<br /><br />Menjadi wanita shalihah adalah idaman setiap muslimah. Karena wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia, mengalahkan tumpukan emas, intan dan permata serta perhiasan dunia apa pun. Juga, hanya wanita shalihahlah yang mampu melahirkan generasi rabbani yang selalu siap memikul risalah Islamiyah menuju puncak kejayaan. Namun, menjadi wanita shalihah bukanlah perkara mudah. Alhamdulillah, Allah SWT yang Maha Kasih telah menyiapkan perangkat-perangkat arahan bagi semua muslimah untuk dapat menjadi wanita shalihah, di antaranya melalui ayat di atas.<br /><br />Taujih Rabbani, memuliakan wanita bukan membelenggu. Perintah untuk Mulaazamatul Buyut (menetap di rumah) dalam ayat di atas meskipun secara konteks ditujukan bagi para isteri Rasulullah SAW, tetapi juga berlaku untuk semua muslimah sampai akhir zaman. Meski demikian, perintah ini tidak boleh dimaknai bahwa wanita sama sekali dilarang ke luar rumah. Sebab, Nabi SAW pernah bersabda: <i>“Janganlah kalian larang kaum wanita pergi ke masjid-masjid Allah”</i> (Muttafaq ˜Alaih).<br /><br />Imam Malik dalam kitabnya Al Muwaththa meriwayatkan bahwa Aisyah RA pernah keluar rumah membesuk ayahnya, Abu Bakar RA yang sedang sakit. Sebagian isteri Nabi SAW juga pernah keluar rumah demi menunaikan ibadah haji maupun ikut dalam perjalanan perang fi sabilillah bersama Rasulullah SAW.<br /><br />Karenanya perintah dalam ayat di atas harus dimaknai sebagai isyarat bahwa rumah adalah tempat asal kehidupan kaum hawa sehingga keberadaannya di luar rumah hendaknya tidak boleh menjadi prioritas utama hingga kemudian mendominasi kehidupannya.<br /><br />Perlu diartikan bahwa perintah menetap di rumah adalah dalam rangka memuliakan diri wanita serta memperkokoh posisi dan kehormatannya. Sama sekali bukan untuk membelenggu dan merendahkan wanita sebagaimana sering disuarakan oleh para propagandis gerakan feminisme.<br /><br />Dengan fokus tinggal di rumah, muslimah tentu lebih dapat berkonsentrasi dalam mentarbiyah dan mendidik anak, menciptakan suasana rapi, indah dan nyaman, serta mampu mencurahkan perhatian kepada anggota keluarganya sehingga mereka semua dapat merasakan suasana rumah bak syurga.<br /><br />Berkesesuaian dengan itu, maka dalam Islam tanggung jawab mencari nafkah pun tidaklah dibebankan kepada isteri, melainkan menjadi kewajiban suami.<br /><br /><b>Kontraproduktif Feminisme</b><br />Jika di negara-negara Islam para penyeru gerakan feminisme amat antusias mempropagandakan feminisme dan gender, di negara Barat sinyal gerakan ini justru semakin meredup karena sudah terasa dampak negatif yang ditimbulkan dari gerakan ini di lapangan kehidupan. Di balik kemajuan pasrtisipasi angkatan kerja wanita di dunia maskulin, tidak sedikit dari kalangan cendekiawan Barat yang mengkritik bahwa kondisi wanita bukan menjadi lebih baik, melainkan menjadi memburuk. Dalam buku A Lesser Life: The Myth of Womens Liberation America (1986), Sylvia Hewlett mengulas dengan rinci kondisi wanita yang menyedihkan karena adanya gerakan feminisme. Istilah feminization of poverty (pemiskinan wanita) semakin terdengar pada pertengahan tahun 1980-an (Membincang Feminisme, h. 211, Risalah Gusti, 1996).<br /><br />Bahkan, Miles Markjanli, penulis Amerika kenamaan, menyuarakan dengan lantang agar kaum hawa kembali ke rumah. Dalam makalah berjudul Rumah ¦ Kerajaan Perempuan Tanpa Sengketa, ia menulis: Aku selalu berupaya meyakinkan para perempuan bahwa mereka lebih berhak untuk berlaku sebagai pendidik di rumah ..<br /><br />Apa yang sudah terungkap di atas, semakin meyakinkan kita terhadap kebenaran taujih Ilahi dalam ayat tersebut. Dan pelanggaran terhadap perintah Allah SWT jelas akan menimbulkan ˜bencana di semua aspek kehidupan.<br /><br />Tafsir Tabarruj Al Jahiliyyah Al Ula Ibnu Katsir saat menafsiri ayat ini memaparkan bentuk-bentuk ˜tabarruj di zaman jahiliyah. Di antaranya seperti dikatakan Imam Mujahid: Dahulu wanita keluar rumah berjalan (bercampur) di antara kaum lelaki. Inilah tabarruj jahiliyah! Sementara Imam Qatadah melihat tabarruj jahiliyah pada gaya wanita yang berjalan dengan lenggak-lenggok memancing birahi. Sedangkan Imam Muqaatil bin Hayyaan berpendapat, bahwa tabarruj itu adalah ketika wanita melempar kerudungnya ke kepalanya tanpa mengikatnya sehingga terlihatlah rambut, perhiasan dan lehernya! (Tafsir Ibnu Katsir IV/218).