Selasa, 10 Februari 2009

Poligami Dalam Pandangan Islam

Saat ini, poligami dihujat habis-habisan. Bahkan dulu ada UU yang melarang pegawai negeri berpoligami. Bahkan di Republika, katanya ada rancangan hukum Agama yang melarang poligami.

Seorang suami, dilarang berpoligami. Sementara masyarakat umum membolehkan suami tersebut berselingkuh dan berzinah dengan puluhan bahkan mungkin ratusan wanita atau pelacur selama hidupnya. Ironis bukan?


Pada saat yang sama, kelompok sekuler, justru melindungi, dan mempromosikan perzinahan baik perselingkuhan mau pun pelacuran.

Acara yang mengobral pornografi, kumpul kebo, pelacuran, ditayangkan di mana-mana, sementara kondom dan obat kuat juga dipromosikan secara terbuka.

Istilah “Pelacur” dirubah jadi “Pekerja Seks Komersial”, sehingga para pelacur yang kerjanya cuma (maaf) “mengangkang” dianggap sedang “bekerja.”

Pada satu acara TV, ada satu kisah nyata tentang seorang anak yang bernama Eric yang hidup di Polinesia. Eric tidak pernah tahu siapa ayahnya.

Bahkan “ayahnya” tidak pernah tahu jika ibu Eric hamil, karena “ayah” Eric yang orang Perancis, hanya berzinah dengan pelacur (ibu Eric) ketika singgah di Polinesia, dan segera pergi begitu kapalnya berlayar.

Setiap ada kapal datang, Eric mendekat dan berharap bisa bertemu ayahnya. Tanpa kasih sayang seorang ayah, Eric sempat putus asa dan ingin bunuh diri. Itulah akibat poligami liar/zina!

Ada juga yang karena berzinah, baik dengan wanita biasa atau pelacur, akhirnya ketika hamil, mereka menggugurkan kandungannya dan membunuh janin yang tidak berdosa.

Kehidupan macam itukah yang diinginkan oleh kelompok Sekuler? Seks bebas yang tidak bertanggung-jawab? Bukankah lebih baik jika para pelacur itu menjadi istri ke 2 atau ke 3, ketimbang harus melacur melayani 2-3 pria setiap malam dengan resiko berbagai penyakit kelamin dan AIDS serta anaknya lahir tanpa bapak”

Sesungguhnya Poligami lebih baik daripada berselingkuh atau berzinah dengan pelacur. Poligami itu halal, sementara selingkuh atau pelacuran itu haram:

“Maka kawinilah wanita-wanita yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS An-Nisa: 3)

Ayat di bawah yang sering digunakan dalil untuk menolak poligami juga sebetulnya membolehkan poligami:

“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.: [An Nisaa’:129]

Di ayat di atas Allah menegaskan bahwa manusia tidak akan dapat adil secara sempurna kepada istri-istrinya. Meski demikian bukan berarti melarang poligami, tapi menyuruh manusia agar tidak terlalu condong pada yang dicintai dan membiarkan yang lain terlantar. Adil yang dimaksud adalah adil dalam hal pemberian materi dan giliran.

Jika kita baca Alkitab, kita akan mengetahui bahwa ternyata banyak Nabi mau pun orang biasa yang diurapi (diberkahi) Tuhan melakukan poligami. Daud sampai beristri 100 orang, Salomo 1000 orang, Yakub 4, Abraham selain punya 2 istri (Sarah dan Hagar) juga punya beberapa gundik. Silahkan baca Alkitab: I Raja-Raja 11:1-3, Kejadian 29:28-30, I Tawarikh 14:3, Tawarikh 3:1-9.

Kelompok Islam Liberal yang mengharamkan poligami tidak melihat ayat di atas dan kenyataaan bahwa Nabi Muhammad dan juga nabi-nabi sebelumnya berpoligami.

Dari 4 presiden Indonesia, Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, 3 di antaranya diisyukan punya wanita lain di samping istri pertama (kalau Soekarno jelas punya banyak istri). Presiden AS pun banyak yang punya berhubungan seks selain dengan istri pertamanya, contohnya: Bill Clinton, John F Kennedy, Roosevelt, Thomas Jeffferson, Grover Cleveland, Woodrow Wilson, Warren Harding, Eisenhower (www.who2.com/hailtothesheets.html).

Penyanyi Julio Iglesias mengaku sudah “menggoreng” 2.000 wanita di tempat tidur. Sementara majalah Tempo pernah memberitakan bahwa 1 dari 3 pria pasti punya wanita lain/selingkuh. Itu membuktikan ada pria yang tidak bisa hidup dengan hanya 1 istri, apalagi jika istri tersebut sedang haid, hamil dan melahirkan, atau menopause. Jika poligami syari’ah dilarang, maka mereka akan melakukan poligami liar/zina yang tidak ada tanggung-jawab menyantuni istri dan anak baik lahir mau pun batin.