<br /><br />Beragam pandangan yang dikemukakan ini telah memberi gambaran pada kita bahwa tabarruj di masa jahiliyah yang diterapi oleh Al Quran adalah untuk mensucikan masyarakat Islam dari dampak-dampak negatif yang bisa ditimbulkannya serta menjauhkan manusia semua dari benih-benih fitnah (syahwat).<br /><br />Maka, memahami ayat dan penafsiran soal ini dapat menjadi pijakan setiap muslimah dalam beraktifitas, sehingga membawanya kepada kecantikan ruhiyah, kecantikan kehormatan dan kecantikan perasaan.<br /><br /><b>Produktif dari Rumah</b><br />Yang amat menarik untuk diperhatikan dalam ayat di atas adalah bersamaan dengan perintah menetap di rumah, Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita agar rajin mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mentaati Allah dan Rasul-Nya. Ini memberikan pemahaman kepada kita, bahwa menetap di rumah tidaklah identik dengan pasif, statis, mandeg dan stagnan. Sama sekali tidak! Justru rumah hendaknya menjadi ˜perusahaan bagi berbagai ˜proyek-proyek besar yang mampu memproduksi berbagai macam amal kebajikan untuk kemaslahatan diri muslimah sendiri (seperti shalat) juga kemaslahatan bagi orang lain dan lingkungannya (seperti zakat).<br /><br />Dengan demikian, sesungguhnya ayat di atas secara tegas menganjurkan muslimah agar menjadi sosok yang selalu produktif dan kreatif di rumah. Produktifitas dan kreatifitas ini pun hendaknya tidak selalu dikaitkan dengan dengan hal-hal yang bersifat materi orientied, melainkan juga mencakup hal-hal yang bersifat spiritual.<br /><br />Aneka busana dan perlengkapannya, misalnya, sering menjadi produk ˜home industri yang mudah digarap kaum muslimah dari rumah. Begitu pula aktifitas lain yang dengan kemudahan teknologi masa kini memungkinkan untuk dilakukan dari rumah. Yang demikian ini sah-sah saja dan tidak menyalahi aturan Islam.<br /><br />Namun, tentunya akan sangat berarti dan memiliki nilai ˜jual yang tinggi di sisi Allah SWT manakala sentuhan halus tangan-tangan muslimah itu juga dapat ˜memproduksi generasi rabbani, pembawa panji suci yang rajin mengaji dan merespon panggilan Ilahi seperti shalat. Jika ini yang terjadi, maka terwujudnya negeri seperti digambarkan dalam Al Quran; Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur, bukanlah mimpi. Insya Allah.<br /><i><br />Sumber: Ummi online<br />Oleh: Ahmad Kusyairi Suhail, MA</i></span>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-84558346352867257572008-05-12T14:32:00.000+07:002008-05-12T14:33:21.784+07:00Hore... Akhirnya Dia Sudah Naik Kelas<span class="normal"><b>Kafemuslimah.com</b> Di era presiden Gus Dur, dalam sebuah sidang antara para anggota DPR dan Presiden yang membahas tentang likuidasi Departemen Penerangan dan Departemen Sosial dahulu, Gus Dur secara spontan memberi julukan para wakil rakyat tersebut dengan julukan kelompok dari Taman Kanak-kanak. Mengapa karena para anggota DPR periode saat itu sering terlihat susah diberi penjelasan. Apapun penjelasan yang diberikan pemerintah saat itu untuk menerangkan mengapa sebuah kebijakan harus dilakukan, para anggota DPR tetap mempertahankan pendapatnya dan ingin agar pendapatnya saja yang harus didengar oleh Pemerintah dan dijalankan oleh pemerintah. Hingga Gus Dur, yang menjadi PResiden (kepala pemerintahan) saat itu merasa seperti sedang menghadapi kumpulan anak-anak Taman Kanak-kanak.<br /><br />Sekarang, masa telah berubah. Presiden yang sekarang memimpin negara kita adalah presiden yang dipilih oleh mayoritas rakyat Indonesia secara langsung. Begitu juga dengan para anggota DPR-nya. Dengan begitu ada banyak sekali perubahan yang terjadi di senayan sana. Yang jelas, seharusnya para anggota DPR terpilih sekarang itu beda dengan para anggota DPR di era Gus Dur dulu.<br /><br />Mengapa? Masih ingat kan waktu PEMILU lalu. Sebelum masuk ke lingkaran bilik suara, ada sebuah daftar lata belakang para anggota DPR tersebut. Kita bisa lihat latar belakang pendidikan mereka, status pekerjaan mereka, tahun lahir mereka dan tempat tinggal serta status perkawinan mereka. Artinya, dengan pengetahuan yang lumayan tersebut kita mempercayai mereka dan akhirnya memilih mereka untuk menjadi wakil kita di Senayan sana. Kita percaya bahwa kualitas mereka sudah kita ketahui.