Sering orang-orang sekuler menolak syariat Islam dengan alasan negara tidak berhak campur tangan dalam masalah agama. Tapi dalam hal poligami, mereka meminta negara melarang poligami. Sebaliknya mereka justru menolak jika negara melarang pelacuran dengan berbagai alasan. Pada RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi mereka menolak pemerintah melarang warganya berciuman di depan umum atau selingkuh dengan alasan itu masalah pribadi. Sekarang justru mereka meminta negara melarang poligami yang juga adalah masalah pribadi. Aneh bukan?

Itulah ciri-ciri orang yang tidak beriman. Mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram.

Di Detik.com disebut bahwa orang yang berpoligami berpotensi menyebarkan penyakit kelamin karena berganti-ganti pasangan. Ini salah besar. Meski seorang suami beristri 4, tapi istrinya kan itu-itu saja. Jika mereka semua bersih ya tidak akan ada penyakit kelamin. Sebaliknya bagi yang menempuh monogami tapi selingkuh dengan berganti-ganti pasangan atau ke tempat pelacuran, justru mereka lebih besar potensi kena penyakit kelamin.

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. “(QS Al-Mukminun: 5)

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman,

“Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS An-Nur: 30)

Pada poligami, seorang pria harus adil kepada semua istrinya. Adil ini tentu dalam batas kemampuan manusia, seperti jatah hari, atau pun pemberian materi. Bukan sesuatu hal yang di luar jangkauan kemampuan manusia.

Suami bertanggung-jawab memenuhi nafkah lahir dan batin serta melindungi semua istrinya, dan juga anak-anaknya.

Pada perselingkuhan mau pun pelacuran, pada dasarnya terjadi hubungan seks antara satu pria dengan banyak wanita seperti pada poligami. Tapi pada perselingkuhan dan pelacuran, tidak ada tanggung-jawab bagi pria mau pun wanita.

Sang pria tidak harus memberi nafkah lahir dan batin, kecuali hanya pada saat kesenangan sesaat.

Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Terkadang sebagian manusia merasa sombong sehingga mengharamkan apa yang Allah halalkan.

“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,[QS Al Fath 48.4]

Ulama besar, Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, dalam bukunya, “Halal dan Haram dalam Islam” menulis: “Islam telah menentukan keperluan perorangan dan masyarakat, dan menentukan ukuran kepentingan dan kemaslahatan manusia seluruhnya. Di antara manusia ada yang ingin mendapat keturunan tetapi sayang isterinya mandul atau sakit sehingga tidak mempunyai anak.

Bukankah suatu kehormatan bagi si isteri dan keutamaan bagi si suami kalau dia kawin lagi dengan seorang wanita tanpa mencerai isteri pertama dengan memenuhi hak-haknya”

Sementara ada juga laki-laki yang mempunyai nafsu seks yang luarbiasa, tetapi isterinya hanya dingin saja atau sakit, atau masa haidhnya (atau kehamilan “ penulis) itu terlalu panjang dan sebagainya, sedang si laki-laki tidak dapat menahan nafsunya lebih banyak

seperti orang perempuan. Apakah dalam situasi seperti itu si laki-laki tersebut tidak boleh kawin dengan perempuan lain yang halal sebagai tempat mencari kawan tidur” Dan ada kalanya jumlah wanita lebih banyak daripada jumlah laki-laki, lebih-lebih karena akibat dari peperangan yang hanya diikuti oleh laki-laki dan pemuda-pemuda. Maka di sini poligami merupakan suatu kemaslahatan buat masyarakat dan perempuan itu sendiri, sehingga dengan demikian mereka akan merupakan manusia yang bergharizah yang tidak hidup sepanjang umur berdiam di rumah, tidak kawin dan tidak dapat melaksanakan hidup berumahtangga yang di dalamnya terdapat suatu ketenteraman, kecintaan, perlindungan, nikmatnya sebagai ibu dan keibuan sesuai pula dengan panggilan fitrah.

Ada tiga kemungkinan yang bakal terjadi sebagai akibat banyaknya laki-laki yang mampu kawin, yaitu:

1. Mungkin orang-orang perempuan itu akan hidup sepanjang umur dalam kepahitan hidup.

2. Mungkin mereka akan melepaskan kendalinya dengan menggunakan obat-obat dan alat-alat kontrasepsi untuk dapat bermain-main dengan laki-laki yang haram.

3. Atau mungkin mereka mau dikawini oleh laki-laki yang sudah beristeri yang kiranya mampu memberi nafkah dan dapat bergaul dengan baik.