<br /><br />Akhirnya, duduklah para wakil rakyat tersebut di Senayan. Alhamdulillah. Beberapa bulan kemudian, babak baru pun dimulai. Beberapa kebijakan mulai dibicarakan. Mulai dari RUU Pornografi, hingga RUU anti teroris. Mulai dari revisi KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) hingga menggulirkan tentang rancangan KHI (Kitab Hukum Islam). Dua yang terakhir ini sempat menimbulkan kontra dan pro kontra yang amat ramai dalam masyarakat. Polemik tersebut, bisa jadi menguras energi para anggota dewan yang terhormat tersebut. Maka, para anggota Dewan yang terhormat tersebut pun mengajukan sebuah tuntutan kenaikan gaji Rp 15.000.000/perbulan. Ini masih diluar tuntutan lain seperti tuntutan untuk anggaran pengadaan perumahan (apa iya para anggota dewan tersebut selama ini tidak punya rumah?), pengadaan seragam dinas dan sebagainya. Tuntutan ini tidak bergeming, bahkan meski di saat yang bersamaan rakyat sedang mengalami banyak sekali persoalan.<br /><br />Ada bencana alam yang beruntut terjadi (banir, tanah longsor, gempa bumi, gelombang Tsunami, angin ribut, wabah penyakit). Ada juga gelombang kenaikan BBM yang diikuti oleh kenaikan beberapa harga kebutuhan sehari-hari. Belum lagi berita tentang robohnya bangunan sekolah di beberapa daerah karena sudah terlalu buruknya kondisi bangunan sekolah tersebut. Belum lagi masalah yang menimpa beberapa tenaga kerja kita di luar negeri. Masih ditambah dengan sengketa Ambalat, ancaman bom, modus kejahatan yang kian beragam dengan alasan kesulitan ekonomi, tuntutan buruh atas upah kerja mereka dan tuntutan para investor yang meminta jaminan keamanan dan berinvestasi di negara kita. Pendek kata, masih amat banyak masalah yang harusnya dipikirkan dan tentu saja memerlukan banyak sekali anggaran. Jadi, tuntutan kenaikan gaji dan tambahan anggaran tunjangan bagi para anggota DPR tersebut amat mengerutkan kening. Dimana keprihatinan mereka? Dimana rasa peduli dan keberpihakan mereka terhadap rakyat?<br /><br />Hmm... Jangan pernah bertanya hal di atas langsung pada para anggota DPR yah. Pernah hal tersebut di atas terjadi. Ketika ditanya mengapa mereka tetap menuntut kenaikan gaji dan meminta tambahan tunjangan padahal rakyat sedang prihatin, yang dilakukan oleh para anggota dewan tersebut adalah balik menuduk kakak mereka (MPR). Kompas(9/3/2005) menurunkan berita bagaimana Safrin Romas, yang menjadi Wakil Ketua Badan Rumah Tangga berkilah agar press lebih mempersoalkan anggaran sosialisasi undang-undang dasar Badan Pekerja MPR (BP MPR) yang menurut dia jelas-jelas pemborosan. <i>Katanya dulu menolak Volvo, sekarang mau menggunakan dana sosialisasi miliaran rupiah? Rapatnya juga kemarin di Hotel Hilton, sekarang di hotel Sahid."</i><br /><br />"Sosialisasi Undang-Undang Dasar itu kan sudah dilakukan dulu. Sekarang tanpa sosialisasi pun rakyat sudah paham karena tinggal baca buku." katanya tegas.<br /><br />Tentu saja, kakak mereka (MPR) berkelit ditunjuk seperti itu oleh adiknya (Si DPR). HIdayat Nur Wahid, yang menjadi Ketua MPR berkata, "Kami tidak pernah mempermasalahkan rekan-ekan di DPR mau bikin apa. Itu urusan mereka. Jadi, saling menghormatilah."<br /><br />Wow.<br />Rasanya anak-anak TK tidak sepandai itu berkilah. Kebetulan, anak saya masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Dia anak yang manis dan menurut. Jika kita pandai mengarahkan, dia patuh dan bisa tenggang rasa. Meski memang harus selalu diingatkan. Sedangkan kalau melihat para anggota DPR sekarang, hmm... Mereka sudah punya inisiatip sendiri dan juga sudah mulai pandai berbicara mengemukakan alasan mereka atas tindakan mereka. Jadi saya pikir, para anggota dewan yang terhormat tersebut bukan lagi kumpulan anak-anak dari Taman kanak-kanak. Mereka sudah naik kelas kok. Alhamdulillah. Horeeee....<br /><br />Tapi, kenapa tanggal 16/3/2005 kemarin dalam sidang paripurna DPR yang seharusnya membahas tentang kenaikan BBM terjadi kericuhan yah?<br /><br />Bayangkan, dalam sidang yang diliput oleh stasiun TV dan media cetak tersebut dan disaksikan oleh puluhan juta rakyat yang dulu telah memilih mereka perilaku kericuhan yang memalukan itu terjadi. Dimulai ketika Agung Laksono (ketua DPR) mau mengetok palu para anggota dewan merasa tidak puas. Mereka merasa Agung mengulur-ulur waktu persidangan dan kesepakatan juga sulit diambil. Akhirnya, Aria Bima, Mangara Siahaan dan Effendi Simbolon, semuanya dari FPDIP, menuding-nuding Agung. Belasan anggota DPR lain kemudian bergerombol maju, ada yang mau merangsek Agung, ada yang mau melindungi Agung. Akhirnya ... ricuh. Persis seperti tawuran antar pelajar yang terjadi di jalan-jalan.<br /><br />Hmm.<br />Oke, saya senang para anggota dewan sudah naik kelas. Tapi ngomong-ngomong, jangan-jangan di sekolah lanjutan mereka sekarang, mereka salah masuk sekolah yah? Ada loh sekolah yang emang anak-anaknya suka tawuran. Duh. Gimana dong? Nggak jadi seneng nih.</span>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-62112175234575138512008-05-12T14:23:00.000+07:002008-05-12T14:25:29.116+07:00My Life, My Adventure<span class="normal"><b>Kafemuslimah.com</b></span><br /><span class="normal">Apakah kalian takut dengan ketinggian? Atau gentar dengan kedalaman? Ternyata, tidak semua orang berani dengan ketinggian. Pun tidak semua orang berani dengan kedalaman atau keterterjalan. Ada banyak yang merasa gemetar jika diletakkan di sebuah tempat yang tinggi sekali dengan pemandangan yang amat terjal. Fenomena inilah yang dengan jeli diambil oleh sutradara yang menangani pembuatan video clip iklan Jarum Super yang diberi judul “My Life, My adventure”.<br /><br />Dengan kelihaian kamera yang lumayan bagus mencari sudut gambar, digambarkan sebuah tebing terjal yang curam. Lalu muncul sebuah pertanyaan, <i>“Kamu pikir ini rintangan?”.</i> Tak lama gambar beralih ke sebuah sosok yang sedang gigih dan penuh percaya diri memanjat tebing tersebut dengan sebuah tulisan yang menyertainya,,<i> “Aku bilang ini tantangan.” </i>Ada pertanyaan yang menggambarkan sebuah keraguan yang lazim dimiliki oleh orang banyak ketika bertemu hal serupa, tapi ada kekecualian yang dimiliki oleh sebagian kecil orang untuk menjawabnya bahwa hal yang dianggap ragu-ragu itu sebenarnya merupakan hal yang biasa bagi mereka. Dan demikianlah pesan yang tampaknya ingin disampaikan oleh iklan My Life, My Adventure itu bergulir.<br /><br />Ketika digambarkan sebuah padang pasir yang luas dan gersang yang mungkin bagi sebagian orang dianggap sebagai hal yang ingin dihindari karena panas, gersang dan bisa jadi mendatangkan sindrom hilang orientasi arah, maka bagi sekelompok anak muda justru padang pasir ini dijadikan sebagai lahan untuk bermain surfing di atas pasir dengan tulisan yang menyertainya, <i>“Kamu bilang ini padang gersang….. Aku bilang ini bikin senang.”. </i><br />Atau ketika digambarkan sebuah ujung tebing (cliff) yang dibawahnya ada sebuah jurang terjal yang berakhir dengan lautan dengan ombak yang memecah bebatuan yang ada di pinggir tebing. Muncul sebuah pernyataan, “ Kamu bilang ini jalan buntu…. Aku bilang mainan baru.” Dan terjunlah seorang anak muda dari ujung tebing tersebut. Tidak ada rasa takut, apalagi suasana tegang. Ada beberapa seri lain dari iklan ini. Tapi pesannya sama. Apa yang dianggap berbahaya oleh orang kebanyakan, maka bagi sekelompok orang yang memiliki nyali kuat dan tekad yang membara, semua menjadi terasa menyenangkan. Pesan yang baik sebenarnya. Hanya saja, pesan ini diusung oleh iklan sebuah produk rokok. Apa artinya?<br /><br />Semua orang, tentu sudah tahu akan bahaya dari rokok. Kandungan yang terdapat di dalam rokok, bisa membawa banyak sekali penyakit dan masalah gangguan kesehatan bagi siapapun. Ya. Siapapun. Artinya, bukan hanya bagi si perokok itu sendiri tapi juga orang-orang yang ada di sekitarnya yang biasa disebut dengan perokok pasif. Begitu bahayanya rokok maka ada segelintir ulama yang merasa perlu mengeluarkan pernyataan bahwa rokok itu haram. Pemerintah tahu bahaya ini tapi tentu saja tidak kuasa melarang semua orang untuk tidak merokok. Yang bisa dilakukan adalah memperkecil ruang lingkup kemudahan orang untuk menikmati rokok. Seperti dengan mengeluarkan perda larangan merokok di