Tidak diragukan lagi, bahwa kemungkinan ketiga adalah satu-satunya jalan yang paling bijaksana dan obat mujarrab. Dan inilah hukum yang dipakai oleh Islam, sedang

“Siapakah hukumnya yang lebih baik selain hukum Allah untuk orang-orang yang mau beriman”” (al-Maidah: 50)

Di Bali Post disebut jumlah wanita 2% lebih banyak dari pria (http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/9/27/op1.htm) atau lebih banyak 4,4 juta dari pria. Jika 2 juta wanita termasuk usia nikah, jika poligami dilarang, akan ada 2 juta wanita yang tidak menikah.

Dari sisi ekonomi mungkin wanita tersebut bisa memenuhi dengan bekerja. Tapi bagaimana dari sisi kebutuhan biologis? Jika poligami diharamkan, untuk memenuhi kebutuhan seksnya mereka akan jadi pelacur, simpanan, atau istri ke 2. Berapa banyak wanita yang dibunuh karena meminta dinikahi sementara si pria sudah punya istri? Berapa banyak bayi digugurkan karena anak lahir di luar nikah (contohnya kasus YZ dan ME saat ini)? Berapa banyak istri ke 2 yang harus dicerai karena monogami yang dipaksakan (contoh pasangan pengacara dan artis terkenal)? Berapa banyak anak yang lahir tanpa bapak untuk mengasuh dan menafkahinya?

Jadi jangan hanya memperhatikan “hak” istri pertama. Tapi juga perhatikan hak istri kedua dan anak-anaknya. Apalagi banyak pasangan poligami, ternyata istri pertama rela bahkan ada yang justru mencarikan wanita untuk jadi istri ke-2, ke-3, atau ke-4 bagi suaminya. Sebagai contoh jika istri Aa Gym, teteh Nini rela dan istri kedua rela, kenapa yang lain harus ribut?

Boleh jadi istri Aa Gym justru lebih berbahagia dari kebanyakan pasangan monogami yang gagal dan cerai seperti Reza, Enno, dan sebagainya.

Memang ada pelaku poligami yang tidak mengerti ilmu pernikahan misalnya tidak memberi nafkah lahir dan batin kepada salah satu istri. Padahal memberi nafkah itu wajib. Allah juga mengancam bahwa pelaku poligami yang tidak adil di hari kiamat nanti akan berjalan dengan kepala yang miring.

Dalam Islam, poligami harus dilakukan dengan adil dan baik. Semua istri harus dinafkahi dengan baik dan adil. Allah tidak mungkin membolehkan poligami jika manusia memang tidak bisa melakukannya.

Inilah sistem poligami yang banyak ditentang oleh orang-orang Kristen Barat yang dijadikan alat untuk menyerang kaum Muslimin, di mana mereka sendiri membenarkan laki-lakinya untuk bermain dengan perempuan-perempuan cabul, tanpa suatu ikatan dan perhitungan, betapapun tidak dibenarkan oleh undang-undang dan moral. Poligami liar dan tidak bermoral ini akan menimbulkan perempuan dan keluarga yang liar dan tidak bermoral juga. Kalau begitu manakah dua golongan tersebut yang lebih kukuh dan lebih baik?“

Perbandingan Agama Yahudi, Kristen, dan Islam

Agama Samawi ada 3, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Saya akan coba membandingkan ketiga agama ini dengan memakai referensi dari Al Qur’an, Alkitab, dan juga beberapa ensiklopedi yang ada.

Ketiga agama ini mempunyai beberapa kesamaan seperti percaya Adam adalah manusia pertama dan nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang Nabi, dan kitab suci Taurat sebagai wahyu Allah. Meski demikian ada juga perbedaan yang beberapa di antaranya sangat mendasar.

Yahudi adalah agama tribal/kesukuan yang hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi. Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar dari suku Yahudi. Oleh karena itu jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14 juta pemeluknya di seluruh dunia. Sementara agama Kristen dan Islam karena disebarkan ke seluruh manusia dipeluk oleh milyaran pengikutnya.

Ketuhanan

Yahudi dan Islam menganggap Tuhan itu Satu. Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang merupakan bentuk ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Ada pun Tuhan dalam Islam disebut Allah yang merupakan bentuk tunggal dan tertentu dari Ilah (Sembahan/Tuhan). Dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas dijelaskan tentang keEsaan Tuhan:

Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,

dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:1-4]

Sebetulnya dalam Alkitab keEsaan Tuhan juga dijelaskan dalam 10 Perintah Tuhan yang ada di Exodus 20:

Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:

“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. [Exodus 20:1-3]

Tapi meski dalam Yahudi dan juga Islam Tuhan itu adalah Satu termasuk zatNya, namun dalam agama Kristen ada doktrin Trinitas yang menyatakan bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum (person) yaitu Bapak, Anak, dan Roh Kudus yang diformulasikan pada abad ke 4 M oleh Saint Augustine. Dalam konsep Trinitas disebut Satu itu Tiga dan Tiga itu Satu. Trinitas/Triniti/Tritunggal terdiri dari 2 kata: Tri artinya Tiga dan Unity artinya Satu.

Berbeda dengan Al Qur’an surat Al Ikhlas yang menyatakan Tuhan tidak beranak atau diperanakkan (berbapak) di Alkitab disebut:

Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta” [2 Corinthian 11:31]

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan [2 Corinthian 1:3]

Di ayat di atas jelas disebut Allah adalah Bapa dari Tuhan Yesus. Sebaliknya dalam Islam diajarkan Monoteisme yang mutlak/Tauhid bahwa Allah itu satu dan tidak punya anak atau pun sekutu:

“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa:111]

Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan sekutu.

“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” [Al Mu’minuun]

Masalah Isa/Yesus

Kaum Yahudi tidak mengakui Yesus baik sebagai Tuhan atau pun sebagai Rasul. Bahkan mereka berusaha membunuh Yesus karena dianggap menyesatkan banyak orang.

Sebaliknya kaum Kristen menganggap Yesus adalah Tuhan:

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian [2 Corinthian 13:14]

Islam menganggap Yesus bukan Tuhan, tapi hanya manusia biasa yang diangkat menjadi Nabi:

”Dan ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” [Al Maa’idah:116]

Menurut Islam Isa adalah Nabi yang menyeru manusia kepada Tauhid, yaitu menyembah hanya Satu Tuhan:

”Aku (Isa) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” [Al Maa’idah:117]

Masalah Orang Tua Isa/Yesus

Sebagaimana ayat-ayat Alkitab di atas, agama Kristen menganggap bahwa Yesus adalah anak Tuhan / Anak Allah.

Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.[Markus 1:1]

Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya [Lukas 1:32]

Meski demikian, pada Injil Matius 1:16-18 disebut bahwa Bapak Yesus adalah Yusuf meski Yesus lahir dari Perawan Maria sebelum menikah dengan Yusuf:

Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. [Matius 1:16-18]

Silsilah Yesus akhirnya mengikuti silsilah Yusuf. Bukan Maria.

Di ayat lain dijelaskan Yesus anak Daud, anak Abraham:

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. [Matius 1:1]

Yesus Anak Manusia:

Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” [Matius 12:8]

Menurut Islam, Yesus adalah anak Maria / Maryam. Bukan anak Tuhan atau Yusuf:

“Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan seperti manusia lainnya. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling. [Al Maa’idah:75]

Kekuasaan Allah

Di Alkitab, Genesis 32:25-28 disebutkan Yakub berkelahi melawan Allah sejak malam hingga fajar menyingsing. Karena Allah tak dapat mengalahkan Yakub, maka Allah memukul sendi pangkal paha Yakub dan berkata bahwa Yakub telah melawan Allah dan Manusia dan Yakub menang. Adakah ini artinya Allah kalah melawan Yakub?:

Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.

Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.

Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”

Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.”

Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” [Genesis 32:24-28]

Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Tuhan Yesus ditangkap, diludahi, dan dipukul oleh manusia:

27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.

28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.

29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: “Salam, hai Raja orang Yahudi!”

30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.

31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.[Matius 27:27-31]

Dalam Islam disebut bahwa jangankan seorang Yakub. Seluruh manusia pun Allah yang Maha Kuasa dapat memusnahkan dengan mudah!

“Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” [Faathir:16-17]

“Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain. “ [Al An’aam:133]

Kemandirian Tuhan

Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Yesus mengeluh dengan suara nyaring: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?:

Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? [Matius 27:46]

Dalam Al Qur’an dijelaskan Allah bukanlah orang yang hina yang perlu penolong:

Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. “ [Al Israa’:111]

Sifat Maha Tahu Tuhan

Dalam Alkitab, Injil Markus 11:12-13 diceritakan Tuhan Yesus yang merasa lapar ternyata tidak tahu kalau pohon Ara tidak berbuah karena memang bukan musimnya:

11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. 13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. [Markus 11:12-13]

Dalam Islam, disebut bahwa Allah itu Maha Tahu. Bahkan tak ada sehelai daun pun yang jatuh ke bumi tanpa diketahuiNya:

“Dan pada sisi Allah-lah kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam:59]

Tidurkah Tuhan?

Dalam Injil Matius 8:24 diceritakan Yesus tidur:

Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. [Matius 8:24]

Menurut Islam, Tuhan Maha Kuasa. Tidak pernah mengantuk dan juga tidak pernah tidur:

“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al Baqarah:255]

Larangan Membuat Patung

Dalam 10 Perintah Tuhan di Exodus 20:4-5 Allah melarang manusia membuat patung apa pun:

20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku [Exodus 20:4-5]

Namun saat ini ummat Kristen membuat banyak patung Yesus dan Bunda Maria yang ditaruh di berbagai tempat terutama di Gereja.