tempat umum, rumah sakit dan sekolah. Serta mencantumkan peringatan akan bahaya rokok di setiap kemasan rokok. Jika kalian perhatikan, maka di setiap kemasan produk rokok atau iklan produk rokok, selalu tersisip tulisan “merokok dapat menyebabkan penyakit kanker, kerusakan hati, gangguan kehamilan dan janin.” Tapi, jika dikaitkan dengan kepiawaian pesan yang diusung oleh iklan rokok My Life, My Adventure, maka semua masalah dan bahaya yang dibawa oleh rokok, bagaikan debu bagi para perokok. Entah mengapa, pesan dari My Life, My Adventure yang sampai ke kepala saya adalah, “Rokok itu berat, rokok itu bahaya, tapi… emangnya gue pikirin? Ini hidup, hidup gue.”<br /><br />Fuih. Perokok itu memang sombong dan egois ya?<br />Ingatan saya jadi melayang kepada seorang almarhum seorang teman pecinta alam. Dia hobby sekali menjelajah alam seorang diri. Menikmati kesyahduan dan keperkasaan alam seorang diri. Hingga akhirnya musibah menimpa dirinya. Tangannya terkena hawa dingin yang amat dingin sehingga mematikan seluruh syaraf di lengannya. Dalam kondisi sakit seperti ini, ternyata yang mengalami rasa sakit ini bukan hanya dirinya seorang tapi juga keluarganya. Ibunya menangis dan amat terpukul, adiknya ketakutan ditinggalkan oleh sang kakak, sang bapak kesana kemari mencari pertolongan, kekasihnya bersedih karena harapan yang porak poranda. Ternyata, slogan My Life, My Adventure yang diusung oleh teman saya itu, isinya bukan hanya ada dirinya sendiri. Ada orang lain di sekelilingnya yang tidak bisa dilepaskan dari dirinya begitu saja. Orang-orang yang baru akan diingat justru ketika kesempitan, kesedihan dan kesusahan datang menghadang. Dan memang begini inilah biasanya akhir hidup seorang perokok berat. Terkena kanker atau gangguan penyakit berat lainnya. Sewaktu mereka masih muda dan kuat, tentu tak pernah terbayangkan oleh para perokok ini akan penderitaan mengalami kanker atau penyakit berat lainnya. Atau tak pernah terbayangkan oleh mereka ketika tiba-tiba anak-anak mereka mengalami penyakit paru-paru atau batuk yang berkepanjangan. Hingga ketika akhirnya penyakit datang menyapa dan mulai menggerogoti tubuh perkasa, maka dimulailah pengurasan harta keluarga untuk biaya pengobatan, serta menyedot perhatian besar seluruh sanak family untuk datang membantu.<br /><br />Ah. Perokok itu memang seorang yang egois. Ketika senang, mereka inginnya bersenang-senang sendirian saja, tapi begitu tiba saatnya untuk sakit, semua orang akan diseretnya untuk ikut menderita. Lalu sebenarnya petualangan (adventure) yang disampaikan oleh iklan tersebut, apakah benar hanya dimiliki oleh si petualang saja? (penulis: ade anita)</span>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-586027047316536830.post-40950050570507872972008-05-12T14:00:00.001+07:002008-05-12T14:00:49.845+07:00Cukup Sudah Demokrasi<table class="contentpaneopen"><tbody><tr><td colspan="2" align="left" valign="top" width="70%"><span class="small"> Perspektif, Gatra, Edisi 39, 10 Agustus 2006 </span> </td> </tr> <tr> <td colspan="2" class="createdate" valign="top"> Friday, 09 March 2007 </td> </tr> <tr> <td colspan="2" valign="top"> <div align="justify"><strong><span class="grame"><span>Sewindu </span></span><span class="spelle"><span>lebih</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>reformasi</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>bergulir</span></span><span class="grame"><span>.</span></span></strong><span><strong> <span class="grame">Ternyata </span><span class="spelle">hidup</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">bangsa</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">ini</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">masih</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">dipenuhi</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">keluhan</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">dan</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">berbagai</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">kritik</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">keras</span><span class="grame">.</span> <span class="grame">Harapan?</span> <span class="grame">Terasa </span><span class="spelle">tipis</span><span class="grame">.