Dalam Islam dilarang membuat patung apalagi menaruhnya di tempat ibadah.

Aisyah r.a. berkata, “Ketika Nabi sakit, ada sebagian di antara istri beliau menyebut-nyebut perihal gereja yang pernah mereka lihat di negeri Habasyah yang diberi nama gereja Mariyah. Ummu Salamah dan Ummu Habibah pernah datang ke negeri Habasyah. Kemudian mereka menceritakan keindahannya dan beberapa patung yang ada di gereja itu. Setelah mendengar uraian itu, beliau mengangkat kepalanya, lalu bersabda, “Sesungguhnya mereka itu, jika ada orang yang saleh di antara mereka meninggal dunia, mereka mendirikan tempat ibadah di atas kuburnya. Lalu, mereka membuat berbagai patung di dalam tempat ibadah itu. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.” [HR Bukhari]

Kitab Suci

Kitab Suci Yahudi meski juga dikutip sebagai Perjanjian Lama oleh kaum Kristen tetap ada beberapa perbedaan mendasar. Selain itu bahasa Kitab Suci Yahudi sebagian besar bahasa Ibrani dengan sedikit Aramaic. Sementara Perjanjian Lama Kristen dalam bahasa Yunani kuno. Ada tambahan 7 buku yang aslinya dalam bahasa Yunani di Perjanjian Lama Kristen.

Ada pun Injil yang resmi ada 4 versi yang berbeda. Masing-masing ditulis oleh Markus, Mathius, Lukas, dan Yohanes. Penulisan dilakukan sekitar tahun 70 hingga 100 Masehi sekitar 40 tahun setelah Yesus wafat (diperkirakan tahun 29 M).

Sebagai contoh Lukas menulis Injil yang ditujukan kepada seseorang yang disebut Teofilus:

1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, 2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, 4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. [Lukas 1:1-4]

Lukas kadang hanya mengira-ngira seperti Yesus umurnya kira-kira 30 tahun ketika memulai pekerjaanNya serta memakai kata “Anggapan Orang”:

Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, [Lukas 3:23]

Jika bahasa Yesus adalah bahasa Aramaic, bahasa Perjanjian Baru aslinya adalah bahasa Yunani.

Sebaliknya Al Qur’an hanya ada satu versi yang dihafal oleh banyak orang dan masih murni dalam bahasa Arab sesuai bahasa Nabi Muhammad. Kalau bukan dalam bahasa Arab itu tak lebih dari terjemahan saja. Bukan Al Qur’an:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Quran pada malam kemuliaan” [Al Qadr:1]

“Kitab[ Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]

Al Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad. Oleh Nabi Muhammad disampaikan ke pengikutnya. Para pengikutnya ada yang menghafal, ada pula yang menulis di berbagai media (daun, tulang, kulit kambing/onta, dsb). Oleh pengikutnya Abu Bakar kemudian Al Qur’an dijadikan satu. Kemudian oleh sahabat Nabi Usman dijadikan satu buku berikut diberi tanda tulisan (panjang pendek, dsb) sehingga pengucapannya sesuai dengan aturan Bahasa Arab yang standar.

Kewajiban Sunat Bagi Pria

Dalam ajaran Yahudi dan Islam, sunat bagi pria diwajibkan. Ini sejalan dengan Alkitab:

GEN 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; 11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. 12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.

14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.” [Genesis 17:10-14]

Orang yang tidak bersunat sama dengan najis (Isaiah) karena air kencingnya tetap tersimpan di sela-sela kulit kemaluan:

IS 52:1 Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatanmu seperti pakaian, hai Sion! Kenakanlah pakaian kehormatanmu, hai Yerusalem, kota yang kudus! Sebab tidak seorangpun yang tak bersunat atau yang najis akan masuk lagi ke dalammu.

Namun orang-orang Kristen tidak melakukan itu karena menurut Paulus dalam Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan (Meski di Genesis 17:10 dinyatakan itu perjanjian yang kekal):

ROM 2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. 26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?

27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat. 28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.

29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

3:1 Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? [Roman 2:25-29 – 3:1]

Larangan Memakan Daging Babi

Dalam ajaran Yahudi dan Islam diharamkan memakan daging babi. Ini sesuai dengan Alkitab Levi dan Deuteronomy 14:8:

LEV 11:7 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. 8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. [Levi 11:7-8]

Dalam Al Qur’an juga dilarang:

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah” [Al Baqarah:173]

Tapi saat ini babi adalah makanan yang umum di kalangan Kristen.

Dosa Asal / Warisan

Dalam Kristen dikenal doktrin Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin). Karena Adam telah berdosa memakan buah terlarang, maka semua manusia keturunannya turut berdosa. Untuk itulah Yesus turun guna menebus dosa manusia.