</span> <span class="grame">Hingga </span><span class="spelle">manusia</span><span class="grame"> pun </span><span class="spelle">terlukis</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">begitu</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">payah</span><span class="grame">, </span><span class="spelle">habis</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">daya</span><span class="grame">, </span><span class="spelle">frustrasi</span><span class="grame">, </span><span class="spelle">sebagian</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">merasa</span><span class="grame"> "</span><span class="spelle">mati</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">di</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">lumbung</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">padi</span><span class="grame">".</span> <span class="grame">Yang </span><span class="spelle">tinggal</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">tampaknya</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">hanya</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">keberanian</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">untuk</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">menegaskan</span><span class="grame"> "</span><span class="spelle">cukuplah</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">sudah</span><span class="grame">!" </span><span class="spelle">itu</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">semua</span></strong><span class="grame"><strong>.</strong></span></span></div> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span class="grame"><span>Jika </span></span><span class="spelle"><span>ternyata</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>keluhan</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>tak</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>menghasilkan</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>renungan</span></span><span class="grame"><span>, </span></span><span class="spelle"><span>kritik</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>tak</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>membawa</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>perbaikan</span></span><span class="grame"><span>, </span></span><span class="spelle"><span>dan</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>harapan</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>tinggal</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>jadi</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>kenangan</span></span><span class="grame"><span>.</span></span><span> <span class="grame">Cukup </span><span class="spelle">sudah</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">kita</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">menjadi</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">manusia</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">tuli</span><span class="grame">, </span><span class="spelle">merasa</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">benar</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">sendiri</span><span class="grame">, </span><span class="spelle">melulu</span><span class="grame"> monolog </span><span class="spelle">tanpa</span><span class="grame"> dialog, </span><span class="spelle">menetapkan</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">orientasi</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">pada</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">semua</span><span class="grame"> yang </span><span class="spelle">artifisial</span><span class="grame"> </span><span class="spelle">dan</span><span class="grame"> material.</span></span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span class="spelle"><span>Cukuplah</span></span><span> <span class="spelle">sudah</span> <span class="spelle">gagasan-gagasan</span> <span class="spelle">medioker</span> yang <span class="spelle">pinjam</span> <span class="spelle">kanan</span> <span class="spelle">pinjam</span> <span class="spelle">kiri</span>, <span class="spelle">keberanian</span> "<span class="spelle">tanggung</span>" <span class="spelle">antara</span> <span class="spelle">idealisme</span> <span class="spelle">dan</span> <span class="spelle">pragmatisme</span>, <span class="spelle">antara</span> <span class="spelle">kehendak</span> <span class="spelle">jadi</span> <span class="spelle">pahlawan</span> <span class="spelle">dan</span> <span class="spelle">kecemasan</span> <span class="grame">akan</span> <span class="spelle">keselamatan</span> <span class="spelle">pribadi</span>. <span class="spelle">Negeri</span> yang <span class="spelle">tengah</span> <span class="spelle">tenggelam</span> <span class="spelle">ini</span> <span class="spelle">mesti</span> <span class="spelle">bersikap</span> <span class="spelle">lebih</span> <span class="spelle">tegas</span> <span class="spelle">dan</span> <span class="spelle">berani</span>: <span class="spelle">memilih</span> <span class="spelle">gagasan</span> yang --<span class="spelle">boleh</span> <span class="spelle">jadi</span>-- <span class="spelle">tak</span> <span class="spelle">harus</span> <span class="spelle">ada</span> <span class="spelle">presedennya</span> <span class="spelle">dalam</span> <span class="spelle">sejarah</span> internal <span class="spelle">maupun</span> <span class="spelle">dalam</span> <span class="spelle">perbandingan</span> <span class="spelle">eksternal</span>.</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span class="grame"><span>Cukuplah </span></span><span class="spelle"><span>sudah</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>pilihan</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>aturan</span></span><span class="grame"><span>, </span></span><span class="spelle"><span>sistem</span></span><span class="grame"><span>, </span></span><span class="spelle"><span>atau</span></span><span class="grame"><span> model yang </span></span><span class="spelle"><span>tiruan</span></span><span class="grame"><span>, </span></span><span class="spelle"><span>usang</span></span><span class="grame"><span>, </span></span><span class="spelle"><span>adaptatif</span></span><span class="grame"><span>, </span></span><span class="spelle"><span>rekomendasian</span></span><span class="grame"><span>, </span></span><span class="spelle"><span>dan</span></span><span class="grame"><span> </span></span><span class="spelle"><span>sebagainya</span></span><span class="grame"><span>.</span></span><span> <span class="spelle">Mungkin</span> <span class="spelle">ini</span> <span class="spelle">saatnya</span> <span class="spelle">kita</span> <span class="spelle">mengatakan</span> (<span class="spelle">di</span> <span class="spelle">hadapan</span> <span class="spelle">masyarakat</span> <span class="spelle">dunia</span>), "I'll take my own way!" Not yours. <span class="spelle">Cukup</span> <span class="spelle">sudah</span> <span class="spelle">bantuanmu</span>, <span class="spelle">cukup</span> <span class="spelle">sudah</span> <span class="spelle">nasihatmu</span>, <span class="spelle">cukup</span> <span class="spelle">sudah</span> <span class="spelle">caramu</span> --<span class="spelle">dan</span> <span class="spelle">pada</span> <span class="spelle">akhirnya</span>-- <span class="spelle">cukup</span> <span class="spelle">sudah</span> <span class="spelle">demokrasi</span>! <span class="grame">Your </span><span class="spelle">democrazy</span><span class="grame">.</span></span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span class="spelle"><span>Tentu</span></span><span> <span class="spelle">saja</span>, <span class="spelle">sebagian</span> <span class="spelle">dari</span> <span class="spelle">kita</span> <span class="spelle">sepakat</span>, <span class="spelle">demokrasi</span> <span class="spelle">adalah</span> <span class="spelle">apel</span> <span class="grame">manis</span> yang <span class="spelle">dihasilkan</span> <span class="spelle">reformasi</span> <span class="spelle">sewindu</span> <span class="spelle">lalu</span>. <span class="spelle">Tokoh</span> <span class="spelle">utamanya</span>, Amien <span class="spelle">Rais</span>, <span class="spelle">betapapun</span> <span class="grame">ia</span> <span class="spelle">menyesali</span> <span class="spelle">beberapa</span> <span class="spelle">perkembangan</span> <span