Dalam Exodus 20:5 dijelaskan Allah membalas kesalahan Bapa hingga kepada keturunannya:

“Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku” [Exodus 20:5]

Dalam Islam, setiap orang hanya memikul dosa masing-masing:

“Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…” [Al An’aam:164]

Fitnah atas Nabi Luth (Lot)

Dalam Alkitab, Genesis 19:30-38 diceritakan bahwa Nabi Luth (Lot) berzinah dengan kedua anak kandungnya (Incest) sehingga punya anak dari mereka:

GEN 19:30 Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya.

31 Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi.32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”

33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.

34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”

35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.

36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. 37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. 38 Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.” [Genesis 19:30-38]

Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Luth adalah benar-benar seorang Rasul yang bersih dari perbuatan dosa seperti meminum anggur atau pun berzinah dengan putrinya sendiri:

Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul.” [Ash Shaaffaat:133]

Di Al Qur’an dijelaskan Allah melebihkan derajad Nabi Luth di atas ummat manusia. Jadi kalau manusia biasa mayoritas tidak berzinah dengan anak kandungnya, apalagi seorang Nabi seperti Nabi Luth:

“dan Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)” [Al An’aam:86]

Fitnah atas Daud

Dalam Alkitab 2 Samuel 11:2-17 diceritakan bahwa Daud (yang di Matius 1:1 disebut Bapak Moyang Yesus) berzinah dengan istri Uria, Batsyeba. Setelah itu Daud memerintahkan Yoab agar menempatkan Uria di baris depan pertempuran kemudian mundur meninggalkan Uria agar terbunuh oleh musuh:

2SAM 11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.

3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.”

4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.” [2 Samuel 11:2-4]

Di Alkitab 2 Samuel 13:11-14 juga diceritakan bahwa anak Daud, Amnon memperkosa adik kandungnya sendiri Tamar:

2SAM 13:11 Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: “Marilah tidur dengan aku, adikku.”

12 Tetapi gadis itu berkata kepadanya: “Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu.

13 Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu.”

14 Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia.” [2 Samuel 13:11-14]

Dalam Al Qur’an fitnah atas Nabi Daud itu dibantah:

“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” [Al Maa’idah:78]

Pelarangan Zina

Dalam menceritakan kisah perzinahan atau pelarangan zina, Alkitab menjelaskannya secara rinci:

EZEK 23:1 Datanglah firman TUHAN kepadaku:

2 “Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu.

3 Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang.

4 Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya dan mereka melahirkan anak-anak lelaki dan perempuan. Mengenai nama-nama mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yerusalem.

5 Dan Ohola berzinah, sedang ia Aku punya. Ia sangat berahi kepada kekasih-kekasihnya, kepada orang Asyur, pahlawan-pahlawan perang, 6 berpakaian kain ungu tua, bupati-bupati dan penguasa-penguasa, semuanya pemuda yang ganteng, pasukan kuda.

7 Ia melakukan persundalannya dengan mereka, semuanya orang Asyur pilihan; ia menajiskan dirinya dengan semua orang, kepada siapa ia berahi dan dengan berhala-berhalanya.

8 Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya.

9 Oleh sebab itu Aku menyerahkan dia ke dalam tangan kekasih-kekasihnya, dalam tangan orang Asyur, kepada siapa ia berahi.

10 Mereka menyingkapkan auratnya, anak-anaknya lelaki dan perempuan ditangkap dan ia sendiri dibunuh dengan pedang. Dengan demikian namanya dipercakapkan di antara kaum perempuan sebab hukuman telah dijatuhkan atasnya.

11 Walaupun hal itu dilihat oleh adiknya, Oholiba, ia lebih berahi lagi dan persundalannya melebihi lagi dari kakaknya. 12 Ia berahi kepada orang Asyur, kepada bupati-bupati dan penguasa-penguasan kepada pahlawan-pahlawan perang yang pakaiannya sangat sempurna, kepada pasukan kuda, semuanya pemuda yang ganteng.

13 Aku melihat bahwa ia menajiskan diri; kelakuan mereka berdua adalah sama.

14 Bahkan, ia menambah persundalannya lagi: ia melihat laki-laki yang terukir pada dinding, gambar orang-orang Kasdim, diukir dalam warna linggam, 15 pinggangnya diikat dengan ikat pinggang, kepalanya memakai serban yang berjuntai, semuanya kelihatan seperti perwira, yang menyerupai orang Babel dari Kasdim, tanah kelahiran mereka.

16 Segera sesudah kelihatan oleh matanya ia berahi kepada mereka dan mengirim suruhan kepada mereka ke tanah Kasdim.

17 Maka orang Babel datang kepadanya menikmati tempat tidur percintaan dan menajiskan dia dengan persundalan mereka; sesudah ia menjadi najis oleh mereka, ia meronta dari mereka.

18 Oleh karena ia melakukan persundalannya dengan terang-terangan dan memperlihatkan sendiri auratnya, maka Aku menjauhkan diri karena jijik dari padanya, seperti Aku menjauhkan diri dari adiknya.

19 Ia melakukan lebih banyak lagi persundalannya sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal di tanah Mesir. 20 Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda.

21 Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu. [Ezekiel 23:1-21]

Dalam Kidung Agung (Song) gairah seks digambarkan sebagai berikut:

SONG 7:2 Pusarmu seperti cawan yang bulat, yang tak kekurangan anggur campur. Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung.

3 Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang. 4 Lehermu bagaikan menara gading, matamu bagaikan telaga di Hesybon, dekat pintu gerbang Batrabim; hidungmu seperti menara di gunung Libanon, yang menghadap ke kota Damsyik.

5 Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya. 6 Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi.

7 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya. 8 Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.” [Kidung Agung 7:2-8]

Dalam Islam larangan zina dinyatakan secara singkat dengan tidak menimbulkan birahi bagi pembacanya sehingga mereka tidak berkeinginan untuk bersetubuh dengan istrinya, berzina dengan pacarnya, atau melakukan onani:

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]

Bahkan izin bersetubuh di malam bulan puasa pun disampaikan dengan cara yang tidak vulgar:

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” [Al Baqarah:187]

Hukum Qishash

Dalam Perjanjian Lama, Exodus 21:11-22:19 dijelaskan tentang Hukum Qishash yaitu hukuman mati untuk pembunuh, mata ganti mata, gigi ganti gigi:

“Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati.” [Exodus 21:12]

EX 21:24 mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, 25 lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.” [Exodus 21:24-25]

Namun pada Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan dan orang Kristen tidak mengikuti aturan itu lagi.

Dalam Al Qur’an hukum Qishash kembali ditegakkan:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita…” [Al Baqarah:178]

Hukum Qishash diberlakukan agar orang berpikir panjang sebelum membunuh orang lain. Seandainya dia membunuh orang, maka dia dihukum mati sehingga tidak bisa membunuh lagi. Dengan cara itu dunia jadi lebih aman bagi orang-orang yang tidak berdosa (bukan pembunuh):

“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” [Al Baqarah:179]

Ular atau Iblis yang Menipu Adam dan Hawa?

Dalam Alkitab Genesis 3:1-19 diceritakan bahwa Ular adalah binatang paling cerdik yang bisa bicara sehingga bisa menipu manusia: Adam dan Hawa:

GEN 3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”

2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.” [Genesis 3:1-6]

GEN 3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”

14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.” [Genesis 3:13-14]

Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa yang menggoda Adam dan Hawa adalah Setan/Iblis:

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu] dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”[Al Baqarah:36]

Jika dalam ajaran Kristen Adam dan Hawa tetap berdosa dan dosanya diturunkan kepada manusia sebagai Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin), dalam Islam disebut setelah Adam dan Hawa minta ampun dan bertobat, Allah segera mengampuni mereka dan tidak ada dosa warisan yang diturunkan kepada anak cucu mereka:

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Baqarah:37]

Ummat Yahudi menganggap mereka adalah bangsa pilihan. Ummat Kristen beranggapan tidak ada keselamatan bagi orang yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan sehingga mereka mengirimkan banyak misionaris/penginjil untuk “menggarami” / mengkristenkan penduduk dunia. Islam sendiri menyatakan hanya Islam agama yang diridhai Allah:

“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam.” [Ali ‘Imran:19]

“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima agama itu, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran:85]

Itulah beberapa perbedaan antara agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Meski masih banyak lagi perbedaannya, namun ummat Islam dianjurkan untuk berhubungan sosial dengan baik selama mereka tidak menyerang/memusuhi ummat Islam. Meski dalam agama tak ada paksaan dalam beragama, namun ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan masalah aqidah/agama. Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Demikian ajaran agama kita.

Rujukan:Al Qur’an, Alkitab, MS Encarta, Wikipedia

Hilangnya Gadis-gadis karena Aliran Sesat Al Qur’an Suci

Aliran Al Qur’an suci sesat karena tidak mengakui hadits sebagai pedoman atau ingkar sunnah / hadits. Sebetulnya selain ingkar sunnah aliran ini juga sesat karena ingkar Al Qur’an dengan mengajarkan perzinahan padahal Allah melarangnya:

”Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]

Banyak gadis-gadis yang menghilang dari keluarganya karena berkumpul bersama dan berzinah bersama kelompok Aliran Al Qur’an Suci.

Cara merekrutnya misalnya dengan mengajak ikut pengajian kepada perempuan yang sholat di masjid-masjid.