class="spelle">buruknya</span>, <span class="spelle">coba</span> <span class="spelle">mengafirmasi</span> "<span class="spelle">sukses</span>" <span class="spelle">reformasi</span> <span class="spelle">itu</span> <span class="spelle">setidaknya</span> <span class="spelle">dalam</span> <span class="spelle">tiga</span> <span class="spelle">hal</span>. </span><span>Pertama, dalam hal demokratisasi kehidupan masyarakat, di mana rakyat kini bebas "bicara" dan pers "bebas" berwarta. Kedua, soal otonomi daerah (otda) yang konon memberi peluang bagi kemandirian dan pemulihan hak daerah. Dan ketiga, soal pemilu langsung di berbagai tingkatan.</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span>Inilah "jualan" yang dijajakan dan dipromo hingga ke tepi dunia. Indonesia kini adalah "negara demokratis terbesar ketiga dunia". Luar biasa, tampaknya. Jualan itu laku, secara mediatik dan secara moral. Tapi secara pragmatik dan material, ternyata semu. Benarkah, misalnya, hanya dalam sewindu, 200 juta lebih rakyat di negeri ini memiliki kematangan demokrasi seperti di India, Jepang, Amerika Serikat, atau negara-negara Eropa yang telah ratusan tahun memprosesnya?</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><strong><span style="font-size: 12pt;">Khuldi dan Ganti Demorkasi</span></strong></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span>Sesungguhnya, tiga hal "Amien Rais" di atas baru menyentuh sebagian reformasi politik belaka. Lalu reformasi hukum, reformasi ekonomi, reformasi sosial, apalagi reformasi kultural, di mana perhitungannya? Sementara reformasi politik itu pun lebih banyak dibumbui ekses berupa kekerasan demonstrasi, yang membuat publik kehilangan kontrol dan meluapkan nafsu kebuasannya: merusak, membunuh, memfitnah, dan sebagainya. Begitu pun otda, parpol, dan pemilu yang berlangsung dengan berbagai pengingkaran --secara sengaja-- hukum dan etikanya. Reformasi telah menjadi mitologi baru dengan pohon khuldi yang buahnya manis tapi memberi petaka.</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span>Jika reformasi secara internal sudah batal, maka secara eksternal pun bangsa ini ternyata gagal. Dalam percaturan global, delapan tahun terakhir ini Indonesia bukan hanya menciut kontribusi poleksosbudnya, melainkan juga makin rendah kasta militer, ekonomi, politik, dan budayanya. Keadaan yang tentu saja tak dapat dihibur oleh "puji-pujian tendensius" dan ilusif dari beberapa negara maju.</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span>Puji-pujian yang sebenarnya merayakan kemenangan mereka sendiri yang telah berhasil menciptakan bangsa ini melulu sebagai "pasar". Dengan konsumsi tinggi, baik produk ekonomi, teknologi, ideologi, politik, dan seterusnya. "Gerak perubahan" --apa pun namanya-- yang terjadi belakangan ini ternyata tak lebih dari satu atau dua chapter dari skenario globalisasi (baca: kapitalisasi, neokapitalisme, dan sebagainya).</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span>Karenanya, semua kejadian dan isu penting di negeri ini bisa jadi hanyalah scene-scene dari drama global yang sedang dimainkan. Jatuhnya Soeharto, reformasi, demokratisasi, liberalisasi, pemilu langsung, bahkan terpilihnya presiden saat ini adalah adegan-adegan yang dirayakan oleh kekuatan-kekuatan besar global. Bukan sebagai sukses kita. Melainkan mereka. Maka, demokrasi pun --ide yang kita konsumsi habis ini-- dan boleh jadi diragukan bukanlah solusi terbaik bagi negeri belasan ribu pulau ini.</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span>Tampaknya sampai kita pada momen di mana keberanian bangsa ini diuji zaman. Untuk menegaskan sikap, misalnya: memperhitungkan kembali demokrasi (dan hal-hal yang menjadi turunannya) sebagai cara bernegara yang kita pilih. Entah jika kemudian kita harus menggantinya, memilinnya, atau tetap menggunakannya, setidaknya kita akan lebih siap dan sadar dengan apa yang telah dan akan kita perbuat. Sehingga terhindar kita dari halusinasi demokrasi yang ternyata baru menghasilkan "kecerewetan" dan kemunafikan. Tapi, beranikah kita?</span></p></td></tr></tbody></table>catur wajakhttp://www.blogger.com/profile/00248768640334314282noreply@blogger.com0