Untuk menghindari hal ini sebaiknya jika ada orang tak dikenal mengajak ikut pengajian, berhati-hatilah. Ikutilah pengajian yang memang sudah dikenal baik sejak lama seperti pengajian At Tahiriyah, DDII (Dewan Dakwah), Asy Syafi’iyah, Muhammadiyyah, majelis Az Zikro Arifin Ilham, dsb. Jangan mengikuti orang yang belum kita kenal.

Polisi dengan menghilangnya banyak gadis karena aliran Al Qur’an suci hendaknya segera bertindak dan mencari pimpinan kelompok Al Qur’an suci agar tidak meresahkan masyarakat.

Mahasiswi Hilang Misterius, Diduga Ikut Aliran Sesat

Antara. Karawang (ANTARA News) - Sejak 9 September 2007 lalu, mahasiswi D-III Politeknik Pajajaran “Insan Cinta Bangsa” Bandung, Semester III, Achriyanie Yulvie (19), warga Perumnas Bumi Telukjambe Blok T Nomor 536 RT 06/11, Kabupaten Karawang, Jabar, tidak diketahui keberadaannya, setelah ikut pengajian “al-Qur`an Suci” di Bandung.

Menurut keterangan yang dihimpun ANTARA, pengajian “al-Qur`an Suci” disinyalir aliran sesat, karena mengajarkan manusia hanya berpedoman kepada al-Qur`an, tanpa hadits.

Akibat hal tersebut, Suprapto dan Tati mengaku sangat sedih karena merasa kehilangan anak pertamanya. Sementara adik Yulvie, Anggi Kartika (16) dan Indira Aulia (10), kata Suprapto, selalu menanyakan Yulvie yang pada awalnya sangat dekat dengan kedua adiknya itu.

“Saya bingung harus bagaimana dan mencari ke mana? Saya sudah melapor ke kantor polisi di Bandung (Kiara Condong), sampai sekarang tidak ada kabar. Kepada orang pintar juga saya sudah melaporkan kejadian ini, tetap tidak ada kabar. Saya bingung. Ibunya Yulvie dan kedua adiknya juga selalu menangis kalau mengingat Yulvie,” katanya.

Sesuai dengan kabar dari salah seorang teman Yulvie, Serly (19), kata Suprapto, anak kesayangannya itu ikut pengajian “al-Qur`an Suci” karena diajak oleh seorang perempuan tak dikenal di sebuah masjid di Kota Bandung.

http://www.antara.co.id/arc/2007/10/5/mahasiswi-hilang-misterius-diduga-ikut-aliran-sesat/

Polres Cirebon Deteksi Aliran Qur’an Suci

Jumat, 26 Oktober 2007 10:03

Cirebon, NU Online

Jajaran Polres Cirebon melakukan deteksi dini atas penyebaran ajaran sesat yang menamakan diri Al Quran Suci menyusul laporan hilangnya Tuffatul Maulidia (20), mahasiswi Akademi Analis Kesehatan “An Naser” Kaliwadas, Kab Cirebon, yang diduga ikut “hijrah” bersama aliran itu.

http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=10566

Aliran Sesat di Indonesia, Mengapa Semakin Merajalela?

AnTV. Jakarta, 28 Oktober 2007 – Aliran sesat atau aliran yang dianggap menyimpang saat ini semakin merajalela. Sebut saja aliran Ahmadiyah, Salamullah, Isa Bugis, Baha’i, Al Qur’an Suci dan yang baru-baru ini merebak Al Qidayah Al Islamiyah.

Ahmadiyah misalnya – yang mulai populer di indonesia pada tahun 2000-an, dianggap sesat karena mengakui keberadaan nabi lain yaitu Mirza Ghulam Ahmad yang berasal dari India, setelah Nabi Muhammad SAW. Meskipun tidak mengeluarkan syariat-syariat baru namun keresahan warga menyebabkan sejumlah basis Ahmadiyah di Kuningan – Jawa Barat dan Lombok – NTB dihancurkan massa.

Lalu kita juga mengenal aliran Salamullah, yang menghimpun semua agama dan dipopulerkan oleh Lia Aminuddin. Lia yang mengaku sebagai Imam Mahdi dan jelmaan roh Mariam juga mengeluarkan kitab suci yang dinamakan Ruhul Kudus. Putusan pengadilan membuat Lia kini mendekam di LP Pondok Bambu Jakarta.

Pertengahan tahun ini muncul aliran baru yaitu aliran Al Qur’an Suci di Bandung – Jawa Barat yang selain menafikan perlunya wudhu ketika beribadah sholat atau menghalalkan perzinahan, juga tidak mengakui keberadaan hadis. Seorang intelektual muda Bandung yang mantan pengikut aliran Al Qur’an Suci membagi pengalamannya

http://www.an.tv/s/?sid=4&newsid=7560